Happy Reading.
***
Sore hari yang begitu indah untuk dua pasang kekasih yang kini tengah menonton tayangan di depannya. Darla begitu serius dengan film di depannya sambil sesekali memakan cemilan yang berada di palukannya. Sedangkan Falis laki-laki itu bukannya fokus menonton tv ia malah fokus menonton Darla yang tengah duduk di depannya di antara kakinya.
“Wah bukankah itu begitu keren,” ucap Darla mengagumi agedan action di depannya karena memang kini mereka tengah menonton film action dari negeri gingseng. Falix yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari kekasihnya itu.
Saat mereka tengah fokus menonton suara dering dari ponsel Falix membuat mereka mengalihkan fokusnya. Setelah melihat jika Dion yang meneleponnya membuat Falix segera menjawab panggila tersebut.
“Kenapa?” tanya Falix pada sahabatnya itu saat panggilan sudah terjawab.
“Jadi nongkrong kan tar malem?” tanya Dion di sebrang sana, mereka memang memiliki rencana untuk nongkrong.
“Liat tar deh,” ucap Falix dan segera memutuskan sambungan teleponnya.
“Why?” tanya Darla sambil menatap Falix yang masih tetap berada di posisi semula.
“Temanku mengajak ku untuk kumpul,” ucap Falix menjelaskan yang di balas anggukan oleh Darla dan setelahnya mereka mulai fokus menonton adegan action di depannya.
***
Falix dan sahabatnya kini tengah berada di salah satu café terkenal yang ada di kota mereka menikmati waktu kumpul mereka dengan bermain game online atau sesekali membicarakan hal tentang basket ataupun seorang gadis centik, dan tentu Dion yang menjadi akar dari pembicaraan ini.
“Fal cewek tadi siapa lo?” tanya Cakra yang mulai membasah tentang Darla. Ia begitu penasaran dengan Darla yang begitu dekat dengan Falix.
“Cewek gue,” ucap Falix singkat tapi berhasil membuat mereka melongo mendengarnya.
“Becanda lo ya? Dia aja murid baru masak iya langsung pacaran mana mesra gitu lagi. Pasti lo cuma jadiin dia bahan buat manas-manasin si Kyla kan?” tanya Dion menatap curiga pada Falix yang hanya mendengus dan enggan menjawab pertanyaan sahabatnya itu karena jelas Dion ataupun sahabatnya yang lain tak akan percaya dengan ucapannya dan dia juga sangat malas untuk menjelaskan panjang lebar tentang hubungannya dengan Darla.
“Eh Kyla itu,” ucap Aezar sambil menunjuk ke arah Kyla dan sahabatnya dengan dagunya.
“Kyla woy sini gabung,” teriak Dion membuat gadis yang di panggil itu segera mengarahkan tatapannya pada Dion hingga senyuman manis terpatri di wajahnya dan dengan segera Kyla cs menuju meja Falix dan sahabatnya.
“Kebetulan banget ketemu di sini,” ucap Kyla dengan senyumannya yang di balas anggukan oleh Cakra.
“Kalian emang sering nongkrong di sini?” tanya Izora salah satu sahabat Kyla.
“Gak juga Cuma sesekali aja,” ucap Aezar menjawab pertanyaan Izora yang di balas anggukan dari gadis itu.
“Gue pernah liat kalian di club, kalian sering ke sana?” tanya Fay yang jua merupakan sahabat Izora.
“Lumayan sering kalau ke sana biasanya sih main billiar,” ucap Cakra yang kali ini menimpali ucapan para gadis itu. Berbeda dengan tiga laki-laki itu kini Falix dan Barra malah sibuk bermain berdua menghiraukan sahabat mereka yang lain.
“Abis ini juga kita mau ke sana kalian mau ikut?” tawar dion yang langsung di balas anggukan oleh gadis itu.
“Boleh tuh,” ucap Fay menyetujui.
Suara dering ponsel dari Falix langsung membuat mereka menoleh pada Falix yang mulai berjalan menjauh untuk menjabawab telepon yang ternyata dari Ryan hingga tak beberapa lama Falix mulai duduk di kursinya kembali dan meminkan gamenya.
