Home / Romansa / My Obsessive Lecturer (ID) / Bab 4. Sex Trap (21+)

Share

Bab 4. Sex Trap (21+)

last update Last Updated: 2023-02-10 14:54:51

Tak lama kemudian, Alberto dan Vega tiba di depan pintu ruangan Vega. Vega langsung membuka ruangan tersebut. Setelah itu, Vega langsung masuk ke ruangan tersebut dan Alberto mengikutinya dari belakang.

Alberto melihat di baris paling depan terdapat meja dan kursi untuk Vega. Di sebelah meja dan kursi tersebut terdapat papan tulis putih dengan proyektor yang menghadap ke arah papan tulis tersebut. Meja dan kursi Vega menghadap ke empat puluh kursi yang terletak di hadapannya. Empat puluh kursi tersebut terbagi menjadi empat baris di mana masing-masing baris terdapat sepuluh kursi.

Di belakang kursi tersebut terdapat tempat yang sangat luas dan dua lemari di pojok ruangan tersebut.

Lalu, Alberto menaruh buku-buku itu di atas meja Vega. Sementara, Vega berjalan ke pintu dan mengunci pintu itu. Alberto mendengar suara pintu dikunci. Hal itu yang membuat Alberto langsung melihat ke arah suara.

“Pintunya dikunci, Vega?” Alberto mengernyitkan dahi karena ia bingung dan tidak percaya Vega akan mengunci pintu.

“Ya.” Vega langsung memasukkan kuncinya ke saku roknya. Lalu, Vega berjalan ke arah Alberto dengan langkahnya yang sexy dan menatap Alberto dengan liar.

“Kenapa?” Alberto masih mengernyitkan dahinya karena ia merasa tingkah Vega sangat aneh. Saat di dekat Alberto, Vega langsung menyentuh bagian-bagian Alberto yang sensitif dan titik-titik Alberto yang sensitif dengan jari jemarinya.

“Kamu ingin main dewasa denganku, kan? Aku yakin, kamu sangat merindukan sentuhan-sentuhanku.” Setelah itu, Vega mengangkat leher Alberto yang membuat Alberto menatap tatapan liar Vega.

“Nggak. Maaf! Aku nggak merindukan main dewasa denganmu.” Alberto langsung menolak ajakan Vega dengan tegas.

“Oh! Ayolah! Ayo main dewasa di ruangan ini! Aku yakin kita akan menikmati dan merasakan momen indah bersama lagi.” Vega mengajak Alberto untuk bermain lagi sembari Vega berjalan mengelilingi Alberto dan menyentuh titik-titik sensitif di tubuh Alberto yang membuat Alberto semakin terangsang.

“Nggak, aku tidak bisa. Maf!" Alberto langsung menolak ajakan Vega dengan tegas.

“Oh. Ayolah kita buat momen dewasa yang indah lagi!” Vega memohon kepada Alberto untuk bermain dengannya lagi sementara ia melepas pakaiannya dengan cepat.

“Tidak akan ada yang melihat kita. Jadi, kenapa kamu harus menolak untuk main dewasa dengan aku, sih?” Vega merasa bingung dengan Alberto yang menolak ajakannya sembari ia menggesek-gesekkan bolanya ke bola Alberto.

“Cobalah sedikit saja! Aku yakin, kamu pasti menyukainya. Kamu tahu, kan, aku yang terbaik di ranjang?” ajak Vega sambil sesekali mengecup tubuh Alberto.

“Aku punya pacar, Vega. Lorena itu pacarku.” Alberto mencoba menolak dengan nafasnya yang tidak teratur karena ia sudah mulai terangsang dan merasakan puncak kenikmatan.

“Tetapi, apa dia memuaskanmu?”

“Ya.” Alberto berbohong kepada Vega. Padahal, Alberto dan Lorena jarang sekali bermain dewasa dikarenakan Lorena sibuk. Lorena sering menolak ajakan Alberto untuk bermain dewasa, karena Lorena sibuk dengan tugas-tugasnya.

Vega langsung memutar kedua bola matanya, karena ia tahu Alberto berbohong. Ia tahu bahwa, Alberto sangat ingin bermain dengan Lorena tapi Lorena jarang bermain dengan Alberto karena hal itu jelas terlihat dari tubuh Alberto.

“Aku tahu, kamu sudah lama tidak main dengannya. Kamu sangat ingin bermain, tapi ia menolak untuk bermain denganmu.” Vega langsung memeluk Alberto dari belakang dan menyusuri bagian tubuh sensitif yang terletak di depan hingga tangan Vega sampai ke pisang Alberto. Vega langsung memainkan pisang tersebut dengan sesuka hatinya.

