Diam-diam pandangan Leonardo tertuju lurus pada Rosea yang kini tengah duduk berdua dengan Jacob, wanita itu tertawa lepas saling membisikan sesuatu dengan Jacob.
Rosea yang setengah mati Leonardo rindukan, wanita yang sudah membuat dirinya terjatuh dalam jurang obsesi parah.Biru mata Leonardo berubah gelap dipenuhi oleh kilatan kemarahan.Seharusnya Leonardo yang berada di tempat itu, dan seharusnya juga, Rosea yang dia umumkan menjadi tunangannya. Tidak ada yang lain.Di antara banyak orang di dalam ruangan besar itu, pandangan Leonardo terus menerus tertuju padanya, pada sosoknya yang selalu menakjubkan dan bersinar.Rosea masih sama indahnya seperti terakhir kali mereka bertemu, tidak ada celah kekurangan, cantik mempesona, eksistensinya seperti sebuah mahakarya yang semakin lama dipandang, ada banyak kesan di dalamnya.Sangat menyenangkan hanya melihatnya, sayangnya kesenangan itu harus cacat oleh keberadaan Jacob yang merangkulnya.Apa hubungan mereka? Mengapa bajingan itu yang harus berada di sisi Rosea?Darah Leonardo mendidih dalam kemarahan.Apa yang kini harus Leonardo lakukan pada mahluk indah itu? Langkah pertama yang harus Leonardo lakukan atas kemunculannya yang setelah sekian lama dapat bersembunyi dengan baik dari pencariannya.Leonardo ingin mengikatnya pada simpul yang kuat, menahan dia untuk tidak melangkah jauh dari sisinya. Jika perlu, dia akan mengurungnya dalam sangkar emas. Memilikinya lagi, bukan hanya sekadar bayangan dan kenangan.Leonardo tidak ingin kehilangannya lagi.“Kenapa? Apa sebenarnya kekuranganku?” Suara Mikhaila yang bertanya menyentak keterdiaman Leonardo.“Aku tidak bisa menilai kekuranganmu, namun semua yang ada padamu tidak aku inginkan.”“Kamu keterlaluan.”Leonardo terdiam tidak menjawab, tidak ada yang harus dia katakan untuk menanggapi rajukan Mikhaila yang tidak penting untuknya.Mikhaila melepaskan pelukannya dan mundur satu langkah kecil, tidak ada lagi kata yang terucap di antara mereka berdua karena musik dansa sudah berganti lagi.Leonardo memutuskan mundur dan kembali duduk dibangkunya meski beberapa pasangan lain masih menari, termasuk Jacob dan Rosea yang kini mulai berdiri dan menari di lantai dansa.***Wajah Mikhaila terlihat merah karena menahan amarah, malamnya yang sempurna harus dinodai oleh kedatangan tidak terduga Rosea. Wanita tidak berkelas yang berhasil membuat Leonardo tergila-gila padanya.Sepanjang di ruangan pesta, Mikhaila sudah berusaha untuk menjaga sikapnya dan mempertahankan kehormatannya, tidak menunjukan kegelisahan yang begitu kuat dan kecemburuan yang meledak-ledak.Ada banyak pasang mata yang melihat. Mikhaila berusaha untuk bertindak setenang mungkin, menunjukan senyuman bahagianya didepan banyak orang.Tapi ternyata ini sangat sulit. Mikhaila sudah kehilangan mukanya, terabaikan sepenuhnya oleh Leonardo juga putranya sendiri.“Untuk apa jalang itu kembali?” bisik Mikhaila dalam amarah. Tangan rampingnya merenggut bunga dalam pot dan melemparkannya ke lantai, menginjaknnya sampai hancur. “Kenapa kamu tidak mati saja,” geram Mikhaila terus menginjak bunga itu.***“Sea, jangan mempermalukan aku, jika kamu lupa gerakan dansa, beritahu aku,” kata Jacob begitu Rosea sudah berada di pelukannya.“Kamu pikir ingatanku yang hilang separah itu?” protes Rosea.Jacob memutar bola matanya seketika. “Apa kamu lupa, kamu juga sempat lupa bagaimana caranya berjalan dan menggunakan handpone?”Sontak Rosea tertawa malu mendengarya. Orang-orang mengatakan jika saat Rosea kecelakaan, dia mendapatkan benturan keras papan seluncur dan terjebak beberapa jam di bawah tumpukan salju.Sampai saat ini, Rosea masih belum mengetahui alasan jelas mengapa dia bisa sampai terluka dan berada di tempat dingin sendirian.