Acara pesta sudah dimulai, para tamu undangan berdatangan, menyapa keluarga besar Abraham Abraham
Leonardo bersikap formal menyambut para rekan bisnisnya yang mengajak berbicara, namun pria itu tampak kaku ketika harus memperkenalkan Mikhaila kepada mereka, beruntungnya Mikhaila dapat menutupi celah kekurangannya dengan bergelayut mesra pada pria itu.Berkat Mikhaila, keduanya terlihat seperti pasangan yang serasi dan sempurna di depan umum, banyak senyuman bahagia yang di tebarkan Mikhaila disetiap kali dia berbicara dengan orang-orang yang menyapanya dan mengajaknya berbicara.Kedua terlihat seperti sepasang bintang yang bersinar, orang-orang yang melihat jelas berpikir jika keduanya tengah berbahagia dan seperti sepasang jodoh yang sudah saling ditakdirkan.Di tempat yang sama, Jacob dan Rosea masuk ke dalam ruangan pesta, mereka langsung berbaur dengan beberapa tamu lainnya sebelum memberikan ucapan selamat kepada pemilik pesta.“Aku tahu kamu muak berada di sini, tapi apa sulitnya untuk tersenyum bahagia di depan banyak orang?” bisik Mikhaila terdengar memohon, berbanding balik dengan bibirnya yang tersenyum manis dan memeluk lengan Leonardo dengan mesra.“Berhentilah mengaturku,” jawab Leonardo terdengar jengkel. Pertunangan besar ini secara tidak langsung mendeklarasikan bahwa kini Leonardon dan Mikhaila tengah menjalin hubungan yang serius.Leonardo melihat ke penjuru arah, mencari keberadaan Prince yang terlepas dari pantauannya.“Aku mengajak kamu berbicara Leo, berhenti melihat hal lain, itu sangat menyebalkan.”Leonardo langsung menatap tajam Mikhaila. “Aku mencari Prince, kamu pikir aku mencari siapa lagi? Sejak tadi kamu masuk, kamu tidak memikirkan Prince sedikitpun, dia terabaikan,” kritik Leonardo dengan tajam.Seketika Mikhaila terdiam, wanita itu tidak menahan ketika Leonardo melepaskan diri dari pelukannya dan pergi ke dalam kerumunan mencari Prince.“Prince,” panggil Leonardo begitu dia melihat putranya berdiri mematung melihat seseorang yang tidak jauh di hadapannya.Leonardo mengalihkan pandangannya, melihat apa yang sudah menarik perhatian putranya.Pupil mata Leonardo melebar, seluruh darah di nadinya membeku, pria itu sampai tidak berkedip sedikitpun begitu melihat wanita yang selama ini setengah mati berusaha dia cari dan dia dapatkan kembali, kini menunjukan diri di pesta pertunangannya.“Sea,” panggil Leonardo memanggilnya dengan penuh kerinduan bercampur rasa sakit.Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, matanya mengerjap cepat berusaha memastikan diri jika apa yang dilihatnya bukan sebuah ilusi semata.Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, merasakan ada sesuatu yang kembali hidup di dalam hatinya.Rosea-nya, miliknya, dia telah kembali.Prince yang sempat mematung langsung berlari, anak itu melewati beberapa orang di sekitarnya dan langsung memeluk Rosea dengan tangisan penuh kelegaannya.“Sea, Sea kemana saja? Aku rindu Sea,” isak Prince memeluk erat Rosea.***“Aku sangat ingin pergi berjalan-jalan setelah pekerjaan kita selesai,” ucap Rosea terdengar berantusias usai berbicara dengan beberapa teman Jacob yang berasal dari Malaysia.“Kita memiliki waktu menginap gratis selama tiga hari di hotel ini. Mungkin di hari ke empat kita bisa menginap di hotel yang lebih murah untuk berlibur, kamu bisa mengunjungi beberapa museum seni yang pernah kamu datangi.”Rosea terbelalak kaget. “Aku pernah ke Paris?”Jacob terkekeh mendengarnya, pria itu mengangguk membenarkan. “Kita belum menemui pemilik pesta, sebaiknya sekarang kita harus memberi selamat.”“Apa aku akan menungu di sini?”“Astaga Sea, jika aku pergi sendiri, apa gunanya kamu aku bawa?” protes Jacob seraya menarik pinggang Rosea, mengarahkan wanita itu untuk pergi.Baru dua langkah Rosea berjalan, wanita terdiam mematung begitu ada seorang anak laki-laki berlari ke arahnya dan memeluknya dengan tangisan.