Home / Romansa / My Pilot Loveholic / My Pilot Loveholic - 3

Share

My Pilot Loveholic - 3

Author: triannasan
last update Last Updated: 2025-04-26 19:48:55

Nuansa putih dan hitam menghiasi salah satu ballroom ternama di Bali. Seorang perempuan yang baru saja tiba sambil menyeret koper itu memandang takjub sekelilingnya. Benar-benar cantik, meja bundar yang dilapisi kain berwarna putih dan kursi hitam di tata rapi. Terdapat lampu hias tergantung di langit-langit menambah megah suasana. Beberapa karyawan terlihat masih sibuk merangkai bunga untuk mempercantik ruangan.

"Gie?" Suara seseorang mengalihkan atensi Gienka. Ia tersenyum manis saat didapatinya Dina sahabatnya itu menyapa terlebih dahulu.

Gienka dan Dina sudah kenal sejak masa SMA, awalnya hanya teman sekelas. Tapi keduanya mendadak akrab saat diterima di Universitas dan berada di kelompok ospek yang sama.

Hari demi hari yang mereka lewati bersama, membuat keduanya secara tak sadar saling memahami dan menjadi sahabat. Gienka bersyukur telah mengenal Dina, meskipun dia cerewet dan suka mengatur tapi kalo nggak ada Dina, Gienka nggak mungkin berada di titik seperti ini. Gadis itu sudah banyak membantu Gienka selama ini.

"Kenapa lo baru datang?"

"Gue telat bangun, sorry! Jadinya, gue ikut penerbangan selanjutnya Din." Ujar Gienka sambil melepaskan pelukan.

"Dasar! udah gue bilangin buat bangun lebih pagi. Seharusnya gue berangkat bareng lo tadi." kata Dina sedikit mendorong kepala Gienka pelan. "Dimana barang-barang lo? Kita berbagi kamar, lo bisa istirahat lebih dulu. Baru jam 4 sore nanti kita bisa ketemu Laras."

Gienka menunjuk satu koper yang berjarak kurang lebih 2 meter darinya. "Gue nggak bawa banyak pakaian, besok harus segera pulang. Lo tahu sendiri? Tugas gue banyak di store" Jelasnya.

Pekerjaan menuntut Gienka tidak bisa berlama-lama berada di pulau Bali. Semalam dirinya telah mengerjakan berbagai laporan keuangan di store make up yang telah berdiri sejak setahun lalu. Selain secara personal menjadi pemilik store make up yang ramai itu, Gienka Halinka juga dikenal sebagai salah satu beauty vlogger. Biasanya perempuan itu akan pergi ke Bali untuk berlibur, mengunjungi event, menjadi pembicara, bahkan model untuk brand kecantikan, namun kali ini tidak. Gienka secara khusus diminta untuk merias salah satu teman dekatnya semasa sekolah dulu, Laras.

Selain Dina, Gienka juga memiliki sahabat yang sudah lama kenal jauh itu Laras. Dua tahun ini Laras kembali ke tanah Bali, sehingga membuat gadis itu tidak bisa sering-sering bertemu Gienka. Tahu-tahu dua bulan yang lalu Laras menghampiri Gienka, membawa kabar akan menikah. Gienka saat itu tak percaya, dia tahu peringai Laras yang suka bergonta ganti pasangan sejak masa sekolah, tapi ketika Gienka melihat cincin polos yang melingkar di jemari Laras, barulah dia percaya. Dan yang membuat dia terkejud, Dina sudah mengetahui terlebih dahulu jauh sebelum dirinya, karena sepupunya Lucas, yang akan menjadi mempelai laki-laki. Gimana nggak kaget? Dunia itu luas, tapi cricle lingkungan Gienka sedekat itu?

"Itu salah lo sendiri, kenapa lo nggak pekerjakan seorang manager."

Gienka dan Dina berjalan bersama memasuki lift hotel, dengan beberapa pengunjung hotel lain.

"Kalau lo mau merangkap jadi manager toko juga, gue coba pikir-pikir dulu,"

Selain menjadi teman akrab, Dina merangkab jadi personal manager Gienka selama tiga tahun ini. Awalnya Gienka menolak keras karena tidak ingin merepotkan, tapi Dina tetaplah Dina dia akan memaksa, hingga Gienka mau tak mau menerimanya. Meskipun bekerja dengan teman sendiri, suka dukanya akan tetap ada. Tak jarang keduanya mengalami perdebatan kecil, walaupun begitu Gienka dan Dina berhasil melewati itu semua hingga saat ini.

