Share

Bab 16

Netra gelap Ansel terlihat semakin kelam laksana lubang hitam yang siap mengisap segala sesuatu yang mendekatinya, apalagi menyinggungnya.

Chin Hwa bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati sofa. “Sebaiknya Anda duduk dulu,” ujar Chin Hwa. “Dan ceritakan apa yang sesungguhnya terjadi!”

Ansel menyelisik ekspresi Chin Hwa dengan tatapan tajamnya. Lelaki itu tampak tenang, seakan dia sungguh-sungguh tidak mengetahui keberadaan Qeiza. Ansel pun tidak bisa bersikeras dengan prasangkanya.

“Tidak usah,” tolak Ansel.

Dia langsung balik badan dan meninggalkan ruangan Chin Hwa tanpa mengucapkan permintaan maaf. Gurat kekecewaan melebur bersama kemarahan pada wajah tampannya.

Chin Hwa menatap punggung Ansel yang semakin menjauh dengan pandangan dingin dan dalam.

***

Xander menggerakkan kepalanya ke segala arah. Meregangkan otot lehernya yang terasa kaku.

“Aku butuh secangkir kopi,” gumamnya seraya bangkit dari kursi putarnya.

Namun, baru saja selangkah dia meninggalkan kursi kebesarannya itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fleun Toen CheJhe
ini paris or korsel sih ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status