“Aku ingin membatalkan pertunangan ini.”
Berta terbelalak, wajahnya berubah pucat pasi. “Apa? Tidak!” jawab Berta setengah berteriak.“Aku hanya memberitahu rencanaku, bukan sedang meminta izin dari Ibu.”Berta menarik napasnya dalam-dalam merasakan sesak di dada mendengarkan jawaban penuh percaya diri Leonardo.Berta harus bersikap tenang, dia tidak ingin kembali bertengkar dengan Leonardo dan membuat Leonardo menjadi nekat.Satu tahun yang lalu, setelah Berta berhasil memisahkan Leonardo dan Rosea. Leonardo langsung pergi dari Indonesia meninggalkan seluruh pekerjaannya dan memilih menetap di Paris. Berta tidak ingin kejadian itu kembali terjadi.Berta mendekat dalam beberapa langkah, wanita itu menangkap kegelisahan di mata Leonardo.Berta sudah pernah berjanji tidak akan mengekang apalagi mengatur kehidupan Leonardo semenjak mereka kembali baikan, namun kini situasinya berbeda.Berta harus menjaga nama keluarga Abraham, dan pertunangan ini tidak bisa di batalkan begitu saja karena berbagai alasan. “Jangan gegabah Leo, kamu harus memikirkan baik dan buruk hal yang kamu perbuat. Ibu tahu kamu cinta mati kepada Rosea, tapi jangan karena cinta, kamu jadi bertindak bodoh,” nasihat Berta penuh tekanan.Leonardo tersenyum masam, Berta bisa saja berkata begitu mudah kepada Leonardo untuk tidak bertindak bodoh. Pada kenyataannya, Berta lebih sering bertindak bodoh dan tidak masuk akal bila bersangkutan dengan bisnis dan keluarganya.Berta menghela napasnya dengan berat, wanita itu mengusap tengkuknya dengan kuat. “Ibu mohon Leo, ayo kita kembali ke ruangan pesta, semua orang sudah menunggu, jangan membuat orang lain kecewa,” bujuk Berta menyentuh lengan Leonardo.“Aku tidak akan bersanding dengan wanita manapun, jika Rosea sudah berada di depan mataku,” jawab Leonardo dengan tegas tidak terbantahkan.Berta mengangguk sedih, wajahnya terangkat menatap lekat putranya.“Ibu mohon Leo, kamu tidak ingat Mikhaila sudah mendapatkan hak asuh Prince di pengadilan? Jika kamu membatalkan pertunangan malam ini, kita akan kehilangan Prince. Ibu tidak ingin kehilangan Prince.”Leonardo menggeram frustasi, dia sangat muak berkata-kata lagi.Prince adalah harta berharga untuk Leonardo dan keluarga Abraham. Mikhaila mengajukan perjanjian jika Leonardo harus kembali bertunangan secara resmi dengannya, maka Prince diperbolehkan bersama Leonardo.“Leo, ibu mohon. Ini demi Prince, ibu tidak ingin dipisahkan dengan Prince, dan ibu tidak ingin Prince terlepas dari perlindungan dan didikan keluarga kita,” bujuk Berta penuh permohonan.Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, dengan berat pria itu mengangguk untuk mengalah karena ini demi putranya.“Baik, aku akan melanjutkan pertunangan ini, namun Ibu harus berjanji kepadaku, ibu tidak akan menghalangi rencanaku membatalkan pertungan ini begitu hak asuh Prince kembali jatuh padaku.”Berta terpaku kaget, secara tidak langsung Leonardo menganggap pertunangan yang terjadi malam ini hanya sebatas untuk menyelamatakan nama keluarga Abraham dan Prince.Apa yang harus Berta lakukan? Dia tidak memiliki pilihan lain selain menyetujuinya.“Ibu bernjanji. Sekarang bersiaplah,” jawab Berta pelan.***“Mereka terlihat cocok, aku dengar dulu mereka juga pernah bertunangan,” kata Jacob memberitahu.Rosea tersenyum tanpa beban melihat ke depan, memperhatikan Leonardo dan Mikhaila kini saling berhadapan tengah memasangkan cincin pertunangan mereka.Senyuman merekah penuh kebahagiaan terlukis jelas di wajah cantik Mikhaila, wanita itu berdiri dengan percaya diri penuh dengan kebanggan di depan semua orang.Semua orang bertepuk tangan menyambut begitu mereka berdua sudah saling memasangkan cincin.Macron yang meminpin acara mengangkat segelas anggur mengajak semua orang bersulang karena acara berdansa akan segera dimulai.