“Sea, Sea kemana saja? Aku rindu Sea.”Rosea terpaku, perlu beberapa detik untuknya menyadarkan diri jika ada anak kecil yang tidak dia kenali tengah memeluknya dengan erat dan menangis hingga membuat tubuh mungilnya gemetar. “Sea kembali untuk menemuiku? Sea sudah tidak marah lagi kan?” Tangisan Prince kian kencang membuat beberapa orsng yang ada di sekitar melihat ke arahnya.Jacob sedikit mundur melepaskan rangkulannya, dia memberi Rosea ruang untuk membungkuk dan melihat lebih jelas anak kecil yang sudah menghampirinya.Prince mengusap wajahnya dengan kasar, anak itu mencoba untuk tersenyum senang karena teman spesialnya telah kembali.Tangisan Prince yang kuat, tatapan mata yang lekat penuh kerinduan meluluhkan hati Rosea untuk menghibur anak itu. Rosea mengusap wajah mungil Prince yang basah.“Sea kenapa diam saja?” tanya Prince khawatir.Cara Prince yang berbicara akrab dengan dirinya membuat Rosea akhirnya buka suara, “Kamu kenal aku?”Prince tercengang dengan tatapan kecewa, bibir mungilnya gemetar. “Aku Prince, Sea bilang kita berteman. Ayah juga pernah bilang, Sea akan segera menjadi mamahku. Kenapa Sea jadi pelupa?”Rosea tersenyum dalam kecanggungan, dia tidak mengerti dengan apapun yang dikatakan anak di hadapannya.“Prince, kemarliah,” panggil Leonardo yang kini sudah mendekat.Sekali lagi Prince menyeka air matanya, anak itu terdiam tidak mendengarkan permintaan ayahnya, dia terus memandangi Rosea dengan tatapan penuh tanya. “Sea tidak akan meninggalkan aku dan Ayah lagi kan?”Lidah Rosea mendadak kelu tidak bisa berkata-kata, dia tidak dapat memahami situasinya lagi.Leonardo menarik pelan tubuh Prince, pria itu berdiri dengan tenang, menghadap Rosea dan Jacob.Diam-diam Leonardo mengepalkan tangannya, pria itu mencoba untuk mengontrol diri, setengah mati dia berusaha untuk tidak memeluk Rosea hanya untuk melepaskan perasaan rindu yang menyiksa dirinya selama ini.“Maaf atas kelancangan putra saya,” ucap Leonardo dalam ketenangan.“Kami bisa mengerti,” jawab Jacob tersenyum canggung, dengan cepat Jacob mengulurkan tangannya dan tersenyum lebar, lalu berkata, “selamat atas pertunangan Anda.”Ketegangan di bahu Leonardo menguat, pria itu tidak melepaskan tatapannya sedetikpun dari Rosea yang terlihat tersenyum lebar tidak bereaksi apapun atas kabar pertunangannya dan pertemuan mereka setelah sekian lama berpisah.Apa Rosea sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi kepada Leonardo? Apa hanya Leonardo saja yang selama ini bertindak seperti orang gila karena menginginkan Rosea kembali?Lalu untuk apa dia berdiri di sini? Apa dia ingin memamerkan pasangan barunya ditengah-tengah pesta pertunangan Leonardo yang tidak dia inginkan.To Be Continued...Angin berhembus kencang begitu yacht bergerak, langit cukup gelap pekat, berbanding balik dengan terangnya lampu-lampu bangunan rumah di pinggiran dermaga, cahanya menyebarkan pantulan terang di permukaan air laut.Rosea mengambil gelas anggur dan mencicipinya satu tegukan kecil, lalu meninggalkannya karena kini dia harus memikirkn kandungannya. Usapan lembut tangan Leonardo menyentuh permukaan perut Rosea. “Aku dengar, perempuan yang sedang hamil sering mengalami perubahan emosi karena hormonal. Kapan kamu akan mengalaminya?”Rosea langsung membuang muka sambil menutup mulutnya yang tidak dapat menahan senyuman malu. Leonardo tidak tahu saja, sejak beberapa hari terakhir ini justru Rosea merasa pikiran dan perasaannya lebih santai tanpa alasan yang bisa dia mengerti, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku.Lebih anehnya lagi, Rosea menjadi lebih sering merindukan Leonardo. Logika dan perasaannya bertentangan begitu jauh. Logika Rosea masih terbayang dengan ketakut
“Sea!” tangan Prince melambai di udara, anak itu berlari secepat yang dia bisa, menghampiri Rosea dan menghembur kedalam pelukannya dengan tawa riang.Banyak kejadian baik yang datang padanya akhir-akhir ini. Ibunya, neneknya, mereka semua menjadi lebih lembut dari biasanya, tidak lagi menekan Prince untuk terus belajar dan bertemu berbagai guru less sepanjang waktu.Prince bahagia, neneknya tidak lagi berbicara buruk tentang Rosea, neneknya justru mendukung Rosea untuk menjadi ibunya.Setelah penantian panjang, dia akan segera memiliki seorang ibu yang tinggal bersama dengannya sepanjang hari, mengantarnya pergi ke sekolah dan menemaninya pergi camping sekolah.Prince memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Rosea yang melingkupi tubuhnya. Pelukan yang menenangkan dan selalu dia rindukan.“Mengapa Sea tidak pernah mengangkat teleponku akhir-akhir ini? Aku pikir Sea sedang marah,” ungkap Prince.“Dokter bilang, aku tidak boleh menggunakan handpone saat sakit,” jawab Rosea berbohong
