Luka yang Sama
*Flashback On
-Bulan ke-3 di Vancouver-
“Vic, mau sampai kapan kamu terus meratapi nasib cintamu?” Tanya Riana saat mereka sedang duduk berdua di sebuah bar.
“Ri, kamu tau, kan, bagaimana cintanya aku sama Rina. Bukanlah sudah berulang kali, ku jelaskan semuanya?” ujar Victor.
“Aku tau, Vic, tapi, sekarang dia sudah bahagia dengan pilihan hatinya.”
“Lalu bagaimana denganku? Apa aku juga tak berhak untuk bahagia?” Tanya Victor lalu menenggak sisa wiski dalam gelasnya.
“Je
Ternyata ini alasan kenapa Victor seakan - akan membenci Ody, padahal Ody tidak berbuat salah sama dia. Kalian penasaran nggak sama kelanjutan ceritanya? Ikutin terus cerita ini ya. Jangan lupa komen, vote, dan rating cerita ini, love you kesayangan Mommy....
Wo Ai NiKesibukan El seharian ini benar-benar luar biasa padat dan menyita waktu, bahkan untuk sekedar makan saja tidak sempat. Begitu pula dengan Ody yang tampak pontang panting mengurus banyak hal, hingga membuatnya tak punya waktu barang untuk rehat sejenak.El yang baru keluar dari ruang meeting melihat Ody bersandar di dinding sambil memegangi perutnya. El cepat mendekati Ody takut sesuatu terjadi pada kandungan Ody."Ai, kamu kenapa?""Nggak papa, cuma sedikit nyeri.""Ini pasti kamu kecapean,""Hari ini kita sama-sama sibuk, Bao," ujar Ody berpegangan ke lengan El untuk menyangga tubuhnya yang lelah.
Kerak Telor VS Rujak Bebek Begini jadinya kalau nyonya rumah sedang ngidam, sebagai suami siaga El mau tak mau bersedia direpotkan dengan keinginan sang istri tersayang. Seperti minggu pagi hari ini, jam masih menunjukkan pukul 4 subuh, El sudah di buat pusing memikirkan cara untuk memenuhi keinginan Ody yang mulai aneh-aneh. "Bao," ucap Ody sambil menggoyangkan tubuh El. "Hemm... Apa Ai," sahut El malas. "Kamu udah bangun belum?" tanya Ody mengamati wajah El dari jarak yang begitu dekat, hingga El dapat merasakan hembusan nafasnya. "Kenapa?" tanya El masih dengan mata terpejam. "Aku pengen…." Mata El langsu
from 1.000 to 10.000Pagi ini keluarga El dan Ody akan terbang menuju ke Guilin. Jika sesuai dengan jadwal penerbangan baru jam 10 pagi tapi kehebohan di rumah sudah terjadi sejak pukul 5 pagi. Bi Pur sepagian harus mendengar sederet pekerjaan rumah dari Ody selama mereka akan pergi berlibur. Belum lagi si nyonya rumah heboh soal urusan kantor yang harus disiapkannya sebelum berangkat."Ai," panggil El yang sedang duduk di balik meja Bar."Ya!!!" teriak Ody keras dari ruang kerja El."Kamu ngurusin apa lagi, bukannya semalam udah beres semua?" tanya El heran, hobi kerja istrinya memang di luar rata-rata."Kontrak, Bao. Eh, sini bentar, " teriak Ody memanggil El. El hanya menurut
Salah Sangka Liburan kali ini begitu spesial karena ini pertama kalinya mereka menjelajah tempat yang belum pernah mereka kunjungi. El yang justru terlihat sangat excited dengan keindahan guilin. "Ai," panggil El, hingga Ody yang ada di sampingnya langsung menoleh agak mendongak karena postur Ody hanya setinggi bahu El, "Ini, indah banget ya." "Iya," sahut Ody. "Tapi lebih indah lagi kamu." "Dasar gombal." "Ini nggak gombal, Ai, aku serius." "Iya, percaya," jawab ody sambil mengulum senyumnya.
I Want You Bab ini mengandung adegan 21+ mohon kebijakan pembaca. “Bao…, kamu kenapa?” tanya Ody bingung karena suaminya yang baru datang tiba-tiba mendekapnya erat di depan pintu kamar “I’m sorry.” “Hah? Sorry kenapa?” Tanya Ody bingung. “Sorry, Ai. Sorry karena selama ini aku sudah salah paham sama kamu.” “Eh, tunggu dulu, deh, maksud kamu apa?” tanya Ody mendorong tubuh El sedikit menjauh dan berusaha menatap wajah El. “Aku sungguhan cinta kamu, aku bener-bener cinta kamu, i love you so much,” ujar El kembali mendekap tubuh Ody erat.
My Romantic Boss El bangun dengan senyum mengembang, Hatinya menghangat saat menatap wajah Ody yang masih tertidur pulas bak seorang bayi, begitu menenangkan. Pagi ini adalah akhir perjalanan mereka, mereka akan mengunjungi salah satu destinasi wisata terakhir dan setelah itu akan terbang kembali ke Indonesia. Perjalanan 1 minggu yang menyenangkan. “Sudah puas lihatnya?” ucap Ody tiba-tiba masih dengan mata terpejam. “Belum, rasanya nggak ada puasnya mandangin kamu.” “Ish gombal, gombal.” “Ih, beneran tau. Apa lagi sejak hamil, glowingnya tambah-tambah,” ucap El dengan pandangan yang beradu dengan manik mata coklat milik Ody.
Tua BangkaEl duduk di ruang meeting dengan tegang. Wajahnya memerah bahkan rahangnya terlihat mengeras menahan amarah. Bobby baru saja melaporkan bahwa si tua bangka Rahmat Sutedjo itu telah mengutus putranya untuk mengacaukan sistem di Intel kemarin.Aryo bekerja keras dengan seluruh tim divisi IT, mereka berjibaku untuk memperbaiki sistem yang sempat dibobol peretas dan menangkap peretas yang coba mengganggu perusahaan mereka."Yo, gimana ceritanya dia bisa membobol sistem kita?" seru El menanyakan pada Aryo. Aryo memang langsung terbang dari China bersama Amara kemarin. Mereka berdua tiba lebih dulu begitu Bobby mengabarkan situasi darurat di kantor."Secara garis besar, sistem kita dibobol dan server induk kita disusupi virus. Perka
I’m Fine 15 menit sudah berlalu dan Aryo masih belum memberi kabar, kepala El nyaris pecah karenanya, telinganya panas mendengar ocehan para pemegang saham yang terus mengkritiknya. El memilih kembali ke ruang kerjanya, hatinya bisa semakin panas ketika mendengar ocehan para pemegang saham. El duduk di balik meja kerjanya dengan kepala tertunduk dan mata terpejam. Ody dapat melihat betapa tertekannya El, Suaminya yang biasanya garang dan penuh karisma mendadak menciut. Ody coba mendekati El berharap bisa memberinya sedikit semangat. "Bao, ini minum dulu," ujar Ody sambil menyerahkan sebotol air mineral. "Aku nggak haus, Ai." kata El dengan kepala tertunduk.