“Kita harus berdansa,” pinta Mikhaila dengan tangan tangan terangkat.Tanpa berkata-kata Leonardo menerima uluran tangan Mikhaila dan membawanya pergi ke lantai dansa, Leonardo harus menyelesaikan tugasnya secepatnya, lalu pergi membawa Prince.Satu persatu pasangan ikut datang menyusul untuk menari.“Ada apa dengan kamu Leo?” tanya Mikhaila.Mikhaila megusap bahu kokoh Leonardo, wajah cantiknya terangkat memandangi Leonardo dengan lekat, Leonardo seperti orang linglung dan kehilangan fokus, dia tidak seperti biasanya.“Apa kamu bahagia kita bertunangan?” tanya Leonardo.Dengan senyuman lebarnya Mikhaila menjawab, “Apa kamu masih belum meragukan perasaanku Leo? Aku mencintai kamu, tentu saja aku bahagia karena kini kita kembali bersama,” ungkap Mikhaila.Kening Leonardo mengerut samar tampak tidak begitu setuju dengan pengakuan Mikhaila. “Kamu tahu kan jika aku tidak suka memberi harapan palsu, harus aku katakan dengan jelas kepadamu saat ini, jangan mengharapkan apapun dariku. Aku bisa memberikan kamu uang, tapi tidak dengan perasaanku.”Mikhaila mendekat selangkah, wanita itu berjinjit memeluk mesra Leonardo dan menyandarkan wajahnya di dada bidangnya. Sesungguhnya hati Mikhaila sakit, namun dia tidak bisa putus harapan, sekeras dan sekokoh apapun Leonardo, Mikhaila percaya jika suatu saat nanti dia bisa memenangkan hatinya. “Aku tidak peduli Leo, aku tidak akan menyerah untuk membuat kamu kembali jatuh cinta kepadaku.”“Itu tidak akan pernah terjadi Mikhaila,” jawab Leonardo dengan serius.Senyuman di bibir Mikhaila memudar, dia sudah cukup sering mendengar penolakan Leonardo, dan rasa sakitnya terasa sama, namun diwaktu yang bersamaan dia tertantang ingin benar-benar mendapatkan kembali pria itu.To Be Continued..Angin berhembus kencang begitu yacht bergerak, langit cukup gelap pekat, berbanding balik dengan terangnya lampu-lampu bangunan rumah di pinggiran dermaga, cahanya menyebarkan pantulan terang di permukaan air laut.Rosea mengambil gelas anggur dan mencicipinya satu tegukan kecil, lalu meninggalkannya karena kini dia harus memikirkn kandungannya. Usapan lembut tangan Leonardo menyentuh permukaan perut Rosea. “Aku dengar, perempuan yang sedang hamil sering mengalami perubahan emosi karena hormonal. Kapan kamu akan mengalaminya?”Rosea langsung membuang muka sambil menutup mulutnya yang tidak dapat menahan senyuman malu. Leonardo tidak tahu saja, sejak beberapa hari terakhir ini justru Rosea merasa pikiran dan perasaannya lebih santai tanpa alasan yang bisa dia mengerti, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku.Lebih anehnya lagi, Rosea menjadi lebih sering merindukan Leonardo. Logika dan perasaannya bertentangan begitu jauh. Logika Rosea masih terbayang dengan ketakut
“Sea!” tangan Prince melambai di udara, anak itu berlari secepat yang dia bisa, menghampiri Rosea dan menghembur kedalam pelukannya dengan tawa riang.Banyak kejadian baik yang datang padanya akhir-akhir ini. Ibunya, neneknya, mereka semua menjadi lebih lembut dari biasanya, tidak lagi menekan Prince untuk terus belajar dan bertemu berbagai guru less sepanjang waktu.Prince bahagia, neneknya tidak lagi berbicara buruk tentang Rosea, neneknya justru mendukung Rosea untuk menjadi ibunya.Setelah penantian panjang, dia akan segera memiliki seorang ibu yang tinggal bersama dengannya sepanjang hari, mengantarnya pergi ke sekolah dan menemaninya pergi camping sekolah.Prince memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Rosea yang melingkupi tubuhnya. Pelukan yang menenangkan dan selalu dia rindukan.“Mengapa Sea tidak pernah mengangkat teleponku akhir-akhir ini? Aku pikir Sea sedang marah,” ungkap Prince.“Dokter bilang, aku tidak boleh menggunakan handpone saat sakit,” jawab Rosea berbohong
