Share

My Rich Ex-Boyfriend's Obsession
My Rich Ex-Boyfriend's Obsession
Penulis: Asayake

BAB 1: Malam di Paris

“Berhentilah bercermin, kamu sudah sangat cantik.”

Mendengar komentar temannya yang berdiri di ambang pintu, Rosea mendengus malas. “Diamlah!” 

“Aku serius Sayang, semakin kamu mencari celah kekurangan yang sebenarnya tidak ada, kamu akan tidak percaya diri dan memikirkan hal sebenarnya membuang waktu.”

“Sudah ceramahnya?”

Sontak Jacob tertawa, pria itu membuang muka dan melenggang pergi untuk memberi ruang kepada Rosea yang sejak tadi terus berdiam diri di depan cermin, sibuk dengan dirinya sendiri.

Suara hembusan napas yang kasar terdengar keluar dari mulut Rosea, wanita itu mencoba mengatur napasnya untuk mengurangi kegugupan.

Ini untuk pertama kalinya Rosea kembali hadir di sebuah acara besar setelah satu tahun yang lalu mengalami kecelakaan.

Satu tahun yang lalu, Rosea tergelincir jatuh saat bermain es skating, kecelakaan itu menyebabkan Rosea koma dalam waktu lama hingga dia kehilangan banyak ingatannya hingga dia melupakan banyak anggota keluarganya sendiri.

Kecelakaan itu membuat Rosea sempat terpuruk, karena ingatannya yang hilang, dia kesulitan menjalani aktivitasnnya seperti biasa, bahkan Rosea tidak lagi bisa bekerja dan melanjutkan bisnis perhiasannya.

Bisnis yang Rosea bangun sekian lama akhirnya terpuruk dan berada di jurang kebangkrutan.

Kini Rosea memilih untuk menjadi assistant Jacob agar dia bisa kembali menata kemampuannya yang hilang.

Malam ini, Rosea dan Jacob berada di Paris. Jacob mendapatkan sebuah undangan pesta pertunangan dari seorang pengusaha, Jacob sengaja mengajak Rosea sebagai partnernya karena mereka juga memiliki bisnis yang akan dibuka di Paris.

“Sea, cepatlah,” panggil Jacob lagi.

Rosea segera beranjak dan melangkah keluar. “Ayo.”

Jacob merangkul pinggang Rosea dan membawanya pergi keluar dari kamar hotel tempat menginap.

“Apa aku cantik?” tanya Rosea tiba-tiba.

Jacob mendengus geli, pria itu melirik Rosea sekilas dan berkata, “Sangat cantik,” jawab Jacob meyakinkan.

Di antara lorong dan kaca-kaca besar yang arsitektur, Rosea melihat pemandangan malam kota Paris yang memanjakan mata.

Jacob dan Rosea baru sampai di Paris siang ini, ada banyak rencana yang akan dilakukan dan kemungkinan mereka akan tinggal dalam waktu yang lebih lama.

“Kamu suka?” tanya Jacob.

Rosea mengangguk. “Lain kali ajak aku lagi, aku merasa senang jika di ajak ke tempat baru.”

“Tergantung, jika kamu terus bersikap manis, aku sih tidak keberatan membawamu,” goda Jacob yang langsung disambut cemberutan Rosea.

Jacob menarik anak rambut yang bergerak menyapu pipi Rosea, menyampirkannya ke belakang telinga Rosea yang dihiasi anting kecil yang berkilau.

“Di pesta nanti ada banyak orang Indonesia, kamu tidak boleh mengumpat, jadilah anak baik, mengerti?”

Sontak Rosea tertawa malu, wanita itu mengangguk paham.

Ini untuk yang ke empat kalinya Jacob membawa Rosea pergi ke luar negeri, Rosea memiliki kebiasaan mengumpat ketika dia merasa tidak nyaman dengan suatu keadaan. Untuk orang asing, mungkin mereka tidak akan mengerti apa yang Rosea ucapkan, namun untuk sesama orang Indonesia, itu jelas akan menjadi masalah.

“Sepertinya pesta akan segera dimulai.” Jacob menarik pinggang Rosea, membawanya pergi ke arah tangga karena Rosea tidak bisa menggunakan lift.

***

Bayangan seorang pria duduk di kursi terlihat di jendela, dia terlihat menikmati ketenangannya dalam kesendirian yang ditemani segelas wine.

Wajah tampannya terlihat datar tidak berekspresi, matanya yang sebiru lautan menyapu pemandangan malam kota Paris.