Hingga tak beberapa lama suara lembut yang memanggilnya membuat semua oprang yang berada di meja Falix menoleh pada gadis cantik yang tengah berjalan ke arah mereka dengan wajah cemberutnya itu.
Setelah sampai di meja Falix, gadis yang tak lain adalah Darla itu segera duduk di pangkuan Falix dengan posisi berhadapan lalau mengecup bibir Falix singkat dan menenggelamkan wajahnya di pelukan Falix.
Sahabat Falix dan Kyla cs yang melihat itu hanya melongo dan mulai penasaran siapa sebenarnya gadis itu.
“Kenapa datang kemari hm?” tanya Falix pada tunangannya itu.
“Aku bosan di rumah, kau pergi begitu lama,” ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya kesel membuat Falix tak tahan untuk tidak mengecupnya.
“Gak ada kursi ya sampai harus duduk di pangkuan Falix?” sindir Kyla yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Falix. Darla yang mengetahui dirinya di maki langsung menatap tajam ke arah Kyla yang seketika terdiam ketika mendapatkan tatapan tajam dari dua orang sekaligus.
“Apa masalahnya dengan mu? Kau pikir kau siapa berani melarangku?” ucap Darla dengan tajam dan kini bahkan gadis itu sudah berdiri di depan Kyla yang duduk di sampng Falix.
“Santai aja kali gak usah nyolot dan perlu lo tahu Kyla itu pacarnya Falix, seenggak lo harus sopan sama calon kakak ipar lo,” ucap Izora yang langsung membuat Darla melotot dan menghadap Falix menatap tajam pada laki-laki itu.
Falix yang mendengar itu hanya menghembuskan napasnya kasar. Apa mereka tidak tahu seberapa pencemburu tunangannya itu hingga bisa mengatakan hal tersebut, ah jelas saja mereka tak tahu karena hanya Falix yang tahu bagaimana sikap gadis nya itu.
“Gue gak pernah bilang dia pacar gue,” ucap Falix kesal namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kekesalanannya dengan wajah datarnya itu.
“Khem jadi kan kita ke main?” tanya Dion untuk mencairkan suasana yang begitu canggung.
“Kalian duluan aja gue anter Darla pulang dulu,” ucap Falix dan segera pergi bersama Darla yang ia rangkul dengan posesif.
“Aku tidak ingin pulang Falix, aku ingin ikut dengan mu,” ucap Darla dengan bibir mengerucut kesal karena Falix akan meninggalkannya kembali di rumah sedangkan ia malah bermain.
“Ini sudah malam sayang lebih baik kau pulang,” saran Falix yang segera di balas dengan gelengan oleh Darla.
“Tidak, Aku tidak ingin sendiri,” ucap Darla final dan kini gadis itu sudah bersedekap dada membuat Falix menghembuskan napasnya lelah lalu memilih mengallah dan mengajak Darla untuk ikut dengannya.
“Kau pulanglah Darla akan ikut dengan ku,” perintah Falix pada Ryan yang di balas dengan anggukan patuh oleh laki-laki itu.
Setelahnya mereka mulai berpisah. Falix dan Darla melajukan mobil nya menuju club malam yang biaa Falix datangi. Selama di perjalanan Darla tak ada hentinya berceloteh dan Falix hanya membalasnya sesekali atau hanya sekedar tersenyum melihat tingkah menggemaskan kekasihnya itu.
Falix kadang masih tak menyangka hubungan yang mereka jalani selama empat tahun ini akan bertahan dan sejauh ini belum ada tantangan dalam hubungan mereka kecuali ldr yang sudah mereka jalani.
Kini mereka hanya berdoa semoga hubungan mereka akan terus bertahan sesuai apa yang mereka mau. Falix juga tak akan pernah melepaskan gadis nya itu. Darla adalah miliknya, hanya untuknya dan begitulah seterusnya.
***
Thank For Reading.
Hai semua. Salam kenal all.
Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo.