“Saya Leonardo Abraham, saya datang ke sini ingin melamar Rosea Gabriella, putri Anda.”Tubuh Kartika menegak, menatap lekat sosok pria yang datang melamar putrinya malam ini. Pria itu duduk dengan tegap dan berbicara tanpa keraguan. Sejujurnya, Kartika masih ragu karena dia belum mengenal sosok Leonardo. Masih ada banyak hal yang ingin Kartika ketahui darinya, disisi lain Kartika juga harus percaya dengan pilihan putrinya.Rosea tidak mungkin melabuhkan hidupnya pada lelaki sembarangan setelah menolak lamaran dari banyak lelaki.“Apa Anda yakin?” tanya Kartika.Leonardo tersenyum lembut. “Keyakinan saya tidak pernah berubah untuk menikahi Rosea sejak satu tahun yang lalun.” “Nak Leonardo, Anda tahu kan pernikahan dijalankan seumur hidup. Setiap manusia itu memiliki sisi baik dan buruknya, dan itu berlaku pada putri saya Rosea, jika Anda menikah dengannya, maka Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus menerima Rosea apa adanya,” ucap Kartika.Leonardo menga
“Ayah, kita mau pergi kemana sebenarnya?” tanya Prince memperhatikan jalanan yang ramai. Sudah satu tahun lebih Prince meninggalkan Indonesia, dia merindukan suasanannya yang jauh berbeda dengan suasana eropa.Prince melihat ke belakang, memperhatian mobil Berta yang terus mengikutinya sejak tadi. Tidak seperti biasanya, neneknya ikut bepergian.Menyadari keterdiaman Leonardo, Prince bergeser memeluk lengan ayahnya, anak itu memperhatikan Leonardo yang terlihat gelisah tidak seperti biasanya. Sejak dari rumah Prince memperhatikan ayahnya yang bergerak kesana-kemari tanpa melakukan apapun. “Ayah kenapa? Ayah sakit?” tany Prince mengguncang lengan Leonardo.“Ayah tidak sakit, Prince,” jawab Leonardo.“Tapi wajah Ayah pucat.”Leonardo mendengus malu, sejujurnya, semenjak berpisah dengan Rosea di bandara, dia gugup setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama Leonardo, segala keperluan ditangani oleh Adam dan Bety karena Berta sendiri tidak begitu tahu tentang budaya melamar di Indon
Hogan memijat batang hidungnya dengan kuat, lelaki paruh baya itu berpikir keras dengan ketidak mengertiannya, mengapa putrinya yang tidak suka menmiliki ik, kini secara tiba-tiba memutuskan untuk menikah.Hogan lebih tidak mengerti karena lelaki yang Rosea pilih adalah Leonardo Abraham. Padahal, ingatan Rosea telah kembali, seharusnya Rosea ingat jika selama ini dia selalu berusaha menghindar dari Leonardo karena sifat ibunya yang bermasalah.“Ya Tuhan..” Kartika menghembuskan napasnya dengan berat kesulitan berkata-kata.Beberapa kali Kartika mengatur napasnya agar bisa berpikir rasional, dilihatnya kembali Rosea yang duduk begitu tenang. Ketenangan yang Rosea tunjukan menyadarkan Katika bahwa putrinya tidak main-main dengan ucapannya.“Apa sebenarnya alasan yang membuat kamu memutuskan untuk menikah dengan Leonardo, Sea? Tidakkah kamu ingat apa yang telah dilakukan ibunya pada keluarga kita?” lirih Kartika bertanya.Hogan mengangguk setuju. “Ayah juga tidak begitu menyukainya Sea.
“Aku ingin mencantumkan dalam perjanjian pra-nikah kita, aku tidak menerima uang itu dalam bentuk apapun untuk anakku.”Kening Leonardo mengerut tidak mengerti. “Apa maksudmu Sea?”“Aku tulus menerima kamu Leonardo, dan aku tidak sudi dituduh hamil hanya untuk mendapatkan uang!”“Itu tidak bisa. Lagi pula, tidak ada yang pernah berpikiran seperti itu padamu.”“Ibumu yang mengatakannya tepat sehari sebelum aku tahu kehamilanku,” lirih Rosea menahan tangisan yang mendesaknya. “Aku tidak ingin memperpanjang masalah dengan siapapun. Aku hanya ingin anak yang akan aku lahirnya hidup dalam kedamaian tanpa menerima tuduhan buruk. Karena itu, cantumkan saja dalam perjanjian pra-nikah kita, jika harta kita akan tetap terpisah meski telah menikah dan anakku tidak akan menerima tunjangan masa depan. Aku masih mampu mempersiapkan tabungan masa depan anak kita.”Leonardo terpaku kaget hingga tidak mampu berkata-kata.Leonardo bisa memahami sakit hati Rosea, disisi lain dia tidak setuju dengan k