"I do not think it will happen. Gue udah lelah untuk ngatur jadwal lo dan sekarang lo suruh gue buat handle store? Lo ingin gue mati muda?" kesal Dina sambil menekan tombol lift.

Gienka hanya tertawa ringan.

***

"So Perfect, Thank you so much, Gie. Riasan lo emang paling terbaik, nggak sia-sia gue bawa lo jauh-jauh dari Jakarta ke Bali." Puji Laras seraya bangkit dari duduk dan mendekatkan wajahnya pada cermin. Perempuan itu terlihat semakin menawan dengan gaun sabrina berwarna putih.

Gienka saat ini berada di brideroom, membantu Laras bersiap untuk acara resepsi yang akan berlangsung satu jam lagi. Gienka meletakkan brush di atas meja rias setelah ia memberikan polesan terakhir pada wajah cantik Laras. Dia ikut tersenyum puas, mengamati wajah sahabatnya yang sangat cantik dengan polesan make up yang ia buat.

"Gienka gitu,"

"Dimana, Dina?"

"Mungkin ntar lagi juga datang, gue tinggalin lo sama dia yah. Gue juga mau siap-siap.. " Kata Gienka seraya merapikan beberapa alat make up yang masih berantakan. "Masa ntar di resepsian lo tampilan gue kayak gini, macam emak-emak yang rewang di dapur gue." lanjutnya.

Laras sontak mengamati tampilan Gienka dari atas hingga bawah, lalu sedikit tertawa. Gienka hanya memakai blouse rumahan biasa, wajahnya pun tanpa make up sama sekali. Herannya lagi gadis itu masih saja terlihat cantik.

"Begini aja lo udah cantik, gimana nanti Gie? Bisa-bisa gue yang harusnya jadi ratu malam ini terkalahkan sama lo. Udah deh gitu aja,"

Gienka memanyunkan bibirnya,

"Nggak, kamu tetap jadi ratu malam ini kok. Ratu di hatiku." Sahut seseorang laki-laki yang baru saja muncul dari balik pintu. Laki-laki tampan berbalut jas berwarna abu-abu metalic. Postur tubuhnya sangat tinggi, tegap dengan bahu yang lebar. Ia datang berjalan diikuti dengan Dina di belakangnya, siapa lagi kalo bukan Lucas.

Laras dan Gienka sontak menoleh, ketika mendengar suara berat Lucas. Laras tersenyum malu ketika melihat Lucas mengerling nakal padanya, membuat pipi gadis itu sedikit merona dari sebelumnya.

Tak sampai disitu, perlakuan Lucas yang tiba-tiba memegang salah satu tangan Laras, serta memberi kecupan ringan di telapak tangannya, membuat gadis itu semakin merona. Siapa sih yang nggak baper jika diperlakukan seperti itu oleh seorang laki-laki? Wajarkan, Laras yang biasanya di kenal galak oleh Gienka mendadak jadi malu-malu kucing?

"Stop woi! Mentang-mentang udah SAH, dunia serasa miliki berdua, yang lain ngontrak." Sahut Dina.

"Iri bilang, bos!" Sahut Lucas.

"Siapa gue? nggak ngapain gue iri sama lo. Noh! Gue kasihan sama yang jomblo," Kata Dina seraya menunjuk pada Gienka yang masih sibuk merapikan alat-alat riasnya.

"Gue diam aja loh, Din." Gienka sempat melirik Dina.

"Lah emang bener kan?"

"Tapi gue nggak iri yah, lo kali. Punya pacar tapi serasa menjomblo, ditinggal mulu kasihan nggak bisa uwu." Ledek Gienka yang diiringi tawa dari Lucas dan Laras.

"Yang penting masih bisa uwu meskipun lewat chatting, daripada nggak sama sekali,"

Gienka langsung terdiam, berdebat dengan Dina adalah salah satu kelemahannya, karena Gienka akan kalah talak.

"Iya deh iya," akhrinya Gienka mengalah.

"Lagian Gie, lo tuh cantik betah banget sendiri mulu." Sahut Laras.

