Share

Bab 41

Tak ada yang benar-benar mampu menyembunyikan sebuah kebohongan.

***

“Sial! Aku kehilangan jejak!”

Ansel mengumpat kesal dan membanting punggungnya ke sandaran kursi putarnya. Kedua tangan bersatu membentuk tinju penuh geram.

Kalau saja tidak terjadi kecelakaan fatal di depan matanya, dia pasti sudah berhasil menyusul Qeiza. Untung saja rem mobilnya sangat pakem sehingga tidak terjadi kecelakaan beruntun.

“Ck, ck, ck! Pagi-pagi menghilang dari kantor, pulang-pulang seperti jenderal kalah perang,” cemooh Xander, mengenyakkan pantat di atas sofa.

Dari meja kerjanya, dia dapat melihat dengan sangat jelas ketika Ansel melintas di depan ruangannya dengan wajah merah padam. Makanya dia buru-buru membuntuti Ansel.

“Ada apa?” tanyanya. “Buruanmu kabur lagi?”

Ansel menatap tajam pada Xander. Netra gelapnya semakin kelam. Seberkas kilatan putih pada iris matanya seperti kilau samurai yang siap mencincang tubuh Xander.

“Kau pikir itu lucu?!”

“Astaga! Aku hanya bertanya,” ujar Xander. “Kau makin s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status