Malam ini adalah pesta pertunangannya, namun tidak ada kebahagiaan sedikitpun yang terpancar di matanya, sorot matanya justru melukiskan banyak kemuakan.

Suara ketukan langkah terdengar mendekat, seorang wanita paruh baya bergaun putih masuk ke dalam ruangan. “Kamu akan duduk di sini sampai kapan?” tanya Berta.

“Pestanya beberapa menit lagi,” jawab Leonardo dengan tenang.

“Banyak tamu yang ingin bertemu denganmu, kamu adalah tuan rumah pesta, bersikap terhormatlah,” tegur Berta dengan penuh tekanan.

Leonardo meneguk winenya sekali lagi sebelum beranjak, pria itu mengambil jassnya dan segera mengenakannya. “Sejak awal aku sudah bilang, aku tidak butuh pesta apapun. Pesta ini dibuat oleh Ibu sendiri, itu artinya Ibu yang harus menjadi tuan rumah, bukan aku,” jawab Leonardon dengan tenang.

“Leonardo! Ibu tahu kamu tidak suka dengan rencana pertunangan ini, tapi kamu tidak bisa menunjukan rasa tidak suka itu di depan banyak orang. Suka tidak suka, kamu harus menerimanya, ini demi Prince.”

“Berhenti mengatas namakan Prince dalam bisnis ini.”

Berta mendengus kesal, wanita itu mendekat dan berdiri di hadapan Leonardo. “Bertahanlah selama beberapa bulan sampai hak asuh Prince bisa kita menangkan.”

Wajah Leonardo terangkat, menatap kebohongan di mata Berta yang mudah dia baca. “Aku tidak pernah keberatan berkorban apapun demi Prince, yang tidak aku terima adalah rencana lain Ibu.”

Wajah Berta memucat, tangannya terkepal kuat mencoba tetap berdiri tegak di hadapan putranya.

“Berhenti membantah Leonardo, kamu sudah dewasa, pernikahan bisa terjadi meski tanpa cinta.” Berta membalikan badannya dan langsung pergi.

Leonardo terdiam melihat bayangannya sendiri di jendela, wajah tampannya mengeras menahan amarah.

Dia benci dengan aturan tidak masuk akal yang kembali membelitnya.

Sudah satu tahun lebih Leonardo berhasil terlepas dari kekangan keluarga Abraham dan tidak terlibat dalam bisnis kedua orang tuanya, namun semuanya kembali berakhir tidak baik, semenjak hak asuh Prince jatuh ke tangan Mikhaila, mantan tunangannya.

Dulu, Mikhaila dan Leonardo sempat di jodohkan, namun mereka putus tepat ketika Mikhaila mengandung Prince. Setelah melahirkan, Mikhaila menyerahkan Prince kepada Leonardo.

Leonardo mengasuh Prince seorang diri tanpa kekurangan. Masalahnya, kini hak asuh jatuh ke tangan Mikhaila.

Mikhaila menuntut untuk kembali melanjutkan perjodohan mereka yang dulu sempat berakhir, wanita itu mengancam akan membawa Prince pergi dan memisahkan Leonardo dari Prince jika Leonardo tidak menuruti keinginannya.

“Ayah,” suara seorang anak kecil terdengar memanggil.

Leonardo membalikan badannya, melihat seorang anak laki-laki yang kini sudah berpakaian formal.

“Apa aku bisa bermain saja?” tanya Prince mendekat.

Leonardo tersenyum samar, memperhatikan putranya yang tidak menunjukan antusias atas pertunangan kedua orang tua kandungnya. Leonardo tahu betul alasannya, Prince dan Mikhaila tidak dekat, mereka tidak lebih seperti dua orang asing yang terpaksa harus disatukan.

“Kamu harus ada di ruangan pesta,” kata Leonardo.

“Benarkah?” tanya Prince lagi terlihat kecewa.

Leonardo mengusap rambut halus Prince. “Datanglah sebentar, setelahnya kamu bisa bermain.”

Kesedihan di mata Prince menghilang dengan cepat, anak itu tersenyum lebar terlihat puas mendengar jawaban Leonardo.

“Ayo, Prince.” Tangan Leonardo terulur mengajak bergandengan, keduanya pergi keluar dari penthouse yang sudah satu tahun lebih mereka tempati.

To Be Continued...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Umi Hariyono
Akhirnya ada lanjutan cerita mereka..Trima kasih banyak Thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status