Kalau mau tahu karya aku yang lain kalian bisa cek ig aku @wphilmiath_
See You Next Part All
Happy Reading.****Darla semakin menempelkan dirinya pada Falix saat memasuki tempat dengan suara musik yang begitu memekakkan telinga dan bau asap rokok serta bau alkohol yang begitu menyengat. Falix yang juga tidak suka jika gadis nya itu harus bersentuhan dengan laki-laki lain langsung melepaskan rangkulan Darla lalu ia mulai memeluk Darla daro belakang untuk melindungi gadis nya itu, tak jarang Falix harus menepis dan mendorong orang yang menghalangi jalan mereka. Falix terus berdecih dengan kesal melihat semua itu.Falix segera mengajak Darla menuju lantai tiga di mana sahabatnya itu berada, dan saat mereka sampai di sana ternyata sudah ada sahabat Falix juga Kyla cs, mereka tengah bercanda entah apa yang sedang mereka tertawakan.“Nah itu si Falix udah datang,” ucap Aezar membuat yang lainnya ikut menoleh.Kyle yang Darla juga ikut memutar matanya kesal melihat keberadaan gadis
Happy Reading. *** Darla baru saja selesai dengan acara bersiapnya dengan bantuan maid yang sudah di perintahkan untuk mengurus dan membantu keperluan Darla. Kini gadis itu sudah cantik dengan rambutnya yang di gerai menjuntai indah di tambah jepit kupu-kupu yang menghiasi di sisikanan. “Hey apa tuan putri sudah selesai bersiap?” suara seorang wanita yang begitu lembut membuat Darla dengan segera menoleh kebelakang hingga mendapati ibu Falix yang tengah tersenyum ke padanya. Wanita cantik yang berumur tiga puluh sembilan itu masih terlihat begitu muda dan cantik. “Mommy,” ucap Darla dengan semangat dan langsung memeluk wanita cantik itu. “Aku begitu merindukanmu Mom,” ucap Darla mengeratkan pelukannya. “Mom juga sangat merindukan mu,” ucap Linda dengan senyumannya sambil melepaskan pelukannya dari Darla. “Kau semakin cantik sayang,” ucap Linda membuat Darla tersenyum mal
“Siapa yang berani ngelempar nih bola,” tanya Falix dengan tatapan tajamnya pada sekumpulan laki-laki yang tengah bermain voly. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan Falix kini mereka hanya terdiam sambil menunduk. “Budek lo pada ya?” bentak Falix. Kini mereka telah menjadi pusat perhatian, karena yang berolahraga hari ini bukan saja kelas Darla tapi juga ada kelas lain. “Sudah lah sayang aku tak apa,” ucap Darla sambil mengelus lengan Falix menenangkan laki-laki itu. “Ada apa ini?” tanya Pak Rio yang baru saja datang dan sudah melihat ketegangan di lapangan. “Tanya tuh sama mereka, main kalo gak bisa mending duduk manis aja di pinggir lapangan,” sarkas Falix dan langsung membawa Darla pergi dara sana menghiraukan keadaan di lapangan yang masih terlihat tegang. Pak Rio hanya memperhatikan punggung falix yang menjauh membawa satu muridnya itu. Tak ada yang dapat ia lakukan mengingat siapa Falix dan bagaimana sikap laki-laki itu. Falix
“Sayang cepat bersihkan tubuhmu jangan lupa untuk mengantarku belanja hari ini,” ucap Darla pada Falix yang tengah berada di kasur king size nya kini laki-laki itu tengah berebahkan tubuhnya sambil bermain game di hp nya. “Sebentar lagi sayang,” ucap Falix yang masih fokus dengan ponselnya. “Saat ini,” ucap Darla dengan bahasa indonesianya yang membuat Falix terkekeh pasalnya yang sebenarnya ingin Darla ucapkan adalah kata “ Sekarang” “Ok saat ini,” ucap Falix masih dengan tawanya membuat Darla kesal dengan hal itu. Falix segera bangun lalau mengecup bibir Darla singkat. Kini gadis itu sedang duduk di samping Falix, setelah mencium bibir gadisnya itu singkat Falix segera berjalan ke arah kamar mandi untuk memebersihkan tubuhnya. Setelah Falix masuk ke kamar mandi Darla sibuk memainkan ponselnya Falix di kasur king size nya untuk melihat-lihat akun sosmed laki-laki itu yang ternyata di penuhi dengan DM dari pada gadis namun tak ada satupun yang
