Leonardo mengalihkan pandangannya pada Jacob dan menerima uluran tangannya. “Terima kasih,” ucapnya.
“Di mana tunangan Anda?” tanya Jacob.Leonardo berdeham tidak nyaman, pria itu kembali melirik Rosea yang terlihat tidak begitu tertarik mendengarkan percakapan di antara dirinya bersama Jacob.‘Apakah pertunanganku tidak ada artinya bagi dia?’ batin Leonardo menerka-nerka.“Dia sedang berbicara dengan tamu yang lain,” jawab Leonardo mulai dingin.Jacob manarik lembut tangan Rosea agar dia berdiri lebih dekat di sisinya.Rosea tertunduk tidak nyaman, dia merasakan sebuah intimidasi yang tidak dapat dijelaskan alasannya, dan semua sumber intimidasi itu berasal dari pria asing kini berdiri di hadapannya.Tatapan matanya yang dalam itu seperti sebuah penghakiman seakan Rosea telah membuat kesalah.Rosea menelan salivanya dengan kesulitan, dia benar-benar tidak tahu siapa laki-laki dan anak kecil itu, jangankan untuk mengingat mereka berdua, Rosea juga sudah melupakan sosok wajah ibunya ketika dia kembali bangun dari koma.“Sea, ayo duduk bersama, di mejaku ada macaron kesukaan Sea,” ajak Prince terdengar memohon sekaligus membujuk.Rosea tersenyum canggung, wanita itu bisa menebak seberapa dekat hubungannya dengan anak yang berdiri di hadapannya melalui cara Prince berbicara dan memanggilnya. Sayangnya Rosea tidak ingat apapun, dia merasa sangat asing.“Putra Anda mengenal Sea?” tanya Jacob penasaran.Leonardo melirik Rosea dengan penuh arti, pria itu mendorong pelan Prince untuk berdiri lebih depan menunjukan rasa percaya dirinya. “Kami memang sudah saling mengenal sejak lama, kamu cukup sangat dekat,” jawab Leonardo.Rosea menarik napasnya dalam-dalam, ketidak nyamanan kian kuat dia rasakan.“Ternyata begitu,” gumam Jacob dengan senyuman yang tenang. Jacob memilih untuk tidak bertanya karena dia tidak tahu situasi apa yang pernah terjadi pada Rosea dan Leonardo di masa lalu.“Bagaimana kabarmu Sea?” tanya Leonardo terdengar lembut, begitu pula dengan tatapan di matanya yang menyiratkan banyak arti.“Kabar saya baik,” jawab Rosea.Rahang Leonardo mengeras, dia merasakan jarak yang kini membentang begitu jauh di antara dirinya dan Rosea hanya dengan mendengar suaranya yang ketakutan.Rasanya seperti déjà vu, dulu saat pertama kali mereka bertemu, Rosea juga terlihat takut dengannya.Seorang pria asing datang, dia memberitahu Leonardo jika acaranya akan segera dimulai.“Sepertinya acaranya akan segera dimulai, Kalau begitu, kami permisi Pak Leonardo,” pamit Jacob membawa Rosea.Tangan Leonardo terkepal, memandangi kepergian Jacob yang berani membawa Rosea dari hadapannya.Satu tahun lebih dia tidak bertemu Rosea, perasaannya sangat kuat hingga hatinya langsung diletupi amarah kecemburuan hanya dengan melihat wanita itu berada di sisi pria lain.Leonardo membuang napasnya dengan berat, dia tidak tahu harus senang atau kecewa.Setelah sekian lama mencari, mengapa kini Rosea kembali tepat dihari dia bertunangan?“Ayah.” Prince mengguncang tangan Leonardo, anak itu merengek menahan tangisan. “Apa Sea masih marah?”Leonardo tidak bersuara, tatapannya tidak terlepas dari Rosea yang kini memunggunginya dan secara perlahan pergi menjauh dari pandangannya.