***Pesta pertunangan di antara Leonardo dan Mikhaila berlangsung dengan sempurna, Rosea menikmati setiap sesi pesta yang elegant dan juga romantis, menikmati pemandangan orang-orang kelas atas yang membicarakan bisnis.Ada beberapa moment ketika melihat keberadaan orang-orang kelas atas yang berkumpul, Rosea berdebar seperti merasakan déjà vu. Rosea familiar dengan keadaan itu.Jacob sempat memberitahu Rosea bahwa dulu Rosea sering kali datang ke pesta dan banyak membangun komunikasi dengan beberapa pengusaha dan pejabat, sayangnya kini Rosea melupakan hal itu.Kini, dalam beberapa kesempatan Jacob memperkenalkan Rosea pada beberapa orang asing kenalannya untuk membangun kembali rasa percaya diri Rosea yang sempat hilang.Rosea menikmati semuanya, terkecuali sikap tuan rumah yang tidak berhenti memperhatikannya tanpa alasan, terutama wanita yang diumumkan sebagai tunangan Leonardo.Rosea bisa merasakan tatapan tajam penuh permusuhan Mikhaila, beberapa kali wanita itu kedapatan merangkul lengan Leonardo dan sedikit mengangkat wajahnya dengan angkuh.Rosea tidak nyaman dan bergelut dalam rasa penasaran.Ada apa dengan mereka berdua? Mengapa mereka terus memperhatikanku? Apa dulu aku pernah membuat kesalahan?Beberapa pertanyaan muncul di benak Rosea.“Sea, aku mau memperkenalkan kamu kepada seseorang,” ucap Jacob terdengar serius seraya menarik Rosea pergi menjauh dari kerumunan.“Pada siapa?”Jacob tersenyum lebar. “Aku ingin mengajak seseorang untuk berpesta lagi di luar, tapi dia terlihat ragu karena aku bersamamu. Jadi Sea, kamu harus mengaku sebagai saudara agar urusanku lancar,” ucap Jacob terdengar seperti memohon kerjasama Rosea.“Ini untuk urusan bisnis atau pribadi?”Jacob tertsenyum malu. “Sea sayang, jika ini urusan bisnis, aku tidak ragu untuk mengaku pacar kamu agar kamu aman, tentu saja ini untuk urusan pribadi.”Rosea memutar bola matanya terlihat malas, dia tidak suka terlibat dengan petualangan cinta Jacob yang liar tidak terkendali. Namun di sisi lain Rosea tidak bisa menolak karena dia juga sering membutuhkan Jacob.Sedikit aneh bila memikirkan kejadian delapan bulan yang lalu, ketika Rosea terbangun setelah kecelakaan, orang pertama yang dia ingat adalah Jacob, teman masa sekolahnya, tetapi Rosea sampai membutuhkan waktu beberapa hari untuk Rosea kembali teringat kedua orang tuanya.“Sea, kenapa melamun?”“Aku tidak apa-apa.”“Ayo.” Jacob menarik Rosea pergi.To Be continued...Angin berhembus kencang begitu yacht bergerak, langit cukup gelap pekat, berbanding balik dengan terangnya lampu-lampu bangunan rumah di pinggiran dermaga, cahanya menyebarkan pantulan terang di permukaan air laut.Rosea mengambil gelas anggur dan mencicipinya satu tegukan kecil, lalu meninggalkannya karena kini dia harus memikirkn kandungannya. Usapan lembut tangan Leonardo menyentuh permukaan perut Rosea. “Aku dengar, perempuan yang sedang hamil sering mengalami perubahan emosi karena hormonal. Kapan kamu akan mengalaminya?”Rosea langsung membuang muka sambil menutup mulutnya yang tidak dapat menahan senyuman malu. Leonardo tidak tahu saja, sejak beberapa hari terakhir ini justru Rosea merasa pikiran dan perasaannya lebih santai tanpa alasan yang bisa dia mengerti, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku.Lebih anehnya lagi, Rosea menjadi lebih sering merindukan Leonardo. Logika dan perasaannya bertentangan begitu jauh. Logika Rosea masih terbayang dengan ketakut
“Sea!” tangan Prince melambai di udara, anak itu berlari secepat yang dia bisa, menghampiri Rosea dan menghembur kedalam pelukannya dengan tawa riang.Banyak kejadian baik yang datang padanya akhir-akhir ini. Ibunya, neneknya, mereka semua menjadi lebih lembut dari biasanya, tidak lagi menekan Prince untuk terus belajar dan bertemu berbagai guru less sepanjang waktu.Prince bahagia, neneknya tidak lagi berbicara buruk tentang Rosea, neneknya justru mendukung Rosea untuk menjadi ibunya.Setelah penantian panjang, dia akan segera memiliki seorang ibu yang tinggal bersama dengannya sepanjang hari, mengantarnya pergi ke sekolah dan menemaninya pergi camping sekolah.Prince memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Rosea yang melingkupi tubuhnya. Pelukan yang menenangkan dan selalu dia rindukan.“Mengapa Sea tidak pernah mengangkat teleponku akhir-akhir ini? Aku pikir Sea sedang marah,” ungkap Prince.“Dokter bilang, aku tidak boleh menggunakan handpone saat sakit,” jawab Rosea berbohong
