Share

BAB 2: Pertemuan

Acara pesta sudah dimulai, para tamu undangan berdatangan, menyapa keluarga besar Abraham Abraham

Leonardo bersikap formal menyambut para rekan bisnisnya yang mengajak berbicara, namun pria itu tampak kaku ketika harus memperkenalkan Mikhaila kepada mereka, beruntungnya Mikhaila dapat menutupi celah kekurangannya dengan bergelayut mesra pada pria itu.

Berkat Mikhaila, keduanya terlihat seperti pasangan yang serasi dan sempurna di depan umum, banyak senyuman bahagia yang di tebarkan Mikhaila disetiap kali dia berbicara dengan orang-orang yang menyapanya dan mengajaknya berbicara.

Kedua terlihat seperti sepasang bintang yang bersinar, orang-orang yang melihat jelas berpikir jika keduanya tengah berbahagia dan seperti sepasang jodoh yang sudah saling ditakdirkan.

Di tempat yang sama, Jacob dan Rosea masuk ke dalam ruangan pesta, mereka langsung berbaur dengan beberapa tamu lainnya sebelum memberikan ucapan selamat kepada pemilik pesta.

“Aku tahu kamu muak berada di sini, tapi apa sulitnya untuk tersenyum bahagia di depan banyak orang?” bisik Mikhaila terdengar memohon, berbanding balik dengan bibirnya yang tersenyum manis dan memeluk lengan Leonardo dengan mesra.

“Berhentilah mengaturku,” jawab Leonardo terdengar jengkel. Pertunangan besar ini secara tidak langsung mendeklarasikan bahwa kini Leonardon dan Mikhaila tengah menjalin hubungan yang serius.

Leonardo melihat ke penjuru arah, mencari keberadaan Prince yang terlepas dari pantauannya.

“Aku mengajak kamu berbicara Leo, berhenti melihat hal lain, itu sangat menyebalkan.”

Leonardo langsung menatap tajam Mikhaila. “Aku mencari Prince, kamu pikir aku mencari siapa lagi? Sejak tadi kamu masuk, kamu tidak memikirkan Prince sedikitpun, dia terabaikan,” kritik Leonardo dengan tajam.

Seketika Mikhaila terdiam, wanita itu tidak menahan ketika Leonardo melepaskan diri dari pelukannya dan pergi ke dalam kerumunan mencari Prince.

“Prince,” panggil Leonardo begitu dia melihat putranya berdiri mematung melihat seseorang yang tidak jauh di hadapannya.

Leonardo mengalihkan pandangannya, melihat apa yang sudah menarik perhatian putranya.

Pupil mata Leonardo melebar, seluruh darah di nadinya membeku, pria itu sampai tidak berkedip sedikitpun begitu melihat wanita yang selama ini setengah mati berusaha dia cari dan dia dapatkan kembali, kini menunjukan diri di pesta pertunangannya.

“Sea,” panggil Leonardo memanggilnya dengan penuh kerinduan bercampur rasa sakit.

Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, matanya mengerjap cepat berusaha memastikan diri jika apa yang dilihatnya bukan sebuah ilusi semata.

Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, merasakan ada sesuatu yang kembali hidup di dalam hatinya.

Rosea-nya, miliknya, dia telah kembali.

Prince yang sempat mematung langsung berlari, anak itu melewati beberapa orang di sekitarnya dan langsung memeluk Rosea dengan tangisan penuh kelegaannya.

“Sea, Sea kemana saja? Aku rindu Sea,” isak Prince memeluk erat Rosea.

***

“Aku sangat ingin pergi berjalan-jalan setelah pekerjaan kita selesai,” ucap Rosea terdengar berantusias usai berbicara dengan beberapa teman Jacob yang berasal dari Malaysia.

“Kita memiliki waktu menginap gratis selama tiga hari di hotel ini. Mungkin di hari ke empat kita bisa menginap di hotel yang lebih murah untuk berlibur, kamu bisa mengunjungi beberapa museum seni yang pernah kamu datangi.”