“Tidak, nanti Sea akan kembali,” jawab Leonardo terdengar seperti sebuah janji.Rasa kecewa, sedih dan marah bercampur menjadi satu, Leonardo tidak menyangka bahwa dia akan dilupakan secepat ini dan Rosea bisa langsung memperlakukannya seperti orang asing setelah banyak hal yang mereka lalui bersama.Perpisahan mereka satu tahun yang lalu tidak didasari oleh perselingkuhan ataupun pertengkaran. Semuanya karena masalah keluarga Leonardo yang salah paham dan berpikir Rosea adalah wanita yang tidak pantas masuk ke dalam keluarga Abraham karena eksistensinya tidak memiliki nilai besar dalam keuntungan berbisnis.Rosea adalah wanita yang cerdas, elegant dan juga independent, namun kesederhanaannya di salah pahami oleh Berta yang menilai kehormatan seseorang dari penampilan yang dibawa dan terlihat.Berta yang terus mendesak Rosea untuk mundur dengan berbagai penghinaan dan ancaman, dan Leonardo tidak dapat meyakinkan Rosea jika dia bisa memilih Rosea dibandingkan dengan posisinya sebagai calon pewaris.“Ayah, ajak Sea duduk dengan kita.”“Biarkan Sea nyaman dulu di sini. Prince, lebih baik sekarang kamu duduk bersama paman Macron, ayah ingin berbicara dengan nenek.”Dengan sedih Prince mengangguk patuh, anak itu pergi meninggalkan kerumunan, begitu pula dengan Leonardo yang langsung pergi menemui Berta yang kini terlihat tengah berbincang dengan orang tua Mikhaila.***Berta berdiri dalam ketegangan, wanita itu memeluk lengannya dengan kuat menyalurkan perasaan gelisahnya atas kedatangan Rosea yang tidak terduga.Berta takut jika kehadiran Rosea yang kembali muncul di hadapan Leonardo akan menciptakan kekacauan. Berta akan kesulitan menghentikan Leonardo bila dia ingin kembali bersama Rosea.“Ibu,” panggil Leonardo pelan.Berta menarik napasnya dalam-dalam, wanita itu terlihat was-was dengan apa yang akan Leonardo katakan kepadanya. “Kamu harus bersiap-siap, sudah waktunya bertukar cincin,” ucap Berta gugup.“Bukan itu.”“Lalu apa?” tanya Berta waspada.“Ibu melihat dia kan?” tanya Leonardo dengan tenang.“Ibu melihatnya,” jawab Berta pelan.Leonardo merenggangkan dasi yang terpasang di lehernya, pria itu menghembuskan napasnya dengan berat, lalu berkata, “Aku ingin membatalkan pertunangan ini.”To Be Continued...“Aku ingin membatalkan pertunangan ini.”Berta terbelalak, wajahnya berubah pucat pasi. “Apa? Tidak!” jawab Berta setengah berteriak.“Aku hanya memberitahu rencanaku, bukan sedang meminta izin dari Ibu.”Berta menarik napasnya dalam-dalam merasakan sesak di dada mendengarkan jawaban penuh percaya diri Leonardo. Berta harus bersikap tenang, dia tidak ingin kembali bertengkar dengan Leonardo dan membuat Leonardo menjadi nekat.Satu tahun yang lalu, setelah Berta berhasil memisahkan Leonardo dan Rosea. Leonardo langsung pergi dari Indonesia meninggalkan seluruh pekerjaannya dan memilih menetap di Paris. Berta tidak ingin kejadian itu kembali terjadi.Berta mendekat dalam beberapa langkah, wanita itu menangkap kegelisahan di mata Leonardo.Berta sudah pernah berjanji tidak akan mengekang apalagi mengatur kehidupan Leonardo semenjak mereka kembali baikan, namun kini situasinya berbeda.Berta harus menjaga nama keluarga Abraham, dan pertunangan ini tidak bisa di batalkan begitu saja karen
