Share

BAB 4: Pertunangan

“Aku ingin membatalkan pertunangan ini.”

Berta terbelalak, wajahnya berubah pucat pasi. “Apa? Tidak!” jawab Berta setengah berteriak.

“Aku hanya memberitahu rencanaku, bukan sedang meminta izin dari Ibu.”

Berta menarik napasnya dalam-dalam merasakan sesak di dada mendengarkan jawaban penuh percaya diri Leonardo.

Berta harus bersikap tenang, dia tidak ingin kembali bertengkar dengan Leonardo dan membuat Leonardo menjadi nekat.

Satu tahun yang lalu, setelah Berta berhasil memisahkan Leonardo dan Rosea. Leonardo langsung pergi dari Indonesia meninggalkan seluruh pekerjaannya dan memilih menetap di Paris. Berta tidak ingin kejadian itu kembali terjadi.

Berta mendekat dalam beberapa langkah, wanita itu menangkap kegelisahan di mata Leonardo.

Berta sudah pernah berjanji tidak akan mengekang apalagi mengatur kehidupan Leonardo semenjak mereka kembali baikan, namun kini situasinya berbeda.

Berta harus menjaga nama keluarga Abraham, dan pertunangan ini tidak bisa di batalkan begitu saja karena berbagai alasan.

“Jangan gegabah Leo, kamu harus memikirkan baik dan buruk hal yang kamu perbuat. Ibu tahu kamu cinta mati kepada Rosea, tapi jangan karena cinta, kamu jadi bertindak bodoh,” nasihat Berta penuh tekanan.

Leonardo tersenyum masam, Berta bisa saja berkata begitu mudah kepada Leonardo untuk tidak bertindak bodoh. Pada kenyataannya, Berta lebih sering bertindak bodoh dan tidak masuk akal bila bersangkutan dengan bisnis dan keluarganya.

Berta menghela napasnya dengan berat, wanita itu mengusap tengkuknya dengan kuat. “Ibu mohon Leo, ayo kita kembali ke ruangan pesta, semua orang sudah menunggu, jangan membuat orang lain kecewa,” bujuk Berta menyentuh lengan Leonardo.

“Aku tidak akan bersanding dengan wanita manapun, jika Rosea sudah berada di depan mataku,” jawab Leonardo dengan tegas tidak terbantahkan.

Berta mengangguk sedih, wajahnya terangkat menatap lekat putranya.

“Ibu mohon Leo, kamu tidak ingat Mikhaila sudah mendapatkan hak asuh Prince di pengadilan? Jika kamu membatalkan pertunangan malam ini, kita akan kehilangan Prince. Ibu tidak ingin kehilangan Prince.”

Leonardo menggeram frustasi, dia sangat muak berkata-kata lagi.

Prince adalah harta berharga untuk Leonardo dan keluarga Abraham. Mikhaila mengajukan perjanjian jika Leonardo harus kembali bertunangan secara resmi dengannya, maka Prince diperbolehkan bersama Leonardo.

“Leo, ibu mohon. Ini demi Prince, ibu tidak ingin dipisahkan dengan Prince, dan ibu tidak ingin Prince terlepas dari perlindungan dan didikan keluarga kita,” bujuk Berta penuh permohonan.

Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, dengan berat pria itu mengangguk untuk mengalah karena ini demi putranya.

“Baik, aku akan melanjutkan pertunangan ini, namun Ibu harus berjanji kepadaku, ibu tidak akan menghalangi rencanaku membatalkan pertungan ini begitu hak asuh Prince kembali jatuh padaku.”

Berta terpaku kaget, secara tidak langsung Leonardo menganggap pertunangan yang terjadi malam ini hanya sebatas untuk menyelamatakan nama keluarga Abraham dan Prince.

Apa yang harus Berta lakukan? Dia tidak memiliki pilihan lain selain menyetujuinya.

“Ibu bernjanji. Sekarang bersiaplah,” jawab Berta pelan.

***

“Mereka terlihat cocok, aku dengar dulu mereka juga pernah bertunangan,” kata Jacob memberitahu.

Rosea tersenyum tanpa beban melihat ke depan, memperhatikan Leonardo dan Mikhaila kini saling berhadapan tengah memasangkan cincin pertunangan mereka.

Senyuman merekah penuh kebahagiaan terlukis jelas di wajah cantik Mikhaila, wanita itu berdiri dengan percaya diri penuh dengan kebanggan di depan semua orang.

Semua orang bertepuk tangan menyambut begitu mereka berdua sudah saling memasangkan cincin.

Macron yang meminpin acara mengangkat segelas anggur mengajak semua orang bersulang karena acara berdansa akan segera dimulai.

“Kita harus berdansa,” pinta Mikhaila dengan tangan tangan terangkat.

Tanpa berkata-kata Leonardo menerima uluran tangan Mikhaila dan membawanya pergi ke lantai dansa, Leonardo harus menyelesaikan tugasnya secepatnya, lalu pergi membawa Prince.

Satu persatu pasangan ikut datang menyusul untuk menari.

“Ada apa dengan kamu Leo?” tanya Mikhaila.

Mikhaila megusap bahu kokoh Leonardo, wajah cantiknya terangkat memandangi Leonardo dengan lekat, Leonardo seperti orang linglung dan kehilangan fokus, dia tidak seperti biasanya.

“Apa kamu bahagia kita bertunangan?” tanya Leonardo.

Dengan senyuman lebarnya Mikhaila menjawab, “Apa kamu masih belum meragukan perasaanku Leo? Aku mencintai kamu, tentu saja aku bahagia karena kini kita kembali bersama,” ungkap Mikhaila.

Kening Leonardo mengerut samar tampak tidak begitu setuju dengan pengakuan Mikhaila. “Kamu tahu kan jika aku tidak suka memberi harapan palsu, harus aku katakan dengan jelas kepadamu saat ini, jangan mengharapkan apapun dariku. Aku bisa memberikan kamu uang, tapi tidak dengan perasaanku.”

Mikhaila mendekat selangkah, wanita itu berjinjit memeluk mesra Leonardo dan menyandarkan wajahnya di dada bidangnya. Sesungguhnya hati Mikhaila sakit, namun dia tidak bisa putus harapan, sekeras dan sekokoh apapun Leonardo, Mikhaila percaya jika suatu saat nanti dia bisa memenangkan hatinya.

“Aku tidak peduli Leo, aku tidak akan menyerah untuk membuat kamu kembali jatuh cinta kepadaku.”

“Itu tidak akan pernah terjadi Mikhaila,” jawab Leonardo dengan serius.

Senyuman di bibir Mikhaila memudar, dia sudah cukup sering mendengar penolakan Leonardo, dan rasa sakitnya terasa sama, namun diwaktu yang bersamaan dia tertantang ingin benar-benar mendapatkan kembali pria itu.

To Be Continued..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status