“Saya Leonardo Abraham, saya datang ke sini ingin melamar Rosea Gabriella, putri Anda.”Tubuh Kartika menegak, menatap lekat sosok pria yang datang melamar putrinya malam ini. Pria itu duduk dengan tegap dan berbicara tanpa keraguan. Sejujurnya, Kartika masih ragu karena dia belum mengenal sosok Leonardo. Masih ada banyak hal yang ingin Kartika ketahui darinya, disisi lain Kartika juga harus percaya dengan pilihan putrinya.Rosea tidak mungkin melabuhkan hidupnya pada lelaki sembarangan setelah menolak lamaran dari banyak lelaki.“Apa Anda yakin?” tanya Kartika.Leonardo tersenyum lembut. “Keyakinan saya tidak pernah berubah untuk menikahi Rosea sejak satu tahun yang lalun.” “Nak Leonardo, Anda tahu kan pernikahan dijalankan seumur hidup. Setiap manusia itu memiliki sisi baik dan buruknya, dan itu berlaku pada putri saya Rosea, jika Anda menikah dengannya, maka Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus menerima Rosea apa adanya,” ucap Kartika.Leonardo menga
“Ayah, kita mau pergi kemana sebenarnya?” tanya Prince memperhatikan jalanan yang ramai. Sudah satu tahun lebih Prince meninggalkan Indonesia, dia merindukan suasanannya yang jauh berbeda dengan suasana eropa.Prince melihat ke belakang, memperhatian mobil Berta yang terus mengikutinya sejak tadi. Tidak seperti biasanya, neneknya ikut bepergian.Menyadari keterdiaman Leonardo, Prince bergeser memeluk lengan ayahnya, anak itu memperhatikan Leonardo yang terlihat gelisah tidak seperti biasanya. Sejak dari rumah Prince memperhatikan ayahnya yang bergerak kesana-kemari tanpa melakukan apapun. “Ayah kenapa? Ayah sakit?” tany Prince mengguncang lengan Leonardo.“Ayah tidak sakit, Prince,” jawab Leonardo.“Tapi wajah Ayah pucat.”Leonardo mendengus malu, sejujurnya, semenjak berpisah dengan Rosea di bandara, dia gugup setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama Leonardo, segala keperluan ditangani oleh Adam dan Bety karena Berta sendiri tidak begitu tahu tentang budaya melamar di Indon
Hogan memijat batang hidungnya dengan kuat, lelaki paruh baya itu berpikir keras dengan ketidak mengertiannya, mengapa putrinya yang tidak suka menmiliki ik, kini secara tiba-tiba memutuskan untuk menikah.Hogan lebih tidak mengerti karena lelaki yang Rosea pilih adalah Leonardo Abraham. Padahal, ingatan Rosea telah kembali, seharusnya Rosea ingat jika selama ini dia selalu berusaha menghindar dari Leonardo karena sifat ibunya yang bermasalah.“Ya Tuhan..” Kartika menghembuskan napasnya dengan berat kesulitan berkata-kata.Beberapa kali Kartika mengatur napasnya agar bisa berpikir rasional, dilihatnya kembali Rosea yang duduk begitu tenang. Ketenangan yang Rosea tunjukan menyadarkan Katika bahwa putrinya tidak main-main dengan ucapannya.“Apa sebenarnya alasan yang membuat kamu memutuskan untuk menikah dengan Leonardo, Sea? Tidakkah kamu ingat apa yang telah dilakukan ibunya pada keluarga kita?” lirih Kartika bertanya.Hogan mengangguk setuju. “Ayah juga tidak begitu menyukainya Sea.
“Aku ingin mencantumkan dalam perjanjian pra-nikah kita, aku tidak menerima uang itu dalam bentuk apapun untuk anakku.”Kening Leonardo mengerut tidak mengerti. “Apa maksudmu Sea?”“Aku tulus menerima kamu Leonardo, dan aku tidak sudi dituduh hamil hanya untuk mendapatkan uang!”“Itu tidak bisa. Lagi pula, tidak ada yang pernah berpikiran seperti itu padamu.”“Ibumu yang mengatakannya tepat sehari sebelum aku tahu kehamilanku,” lirih Rosea menahan tangisan yang mendesaknya. “Aku tidak ingin memperpanjang masalah dengan siapapun. Aku hanya ingin anak yang akan aku lahirnya hidup dalam kedamaian tanpa menerima tuduhan buruk. Karena itu, cantumkan saja dalam perjanjian pra-nikah kita, jika harta kita akan tetap terpisah meski telah menikah dan anakku tidak akan menerima tunjangan masa depan. Aku masih mampu mempersiapkan tabungan masa depan anak kita.”Leonardo terpaku kaget hingga tidak mampu berkata-kata.Leonardo bisa memahami sakit hati Rosea, disisi lain dia tidak setuju dengan k