"Kalo lo mau, gue kenalin ke temen-temen ntar. Lo mau cari yang kayak gimana? Kalo yang gantengnya kayak gue udah nggak ada, gue limitted edision." Lucas dengan kepercayaan diri di atas rata-rata.

"Dih sok ganteng banget lo!" cicit Gienka.

"Loh gue emang ganteng kok? bener kan sayang?" Lucas tersenyum miring, kemudian beralih merengkuh pinggang mungil Laras lalu menariknya lebih dekat dan mencuri satu ciuman di pipi.

"Astaga! Lo berdua yaaa... udah dibilangin kasihan yang jomblo." Protes Dina.

Laras mencubit lengan Lucas yang melingkar dipinggangnya. "Jangan diulangin lagi emang nggak malu apa?" Bisiknya malu.

Lucas hanya menyengir kuda, "Nggak, kan udah sah ngapain malu sih."

Gienka memutar bola matanya malas, sudah cukup kenyang dirinya melihat keuwuan ini. Dari pada rasa iri semakin terbendung, sepertinya Gienka harus pergi sekarang juga.

"Udah ikut gue pergi, dari pada lo semakin lama disini lakuin hal yang nggak-nggak, terus bikin rusak make up sahabat gue." Ujar Gienka sambil mengambil ancang-ancang siap menyeret Lucas pergi dari ruangan itu. Laki-laki itu hanya pasrah ditarik keluar ruangan oleh Gienka.

"Bilang aja lo iri kan?" ledek Lucas saat Gienka susah payah membuka pintu, karena tangannya sibuk membawa beauty case sedangkan yang satunya lagi, tengah menyeret Lucas.

"Berisik!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 10

    Jaydan berjalan mengekor di belakang Risha sambil mengelilingi salah satu pusat pertokoan terbesar. Dengan kedua tangan yang sudah di penuhi kantong belanjaan milik Risha. Jaydan bukan seperti kakaknya lagi melainkan seorang pengawal. Yang senantiasa ke sana ke sana kemari mengikuti tuannya. Laki-laki itu hanya dapat menggelengkan kepala saat Risha masih ingin berbelanja dan melenggang memasuki toko kosmetik.Seharusnya Jaydan bisa menebak kemana tujuan Risha, kalau tidak shopping yah ke salon. Jaydan sering mengantar dan menemani adiknya itu kemana saja, bukan hanya Risha, Mamah-Papah dan teman-teman dekat Jaydan pun tak terkecuali. Ketika ditanya kenapa Jaydan bersedia melakukannya, ia hanya menjawab ingin menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Karena menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat itu sangat berharga, apalagi Jaydan yang jelas sibuk dengan jadwal penerbangan, pulang hanya sesekali saja. Selagi dia masih bisa melakukan hal itu, mengapa tidak?

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 9

    Jaydan bersandar pada kap mobil, kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya. Sejak tadi mobil putih Jaydan sudah terparkir rapi di halaman salah satu universitas di Jakarta. Tapi ia baru saja menampakkan batang hidungnya setelah melihat beberapa mahasiswa mulai meninggalkan pelantaran gedung itu.Lihat apa yang terjadi ketika dirinya keluar dari mobil, tentu akan menjadi pusat perhatian. Padahal Jaydan saat ini hanya berdiri santai bersandar pada kap mobilnya menunggu seseorang. Bahkan outfit yang ia kenakan juga biasa, hanya kaos warna hitam, celana jeans, dan jaket coklat. Mahasiswi yang kebetulan lewat seolah melihat mahakarya Tuhan yang paling indah. Beberapa mahasiswa pun tak luput ikut berbisik menganggumi seorang Jaydan.Jaydan memang tampan, tak heran jika pramugari di maskapai tempatnya bekerja berbondong-bondong rela menjadi mantan dia. Ia tersenyum miring sedikit menampakkan lesung pipinya. Bolehkan sekali ini dia menyombongkan diri karena ketampanan