Happy Reading. *** “Lo,” gertak gadis yang kini berdiri di depan Darla dengan marah. Ucapan Darla merupakan pukulan telak untuknya. “Mengapa? Kau pikir aku akan takut dengan mu? Tidak, lagi pula untuk apa takut dengan mu? Kau bukan tuhan. Ah aku lupa kau adalah hantu jadi tentu kau menakutkan,” ucap Darla dengan senyuman mengejeknya membuat gadis di depannya semakin geram dengan Darla. “Berani banget lo sama gue,” geram gadis itu sambil menarik rambut Darla dengan keras membuat Darla meringis. “Kyla lo,” ucap gadis lainnya pada Kyla, gadis yang menarik rambut Darla itu adalah Kyla. “Diem lo, mending kalian pegangin tangan tuh anak gue mau ajarin dia buat tau cara beratitud yang baik,” ucap Kyla marah membuat kedua sahabat atau lebih pantas di sebut sebagai kacungnya itu hanya menurut dan memegang tangan Darla. “Lo jangan macem-macem sama gue, lo itu Cuma murid baru,” ucap Kyla
Happy Reading. *** Setelah berada di rumah sakit selama tiga hari akhirnya setelah memaksa Falix untuk mengizinkannya pulang, Darla di bolehkan pulang hari ini dengan catatan gadis itu harus banyak beristirahat saat di rumah. Kondisi Darla sebenarnya sudah membaik hanya saja Falix yang begitu posesif melarangnya untuk pulang sebelum kondisinya benar-benar puluh, namun kali ini Darla berhasil meranyunya dan mengizinkan Darla untuk pulang. Darla begitu bosan berada di rumah sakit hanya terbaring di brankarnya tanpa melakukan apapun, apa lagi saat Falix tak dapat menemaninya Darla hanya sendirian di rumah sakit mengingat kedua orang tuanya sudah kembali ke New York dan orang tua Falix sedang berada di Belanda. Falix memang sering tidak sekolah atau ia hanya datang ke sekolah untuk latihan dan setelah itu ia akan ke rumah sakit untuk menemani Darla, tentu saja tak ada yang dapat melarangnya melakukan itu karena
Happy Reading. *** Rumah besar dengan penghuni yang selalu terlihat harmonis itu kini berubah tegang hanya dalam waktu kurang dari satu hari. Suara tangis, jeritan, serta barang yang di lempar dengan suara pecahan barang yang menemani membuat gadis yang sedari tadi berada di kamarnya memutuskan untuk keluar. "Ini semua salah kamu mas, memperkerjakan orang-orang karup yang membuat kita sekarang sengsara," ucap wanita yang sudah menangis sambil berteriak pada suaminya itu. "Aku gak tau kalau mereka mengambil uang pajak untuk kepentingan individu," ucap laki-laki yang merupakan suami dari wanita yang berteriak tadi. "Jelas kamu tidak tahu karena kamu terlalu sibuk dengan simpanan kamu," cap wanita tadi dengan sinisnya membuat sang suami memelototkan matanya tajam saat mendengar itu. "Jaga ucapan kamu, aku kerja banting tulang demi kamu dan Kyla," ucap laki-laki itu lagi yang merupakan ay
Seorang gadis yang kini tengah terikat di kursi membuka matanya perlahan dan hal pertama yang di lihatnya adalah sebuah pilar-pilar besar yang berada di sana dengan penerangan yang begitu minim dari satu lampu kecil yang berada di sana. Setelah di bius dengan dosis yang cukup tinggi gadis itu baru sadarkan dirinya saat hari sudah mulai kembali. "Sudah bangun bitch?" tanya suara familiar yang begitu gadis itu kenali. Gadis itu mencari sumber suara hingga tatapannya tertuju pada laki-laki yang duduk tak jauh darinya dengan kaki yang menyilang dan pistol di tangannya yang membuat gadis itu menjadi keringat dingin melihatnya. "Falix lo," ucapan gadis itu terpotong saat seringai Falix muncul membuatnya tak tahu harus menatakan apa lagi. "Kenapa? takut?" ucap Falix dengan sinisnya sambil mendekati gadis itu yang sudah mulai ketakuta. Memang sangat bodoh laki-laki itu menanyakan hal yang sudah jelas terlihat. "Lo mau apa Falix?" tanya gadis itu denga