Rosea terbelalak kaget. “Aku pernah ke Paris?”

Jacob terkekeh mendengarnya, pria itu mengangguk membenarkan. “Kita belum menemui pemilik pesta, sebaiknya sekarang kita harus memberi selamat.”

“Apa aku akan menungu di sini?”

“Astaga Sea, jika aku pergi sendiri, apa gunanya kamu aku bawa?” protes Jacob seraya menarik pinggang Rosea, mengarahkan wanita itu untuk pergi.

Baru dua langkah Rosea berjalan, wanita terdiam mematung begitu ada seorang anak laki-laki berlari ke arahnya dan memeluknya dengan tangisan.

“Sea, Sea kemana saja? Aku rindu Sea.”

Rosea terpaku, perlu beberapa detik untuknya menyadarkan diri jika ada anak kecil yang tidak dia kenali tengah memeluknya dengan erat dan menangis hingga membuat tubuh mungilnya gemetar.

“Sea kembali untuk menemuiku? Sea sudah tidak marah lagi kan?” Tangisan Prince kian kencang membuat beberapa orsng yang ada di sekitar melihat ke arahnya.

Jacob sedikit mundur melepaskan rangkulannya, dia memberi Rosea ruang untuk membungkuk dan melihat lebih jelas anak kecil yang sudah menghampirinya.

Prince mengusap wajahnya dengan kasar, anak itu mencoba untuk tersenyum senang karena teman spesialnya telah kembali.

Tangisan Prince yang kuat, tatapan mata yang lekat penuh kerinduan meluluhkan hati Rosea untuk menghibur anak itu. Rosea mengusap wajah mungil Prince yang basah.

“Sea kenapa diam saja?” tanya Prince khawatir.

Cara Prince yang berbicara akrab dengan dirinya membuat Rosea akhirnya buka suara, “Kamu kenal aku?”

Prince tercengang dengan tatapan kecewa, bibir mungilnya gemetar. “Aku Prince, Sea bilang kita berteman. Ayah juga pernah bilang, Sea akan segera menjadi mamahku. Kenapa Sea jadi pelupa?”

Rosea tersenyum dalam kecanggungan, dia tidak mengerti dengan apapun yang dikatakan anak di hadapannya.

“Prince, kemarliah,” panggil Leonardo yang kini sudah mendekat.

Sekali lagi Prince menyeka air matanya, anak itu terdiam tidak mendengarkan permintaan ayahnya, dia terus memandangi Rosea dengan tatapan penuh tanya. “Sea tidak akan meninggalkan aku dan Ayah lagi kan?”

Lidah Rosea mendadak kelu tidak bisa berkata-kata, dia tidak dapat memahami situasinya lagi.

Leonardo menarik pelan tubuh Prince, pria itu berdiri dengan tenang, menghadap Rosea dan Jacob.

Diam-diam Leonardo mengepalkan tangannya, pria itu mencoba untuk mengontrol diri, setengah mati dia berusaha untuk tidak memeluk Rosea hanya untuk melepaskan perasaan rindu yang menyiksa dirinya selama ini.

“Maaf atas kelancangan putra saya,” ucap Leonardo dalam ketenangan.

“Kami bisa mengerti,” jawab Jacob tersenyum canggung, dengan cepat Jacob mengulurkan tangannya dan tersenyum lebar, lalu berkata, “selamat atas pertunangan Anda.”

Ketegangan di bahu Leonardo menguat, pria itu tidak melepaskan tatapannya sedetikpun dari Rosea yang terlihat tersenyum lebar tidak bereaksi apapun atas kabar pertunangannya dan pertemuan mereka setelah sekian lama berpisah.

Apa Rosea sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi kepada Leonardo? Apa hanya Leonardo saja yang selama ini bertindak seperti orang gila karena menginginkan Rosea kembali?

Lalu untuk apa dia berdiri di sini? Apa dia ingin memamerkan pasangan barunya ditengah-tengah pesta pertunangan Leonardo yang tidak dia inginkan.

To Be Continued...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status