“Tidak. Aku ...” ucap Alberto dengan nafasnya yang tidak beraturan.

Vega langsung tertawa. “Aku ini dokter. Jadi, jangan mencoba untuk membohongiku! Aku tahu semuanya. Semua tampak jelas di mataku.”

“Jadi, daripada hasratmu tidak tersalurkan, lebih baik kamu bermain denganku sebentar. Aku tahu, kamu mencoba untuk menahan hasratmu agar kamu tidak berkencan denganku karena kamu ingin menjaga perasaan Lorena dan kamu masih mencintai Lorena. Tetapi, menjaga hasrat itu sangat berat dan aku tahu kamu sudah lama menahan hasratmu itu. Aku tahu, hasratmu tidak akan tertahankan sebentar lagi.” Tidak lama kemudian, keluar air dari pisang Alberto.

“Ayolah!” ajak Vega.

Lalu, Alberto membuka bajunya yang memperlihatkan badannya. Setelahnya, ia menaruh bajunya dan celananya di atas kursi kosong. Vega langsung menjulurkan lidahnya karena ia tidak tahan untuk menjilati tubuh Alberto. “Kelas selanjutnya masih lama. Kita bisa bermain dewasa dalam waktu yang lama.”

Kemudian, mereka berjalan ke karpet. Lalu, mereka menggelar karpet di ruangan yang kosong dan tidur di atas karpet tersebut. Lalu, mereka berciuman dengan lembut. Kemudian, Alberto menggigit bibir Vega sementara tangan Vega memainkan thongnya dan tangan Alberto memainkan buah persiknya.

Kemudian, Vega berada di atas. Dia menjilat tubuh Alberto dan memasukkan thong ke dalam lubang. Alberto dan Vega mulai merasakan puncak kenikmatan. Alberto pusing. Kepalanya terasa berat. Ia merasa sangat kecanduan dengan Alberto.

"Apa kamu menyukainya, Sayang?" tanya Vega.

"Ya, Sayang! Aku menyukainya. Aku merasa terbang. Memang, kamu yang terbaik di ranjang, Sayang.”

“Jadi, ayolah, putus dengan Lorena! Aku ingin menjadi pacarmu lagi, Alberto.” Vega memohon.

"Maaf, Vega. Aku nggak bisa. Aku mencintainya." Alberto menolak permintaan Vega.

"Ah! Baiklah, kalau begitu. Aku akan meninggalkanmu. Sekarang, lanjutkan sendiri! Aku nggak ingin berhubungan seks denganmu lagi, Alberto. Kamu lebih memilih Lorena daripada aku.” Vega merasa kesal karena Alberto menolak permintaannya. Vega langsung berjalan ke kursi. Alberto langsung berdiri dan mengejar Vega.

“Vega, jangan marah! Ayo lanjutkan permainan ini!” Alberto memohon agar Vega tidak marah dan melanjutkan permainan tersebut.

“Tentu saja, aku marah! Kamu lebih memilih dia dibandingkan aku. Kamu tidak mau memutuskan hubungan dengan dia untuk aku. Memang apa kelebihan dia? Aku jauh lebih baik daripada dia!” marah Vega.

“Vega, ayo jangan marah! Mari kita lanjutkan permainan ini!” pinta Alberto.

“Aku mau asal kamu memutuskan Lorena.” Vega menyebutkan sarannya.

“Oke. Aku akan putuskan dia, Vega,” ucap Alberto.

“Janji?”

“Ya.” Alberto menganggukkan kepalanya.

“Kalau kamu berbohong, aku tidak akan bermain dewasa denganmu lagi atau aku akan membiarkanmu kelaparan seperti ini!” ancam Vega.

“Ya, Vega. Aku janji. Aku sangat mencintaimu, Vega, tapi tolong jangan tinggalkan aku dan selingkuh dariku, Sayang!”

“Aku tidak akan selingkuh lagi darimu, Sayang!” Mereka melanjutkan permainan dewasa mereka.

Tidak lama kemudian, mereka meneteskan air. Mereka bermain dengan berbagai gaya mulai dari gaya anjing, gaya duduk, gaya berdiri, dll. Mereka sangat menikmati hingga mereka tidak mau berhenti. Setelah satu jam, mereka mendengar alarm mereka berbunyi.

“Suara apa itu?” Alberto mengernyitkan dahinya karena ia merasa bingung.