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 8

    Pusing. Satu kata yang dapat mendeskripsikan Gienka beberapa hari ini, dari pagi hingga petang ia selalu berkutat dengan macbook pro miliknya. Kacamata senantiasa bertengger di pangkal hidung. Seperti biasa di akhir bulan gadis itu memang sibuk mengerjakan laporan bulanan Kallyntika – store make up miliknya. Ini baru satu store, belum lagi store di kawasan blok M, meskipun lebih kecil tetap saja semua itu ia kerjakan seorang diri. Memang seharusnya ia mengikuti saran Dina, untuk mempekerjakan manager dengan begitu beban Gienka akan berkurang dan tidak merasa pusing seperti sekarang. Beberapa minggu ini Gienka juga tidak mengupload apapun di channel youtubenya. Bukan. bukan karena kesibukan Gienka yang baru tapi karena rumor buruk dengan model sialan itu, endorse yang masuk hanya beberapa saja. Sehingga membuat pendapatan gadis itu sedikit berkurang. Walaupun begitu Gienka bersyukur terlepas setelah apa yang terjadi, Tuhan sangat baik padanya, omset penjualan di store semakin hari sem

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 7

    Jaydan Y.M Gue Jay, Jaydan Lo pramudina bukan? Pramudina |Jay siapa? Gw nggak kenal! |Iyes, |Dapat kontak gw dari siapa? Jaydan Y.M Lo sendiri yang kasih kartu nama di Bandara Pramudina |Hah? Kapan?! |Emang lo pernah ketemu gw? Jaydan Y. M Siang tadi lo numpahin minuman ke jaket gue Sayang sekali padahal jaket itu baru gue beli beberapa hari yang lalu| Pramudina |Wait, ada kesalapahaman. |Kayaknya yg lo temuin tadi itu temen gw. Btw, gw udah ada di bali dari kemarin. Dia salah ambil kartu nama. |Gienka bilang ntar bakal ganti jaketnya. Jaydan tersenyum ketika membaca pesan terakhir dari seseorang. Benarkan dia tak pernah salah mengenali seseorang? Ternyata gadis yang nggak sengaja ia lihat di pesta pernikahan Lucas adalah gadis yang sama ia temui di Bandara. Oh, siapa tadi nama gadis itu? Gienka. Jaydan mengangguk-anggukan kepalanya, lalu memandang ke luar jendela kamar hotel tempat ia menginap. Meneguk minuman kaleng hingga tandas, "Nama y

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 6

    Gienka pergi dengan langkah tergesa-gesa menuju teras ballroom, ia ingin menghirup udara segar menghilangkan amarah yang hampir saja meledak. Beruntung di sekitar meja bar tadi sepi. Sehingga tidak akan ada orang yang mengetahui kalo dirinya terlibat pertengkaran kecil.Gienka bersandar pada besi pembatas, kedua tangannya terkepal kuat ketika harus mengingat masalah itu. Mengingat banyak komentar negatif yang ia dapatkan, di berbagai media sosial dan channel youtubenya.Gienka menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Perempuan itu melakukannya berulang kali hingga di rasa lebih tenang. Atensinya terganggu ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba saja bergabung dan berada di sampingnya."Lo masih ingat sama gue?"Suara lembut laki-laki itu berhasil membuat Gienka menoleh. Gienka menaikkan sebelah alisnya, memasang wajah bingung. Lalu, menggeleng pelan sambil memastikan ia memang tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang sialnya sangat tampan. Siapa lagi sih?"Astaga, a

  • My Pilot Loveholic    My Pilot Loveholic - 5

    Gienka, baru saja memasuki area ballroom, mencari seseorang yang dikenalnya di kerumunan para tamu undangan. Gadis itu berpenampilan sangat cantik dan berbeda dengan yang lain.Gienka memilih gaun yang bernuansa gelap dengan corak bunga putih kecil-kecil. Rambutnya yang pirang ia ikat rapi ke belakang dengan aksen japit rambut berkilauan. Tampilan yang cukup sederhana namun tetap terlihat anggun. Dengan riasan make up yang minimalis sesuai dengan pesta dan lipstik peach andalannya.Gienka berjalan dengan hati-hati mencoba menemukan Dina di pesta ini. Padahal gadis itu sudah menyuruh Dina untuk menunggunya di bride room yang menjadi tempat Laras bersiap.Namun, saat Gienka membuka pintu ruangan itu hanya diisikan orang yang tidak ia kenal sedang merapikan barang, sepertinya orang-orang wardrobe. Gienka tersenyum kikuk kemudian ia menutup ruang itu kembali dan langsung menuju tempat acara.Ia sudah menghubungi Dina menanyakan keberadaan sahabat sekaligus managernya itu, tetapi tetap saj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status