Diam-diam pandangan Leonardo tertuju lurus pada Rosea yang kini tengah duduk berdua dengan Jacob, wanita itu tertawa lepas saling membisikan sesuatu dengan Jacob. Rosea yang setengah mati Leonardo rindukan, wanita yang sudah membuat dirinya terjatuh dalam jurang obsesi parah. Biru mata Leonardo berubah gelap dipenuhi oleh kilatan kemarahan.Seharusnya Leonardo yang berada di tempat itu, dan seharusnya juga, Rosea yang dia umumkan menjadi tunangannya. Tidak ada yang lain.Di antara banyak orang di dalam ruangan besar itu, pandangan Leonardo terus menerus tertuju padanya, pada sosoknya yang selalu menakjubkan dan bersinar.Rosea masih sama indahnya seperti terakhir kali mereka bertemu, tidak ada celah kekurangan, cantik mempesona, eksistensinya seperti sebuah mahakarya yang semakin lama dipandang, ada banyak kesan di dalamnya.Sangat menyenangkan hanya melihatnya, sayangnya kesenangan itu harus cacat oleh keberadaan Jacob yang merangkulnya.Apa hubungan mereka? Mengapa bajingan itu ya
Bayangan wajah Rosea terpantul di cermin, wanita itu meneliti penampilannya yang masih baik dan tidak membutuhkan perbaikan make up.Sudut bibir Rosea terangkat membentuk senyuman, mengatur ekspresi yang harus dia tunjukan di depan banyak orang asing yang tidak dia mengerti bahasanya.Suara langkah kaki seseorang terdengar masuk ke dalam toilet.Melalui cermin yang dilihatnya, Rosea melihat Mikhaila yang datang dan kini wanita itu berdiri di sisi Rosea, saling memandang melalui cermin di hadapan mereka.Atmosfir di sekitar berubah menjadi kuat dan penuh ketegangan.Mikhaila sudah tidak dapat menyembunyikan kerisauan di dalam hatinya sejak dia kembali melihat sosok Rosea, mantan kekasih Leonardo yang tiba-tiba muncul di pesta pertunangannya. Keriasauan itu kian menjadi ketika dia tersadar jika Leonardo tidak pernah berhenti memandangi Rosea dan tidak mempedulikan hal yang lainnya.Leonardo mengabaikannya, dan pria itu terang-terangan menunjukan perasaannya yang masih utuh pada Rosea.
“Parasit."Leonardo masih bisa mengingat betul seberapa kerasnya Dewa berusaha mempersatukan Leonardo dan Mikhaila semenjak Abraham meninggal. Dewa juga adalah orang yang berusaha keras untuk menuntut ke pengadilan agar hak asuh Prince jatuh ke tangan Mikhaila.Semenjak hak asuh Prince jatuh ke tangan Mikhaila, Dewa juga mengambil kesempatan dan menjadikan Prince sebagai alat hanya untuk bisa mendapatkan suntikan dana dari perusahaan keluarga Abraham.Leonardo benar-benar sangat muak, mereka mengambil keuntungan dengan menggunakan Prince dalam segala alasan, tidak ada yang benar-benar menyayangi Prince selain kekuasaan dan uang. Leonardo tidak akan pernah membiarkan hal gila ini terjadi lebih lama, sidang akan kembali berlangsung dua bulan lagi, dia ingin hakim memutuskan hak asuh Prince dinilai bersadarkan pilihan Prince sendiri.Leonardo membuang napasnya dengan kasar, kembali melihat handponenya yang sempat terabaikan, pria itu memeriksa pesan dari Adam yang memberi kabar jika kin
Musim dingin di kota Paris terasa lebih kuat menjelang pagi, matahari mulai bergerak muncul memancarkan cahaya terang.Rosea menyibakan gordeng kamarnya dan berdiri di depan jendela, wanita itu menikmati segelas juss sambil melihat pemandangan kota yang memanjakan mata. Rosea ingin jalan-jalan hari ini, karena masalah ingatannya yang hilang, Rosea harus membutuhkan seseorang yang mendampinginya.Rosea kehilangan kemampuannya dalam berbicara bahasa asing.Rosea mendengus kesal, kepalanya bergerak ke belakang, melihat pintu kamar Jacob yang terbuka sejak semalam.Jacob benar-benar belum pulang semalam, dia hanya menghubungi pihak hotel agar mengantarkan sarapan dan bunga permintaan maaf kepada Rosea.Setelah menghabiskan sarapannya, Rosea memilih meluangkan waktu awalnya dengan bersiap-siap pergi ke gym hotel yang berada di lantai dasar.Tidak membutuhkan waktu lama untuknya mengikat rambut, mengenakan jaket olahraga dan hot pan yang nyaman, beruntung saja dia juga tidak lupa membawa se