“Itu suara alarmku.” Vega langsung berdiri dan berlari ke arah pakaiannya.

“Maafkan aku, Sayang! Aku harus mengajar sekarang.” Vega langsung mengenakan pakaiannya dengan cepat.

“Oke.” Alberto langsung berlari ke arah pakaiannya. Setelah itu, Alberto mengenakan pakaiannya juga.

“Apa kamu nikmatin permainan kita, Sayang?” Vega menanyakan kepuasan Alberto.

“Ya, aku sangat menikmatinya. Aku sangat senang bisa bermain dewasa denganmu lagi, Vega. Tetapi, apa kita akan bermain dewasa lagi?” Alberto merasa ragu, jika mereka akan bermain lagi.

“Tentu saja, jika kau putus dengan Lorena. Aku benar-benar nggak sabar untuk bermain dewasa denganmu lagi, Alberto!” Mata Vega menunjukkan bahwa, dirinya tidak sabar untuk bermain dengan Alberto lagi.

"Janji?" Alberto masih merasa ragu.

“Ya, tentu saja, jika kamu putus dengan Lorena! Jadi, jangan lupakan janjimu!” ucap Vega.

"Oke."

Otak Alberto masih merasa ragu dengan ucapan Vega. Ia merasa takut bahwa, Vega akan mengingkari kata-katanya. Tetapi, di sisi lain ia masih mencintai Lorena. Tidak mungkin ia akan memutuskan Lorena demi Vega.

Alberto merasa bingung mengenai apa yang harus ia lakukan, karena ia harus memilih antara Lorena dan Vega. Lorena atau Vega merupakan pilihan yang berat, bagi Alberto. Tetapi ia telah berjanji dengan Vega untuk memutuskan Lorena, jadi tidak mungkin ia mengingkari janjinya. Ia harus menepati janjinya, kalau ia tidak mau Vega membiarkan dirinya kelaparan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 60. Memulai Semuanya (21+)

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alberto pergi berjalan-jalan mengitari kompleks dengan berjalan kaki. Dilihatnya beberapa bunga yang indah di taman. Lalu, dia memetik beberapa bunga itu. Lalu, ia mengikatnya menjadi satu ikatan. Lalu, dia membeli sebuah kartu ucapan, sebuah pita berwarna merah dan sebuah spidol berwarna emas.Lalu, dia menuliskan kata-kata "Untuk Vegaku tercinta, maafkan aku karena aku telah menyakitimu. Dari: Alberto”Lalu, ia menempelkan pita di atas ikatan bunga dan menaruh kartu ucapan di bawah pita itu. Setelah menata bunga, lalu ia pulang ke rumah dan memberikannya kepada Vega. Vega yang saat itu masih tidur di kamar langsung dibangunkan oleh Alberto dengan kecupan di pipinyayang lembut.“Bangun, Sayang!” ucapnya dengan lembut.Vega langsung mengucek matanya sembari ia mencoba untuk bangun. “Ada apa, Sayang?”“Ini!” Alberto langsung memberikan Vega seikat bunga dan Vega mengambil bunga yang diberikan Alberto.“Bunga? Untuk apa?” Vega mengernyitkan dahi, karen

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 59. Buku Harian Vega

    Setelahnya, Alberto menutup pintu dengan kencang. Vega merasa sangat lemah di saat itu. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Setelahnya, ia mengambil pena dan buku diary yang ia letakkan di samping rak buku.Lalu, ia berjalan ke tempat belajarnya yang berada di dalam kamarnya. Setelahnya, ia menaruh pena dan buku tersebut di atas meja. Lalu, ia mulai melihat buku diary. Covernya berwarna merah muda dengan sebuah pita yang dilekatkan di atas cover buku itu dan ada gambar hati yang bertuliskan “Vega dan Alberto” dengan warna tulisan emas. Ia masih ingat saat ia menuliskan nama “Dan Alberto” setelah ia menikah dengan Alberto.Ia teringat dengan momen-momen bahagia saat itu yang telah sirna. Setelahnya, ia langsung menghapus tulisan “Dan Alberto”.“Tidak ada lagi Alberto dalam kehidupanku. Hanya ada aku. Aku sendiri di sini,” keluh Vega dalam hati.Setelahnya, ia membuka lembar demi lembar dengan cepat, karena ia tidak ingin membaca momen-momen bahagianya dulu dengan Alberto. Baginya, unt

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 58. Pertengkaran Vega dengan Alberto