“Saya Leonardo Abraham, saya datang ke sini ingin melamar Rosea Gabriella, putri Anda.”Tubuh Kartika menegak, menatap lekat sosok pria yang datang melamar putrinya malam ini. Pria itu duduk dengan tegap dan berbicara tanpa keraguan. Sejujurnya, Kartika masih ragu karena dia belum mengenal sosok Leonardo. Masih ada banyak hal yang ingin Kartika ketahui darinya, disisi lain Kartika juga harus percaya dengan pilihan putrinya.Rosea tidak mungkin melabuhkan hidupnya pada lelaki sembarangan setelah menolak lamaran dari banyak lelaki.“Apa Anda yakin?” tanya Kartika.Leonardo tersenyum lembut. “Keyakinan saya tidak pernah berubah untuk menikahi Rosea sejak satu tahun yang lalun.” “Nak Leonardo, Anda tahu kan pernikahan dijalankan seumur hidup. Setiap manusia itu memiliki sisi baik dan buruknya, dan itu berlaku pada putri saya Rosea, jika Anda menikah dengannya, maka Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus menerima Rosea apa adanya,” ucap Kartika.Leonardo menga
“Ayah, kita mau pergi kemana sebenarnya?” tanya Prince memperhatikan jalanan yang ramai. Sudah satu tahun lebih Prince meninggalkan Indonesia, dia merindukan suasanannya yang jauh berbeda dengan suasana eropa.Prince melihat ke belakang, memperhatian mobil Berta yang terus mengikutinya sejak tadi. Tidak seperti biasanya, neneknya ikut bepergian.Menyadari keterdiaman Leonardo, Prince bergeser memeluk lengan ayahnya, anak itu memperhatikan Leonardo yang terlihat gelisah tidak seperti biasanya. Sejak dari rumah Prince memperhatikan ayahnya yang bergerak kesana-kemari tanpa melakukan apapun. “Ayah kenapa? Ayah sakit?” tany Prince mengguncang lengan Leonardo.“Ayah tidak sakit, Prince,” jawab Leonardo.“Tapi wajah Ayah pucat.”Leonardo mendengus malu, sejujurnya, semenjak berpisah dengan Rosea di bandara, dia gugup setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama Leonardo, segala keperluan ditangani oleh Adam dan Bety karena Berta sendiri tidak begitu tahu tentang budaya melamar di Indon
Hogan memijat batang hidungnya dengan kuat, lelaki paruh baya itu berpikir keras dengan ketidak mengertiannya, mengapa putrinya yang tidak suka menmiliki ik, kini secara tiba-tiba memutuskan untuk menikah.Hogan lebih tidak mengerti karena lelaki yang Rosea pilih adalah Leonardo Abraham. Padahal, ingatan Rosea telah kembali, seharusnya Rosea ingat jika selama ini dia selalu berusaha menghindar dari Leonardo karena sifat ibunya yang bermasalah.“Ya Tuhan..” Kartika menghembuskan napasnya dengan berat kesulitan berkata-kata.Beberapa kali Kartika mengatur napasnya agar bisa berpikir rasional, dilihatnya kembali Rosea yang duduk begitu tenang. Ketenangan yang Rosea tunjukan menyadarkan Katika bahwa putrinya tidak main-main dengan ucapannya.“Apa sebenarnya alasan yang membuat kamu memutuskan untuk menikah dengan Leonardo, Sea? Tidakkah kamu ingat apa yang telah dilakukan ibunya pada keluarga kita?” lirih Kartika bertanya.Hogan mengangguk setuju. “Ayah juga tidak begitu menyukainya Sea.
“Aku ingin mencantumkan dalam perjanjian pra-nikah kita, aku tidak menerima uang itu dalam bentuk apapun untuk anakku.”Kening Leonardo mengerut tidak mengerti. “Apa maksudmu Sea?”“Aku tulus menerima kamu Leonardo, dan aku tidak sudi dituduh hamil hanya untuk mendapatkan uang!”“Itu tidak bisa. Lagi pula, tidak ada yang pernah berpikiran seperti itu padamu.”“Ibumu yang mengatakannya tepat sehari sebelum aku tahu kehamilanku,” lirih Rosea menahan tangisan yang mendesaknya. “Aku tidak ingin memperpanjang masalah dengan siapapun. Aku hanya ingin anak yang akan aku lahirnya hidup dalam kedamaian tanpa menerima tuduhan buruk. Karena itu, cantumkan saja dalam perjanjian pra-nikah kita, jika harta kita akan tetap terpisah meski telah menikah dan anakku tidak akan menerima tunjangan masa depan. Aku masih mampu mempersiapkan tabungan masa depan anak kita.”Leonardo terpaku kaget hingga tidak mampu berkata-kata.Leonardo bisa memahami sakit hati Rosea, disisi lain dia tidak setuju dengan k