Suasana gym terlihat tidak begitu ramai dan hanya segelintir orang yang terlihat untuk berolahraga.Rosea segera melakukan pemanasan sebelum pergi ke treadmill. Rosea berencana melakukan olahraga dalam waktu yang lebih lama sambil menunggu Jacob pulang.Ada hal penting yang harus Rosea katakan kepada Jacob. Perasaan Rosea tidak tenang semenjak semalam, ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan membuat Rosea takut. “Kamu sendirian?” Suara lembut seseorang yang mengajak bicara membuat Rosea memelankan laju treadmillnya.Rosea menengok ke sisi, melihat kedatangan Leonardo yang berapakaian eksekutif tengah berdiri di sebelahnya.Untuk apa pria itu memanggilnya?Rosea kian memelankan laju treadmillnya dan berganti dengan berjalan santai.“Apa kamu akan terus berpura-pura tidak kenal denganku?” tanya Leonardo lagi dengan senyuman tenangnya.Rosea tidak bersuara, dia tidak ingin terlibat apapun dengan laki-laki aneh yang membuat dirinya tidak nyaman, terlebih semalam dia terlibat perdebatan ko
“Katakan sekali lagi,” desak Leonardo tidak percaya.Tubuh Rosea menegang merasakan himpitan tubuh besar Leonardo yang kian menekannya di pintu, Leonardo membungkuk, meraih wajah Rosea agar mereka bertatapan.Wajah Rosea terangkat dalam tangkupan tangan besar Leonardo.Leonardo berusaha mencari-cari apakah ada kebohongan di mata Rosea? Jika apa yang Rosea katakan benar, lantas inikah alasan Rosea bersikap biasa saja saat mereka kembali bertemu semalam? Ataukah Rosea sengaja membuat alasan agar dia bisa menghindar darinya?Ibu jari Leonardo bergeser, menekan bibir lembut Rosea dan memisahkannya.Wajah Rosea memerah, malu dan marah dengan sentuhan fisik yang keterlaluan lancang dari orang asing yang baru kedua kalinya bertemu.“Kamu tidak berbohong kan Sea?” Leonardo masih tidak percaya.Napas Rosea tertahan, seluruh darah di nadinya memanas berdesir, merespon sentuhan Leonardo yang mengusap wajahnya dan tatapan yang tajam membuat Rosea terintimidasi.Ibu jari Leonardo yang basah, men
Di sisi lain, Prince duduk sendirian terlihat kesepian, anak itu memperhatikan Mikhaila yang tengah melakukan perawatan kuku dari seorang pegawai salon langganannya.Hari ini Mikhaila lebih banyak mengacuhkannya lagi seperti biasa.Suasana hati Mikhaila sedang buruk, sepanjang malam dia tidak tidak bisa tidur dengan nyeyak meski tadi malam adalah dia sudah melakukan pesta pertunangan yang selama ini dimimpikannya.“Ibu, aku mau pergi menemui ayah,” ucap Prince bersuara.Mikhaila melirik putranya sekilas, lalu kembali melihat handponenya. “Tunggu saja di sini, nanti kita pergi bersama-sama menemui ayah.”“Sejak tadi Ibu terus berkata seperti itu.” Prince tertunduk kecewa, sejak tadi dia menunggu, tapi Mikhaila masih belum selesai mempercantik diri. “Aku bosan di sini,” ungkap Prince lagi.“Ibu tidak suka kamu mengeluh seperti itu, kamu itu laki-laki, jangan manja,” jawab Mikhaila tanpa mengalihkan pandangannya dari handpone. “Jika kamu bosan, belajarlah, dengan begitu kamu tidak akan bo