    Setelah beberapa saat, emosi dan pikirannya menjadi stabil. Apa yang harus Vega lakukan agar Alberto mengakui perselingkuhannya? Jangan sampai ia bercerita ke semua orang bahwa, Vega yang memaksanya. Itulah yang dipikirkan Vega.Setelahnya, ia berpikir mencari cara agar Alberto mengakui perselingkuhannya.“Oh. Jadi alasannya enggak mood. Padahal, dia jelas-jelas berselingkuh. Aku harus terus mengungkit masalah itu sampai dia mengakuinya. Kalau tidak, dia tidak akan pernah mengaku sampai kapanpun,” ucapnya dalam hati.Sejak saat itu, Vega sering mencoba membangkitkan masalah perselingkuhan Alberto dan Lorena kepada Alberto. Alberto sering meyakinkan Vega bahwa, ia tidak berselingkuh. “Aku enggak begitu, Sayang!”Ataupun Alberto pergi meninggalkan Vega. Tetapi, pada akhirnya amarah Alberto memuncak yang membuat Alberto marah besar kepada Vega dan mengatakan bahwa dia tidak pernah mencintai Vega.“Sayang, kamu selingkuh sama Lorena?” Pertanyaan Vega untuk kesekian kalinya.“Ya. Aku meman

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 57. Perlakuan Istimewa Vega

    Hari terus berlangsung dengan Vega yang memperlakukan Alberto lebih istimewa. Ia memperlakukan Alberto seperti raja. Pagi-pagi, ia telah menyiapkan sarapan dan bekal untuk Alberto. Tidak hanya itu, ia juga selalu menyiapkan air hangat untuk Alberto mandi.Selain itu, ia mengantarkan Alberto setiap hari ke kampus dengan mobilnya. Ia sering mengajak Alberto berjalan-jalan. Setiap Alberto pulang sekolah, ia sudah menyiapkan teh manis hangat untuk Alberto. Ia juga memijat badan Alberto saat Alberto merasa tidak enak badan.Ia selalu mengajak Alberto berbincang-bincang sebelum tidur. Semua tingkah tersebut bukan membuat Alberto tambah mencintai Vega. Yang ada ia malah risih dengan sikap Vega.Pada akhirnya, Alberto yang merasa terheran-heran dengan tingkah istrinya yang tiba-tiba berubah kepadanya. “Tumben banget kamu kayak begini. Enggak biasanya kamu kayak begini.” “Ada apa?” Alberto mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung.“Sayang, aku tahu, aku salah. Please, maafin aku!” Vega la

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 56. Perasaan Vega

    Sementara itu, Vega masih terdiam dan berdiri di tempat itu. Ia ingin mengetahui mengenai hal yang sebenarnya terjadi, karena ia merasa sangat yakin jika Alberto tidak akan berselingkuh dengan Lorena di belakangnya. Hal itu karena baginya tidak mungkin Alberto berselingkuh! Baginya juga, Alberto itu orang yang sangat sulit untuk menutupi kebohongannya dan orang yang sangat jujur. Jadi sangat tidak mungkin hal itu terjadi.Tetapi, bukti-bukti dari Detektif Jim dan Isabel mengatakan bahwa, suaminya berselingkuh. Karena itu, ia harus mengetahui suaminya sendiri telah berselingkuh dengan berdiri dan membiarkan mereka di dalam. Tidak lama kemudian, ia mendengar suara desahan-desahan dari Lorena dan Alberto. “Ah! Ah!” desah mereka.“Pelan-pelan, Sayang! Jangan cepat-cepat!” pinta Lorena.“Ah, Sayang! Sebentar! Aku enggak sabar. Aku pusing banget, Sayang,” keluh Alberto. Setelahnya, mereka mendesah. “Ah! Ah!”Mendengar kata-kata dan desahan-desahan tersebut, hatinya langsung merasa sangat h

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 55. Perselingkuhan Alberto Terungkap

    Setelahnya, Vega langsung mengambil teleponnya. Setelahnya, ia mencari kontak Detektif Jim dan meneleponnya. Detektif Jim adalah detektif yang biasa Vega pinta tolong setiap ia ada kasus. Detektif Jim sendiri merupakan seorang agen detektif terkenal di kotanya. Setelahnya, Vega menelepon Detektif Jim. "Selamat sore, Detektif Jim!" sapa Vega."Selamat sore, Vega! Ada masalah apa?" tanya Detektif Jim.“Saya punya sebuah kasus dan saya ingin Anda mencari bukti dari kasus tersebut,” jawab Vega.“Oke. Bisa dijelaskan dulu kasusnya?” Detektif Jim meminta Vega untuk memberitahu masalahnya. “Sebenarnya, masalahnya panjang. Cuman intinya saya mendapatkan laporan bahwa, suami saya berselingkuh.” Vega langsung menjawab kepada intinya. “Oh. Begitu, Vega. Bagaimana kalau kita bertemu di Ja Ja Cafe jam tujuh malam atau kamu langsung pergi ke kantorku sekarang nanti sekalian Anda bisa memberikan foto dari bukti-bukti tersebut?” Detektif Jim menawarkan ke Vega.“Oke.” Vega setuju dengan Detektif J

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 54. Informasi dari Isabel

    “Hai, Vega!” sapa isabel dengan ramah di telepon.“Hai, Isabel!” sapa Vega dengan ramah.“Apa kabar, Vega?” Isabel menanyakan kabar Vega terlebih dahulu, karena ia merasa tidak enak jika ia langsung memberitahu ke Vega mengenai perselingkuhan suami Vega.“Baik, Isabel," jawab Vega."Isabel, bagaimana?” Vega menanyakan kabar Isabel lagi.“Baik, Vega. Vega, bagaimana suami?""Baik.""Oh ya, by the way, kapan kita bisa hangout? Aku rasa, kita sudah lama enggak hangout." Isabel langsung menanyakan waktu kapan mereka bisa hangout. Karena memang sejak Vega menikah dengan Alberto, mereka tidak pernah hangout lagi. "Enggak tahu. aku sibuk banget!" Vega memang tidak tahu, kapan ia bisa hangout lagi dengan teman-temannya seperti dulu sebelum ia menikah dengan Alberto. Biasanya, dulu sebelum menikah, Vega dan teman-temannya selalu hangout setiap minggu di kafe Brazon yang berada di Brazon Hospital ataupun Kafe Rege yang berada di rumah sakit Rege."Sekali-kali hangout, yuk! Sekalian aku mau kas

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 53. Ketagihan (21+)

    Dua hari setelahnya, ketika di kampus, Alberto tidak sengaja berpapasan dengan Lorena. Di saat itu, Alberto langsung menepuk pundak Lorena dan mengajak Lorena untuk bermain dewasa seusai dari kampus.“Lorena, ayo bermain dewasa habis kelas selesai!” Ajakan Alberto yang membuat mata Lorena langsung melotot, karena ia merasa sangat kaget.“Apa aku tidak salah dengar?” Lorena bertanya ke dirinya sendiri dalam hati, karena ia merasa tidak percaya jika Alberto bertingkah seperti itu kepadanya.“Apa?” Lorena meminta Alberto untuk mengulangi pertanyaannya lagi sembari ia berbalik ke arah Alberto.“Ayo habis dari kampus kita bermain dewasa!” ajak Alberto lagi dengan manja.“Kamu yakin, kamu mau bermain dewasa sama aku?” Lorena mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung. Ia takut Alberto tidak yakin untuk bermain dewasa dengannya. Ia masih tidak percaya jika Alberto ingin bermain dewasa dengannya.“Yakin!” jawab Alberto dengan bersemangat.“Memangnya, kamu enggak yakin?” Alberto langsung men

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 52. Godaan Lorena (21+)

    Setelah peristiwa itu, Lorena langsung mencari cara dengan pikirannya sendiri. Tidak lama kemudian, ia berpikir untuk menggoda Alberto.“Aku harus menggodanya lebih sensual dan lebih menggairahkan lagi agar ia tertarik denganku dan mau berkencan denganku. Aku harus tidak boleh gagal kali ini. Aku harus mendapatkan cintanya kembali!” pikir Lorena.“Tetapi, bagaimana kalau dia tidak mau digoda olehku dan tidak tertarik olehku?” Lorena bertanya ke dalam hatinya sendiri. Setelahnya, ia berpikir untuk mencari cara alternatif yang akan dilakukan jika Alberto tidak tertarik dengannya. Tidak lama kemudian, ia menemukan ide untuk mengancam Alberto agar Alberto mau bermain dewasa dengannya. Setelahnya, ia berpikir dan mencari cara untuk menggoda Alberto. Yang jelas, ia akan melakukannya di kampus saat mereka sedang berdua saja.Ia mencoba mencari referensi-referensi cara menggoda pasangan di internet. Setelahnya, ia menemukan beberapa cara seperti mengenakan parfum dengan wangi yang merangsang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status