Pelangi Sehabis Hujan Kepergian Victor 6 bulan lalu memang begitu menyesakkan bagi seluruh keluarga Harrison. Bahkan sebelum kepergiannya itu, dia menitipkan pesan yang sama pada Riana, Erina, dan Ody. Pesan yang meminta mereka untuk memaafkan dirinya yang egois dan berbahagia setelah dia meninggalkan dunia ini. Dia juga berharap agar kepergiannya dapat menebus segala kesalahannya pada mereka selama ini. Situasi jadi jauh lebih baik saat ini. Riana dan Erina belakangan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sepakat untuk memulai segalanya dengan lebih baik sebagai seorang sahabat sekaligus besan. El sendiri mulai dapat bernafas lega. Kasus Rahmat Sutedjo berjalan dengan sangat lancar, ada begitu banyak bantuan yang tak terduga datang silih berganti. Hingga satu demi satu masalahnya pun perlahan dapat diselesaikan. Sekarang, semua orang sedang menikmati buah dari perjuangan mereka. Karena badai tak akan selalu bertahan dan sang surya pasti akan kembali bersinar. Setelah mela
Kimora Angelica Rivera Gadis kecil kesayangan El kini telah bertumbuh jadi gadis super cantik dengan perpaduan wajah bule dan oriental. Kimora bertumbuh dengan sehat dan kuat, apa yang dulu mereka khawatirkan bahwa Kim tidak akan bertumbuh sehat nyatanya terbantahkan. Meskipun perjalanan hidupnya tidak mudah, namun gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu kini bertumbuh jadi kuat dan pemberani yang cenderung nekat. "Dad, please.. ijinkan aku sekolah ke Singapura," bujuk Kim entah untuk yang ke berapa puluh kali. Pembahasan ini sudah berjalan begitu lama, sejak kasus bully yang dialami Kim 1 tahun lalu. Kim memang tak mau membahas hal itu karena takut membuat kedua orang tuanya cemas namun tak dapat di pungkiri bahwa salah satu alasan Kim memutuskan untuk meninggalkan Indonesia adalah karena hal itu. "Kim, apa nggak bisa ya cari sekolah di Indonesia aja? Di Indonesia juga banyak sekolah bagus kok," ucap El berusaha mengubah keinginan Kim. "Dad, aku ingin berkembang. Jadi tolong i
Prolog Suara alarm berdering keras di telinga Claudia Angelica Pramono yang biasa di panggil Ody. Jadwal paginya begitu padat setiap harinya hingga nyaris tak punya hari libur. Seperti pagi ini dikala yang lain masih tertidur pulas dia sudah mulai sibuk dengan sederet rutinitas. Waktunya hanya 30 menit untuk mandi dan merias dirinya, untung saja kulit putih dan mulus Ody benar-benar menyelamatkannya. “Pagi bi?” Sapa Ody saat tiba di dapur rumah El. “Pagi non.” Jawab bi Pur Asisten rumah tangga di rumah El tanpa menghentikan aktivitasnya “Sarapan pagi ini apa?” “French toast kesukaan pak El, sama scramble egg.”
Aset Berharga Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore saat Ody melihat Amara adik El keluar dari lift khusus direksi. "Hai Dy." Sapa Amara "Sore Mbak." Jawab Ody yang langsung berdiri sambil tersenyum lebar. "Big Boss didalam?" "Ada Mbak, baru nemuin pak Bobby." "Okey." "Oya, Mbak Amara mau saya buatkan teh chamomile?" "Nggak usah deh Dy, aku nggak lama juga kok." "Ooo.. Kalau begitu Mbak
Business Trip Pekerjaan Ody bertambah tiap kali harus melakukan perjalanan bisnis bersama El. Awalnya ini menjadi siksaan berat bagi Ody. Namun berkat latihan ketat akhirnya dia berhasil mengatasi situasi itu dan menjadikan semua persiapan menjadi mudah untuk dilakukan. Semalam sebelum pulang ke apartemennya, Ody menyempatkan untuk kerumah El dan mempersiapkan segala keperluan selama 3 hari ke Singapore. Dan pagi ini ketika jam menunjukkan pukul 4.30 Ody telah tiba di rumah El dengan membawa traveling bag ukuran sedang. Sebagai asisten pribadi El, Ody harus standby lebih awal. Semua barang sudah masuk ke dalam mobil tinggal menunggu El siap lalu mereka bisa berangkat. "Bi, sudah siap sarapannya." Tanya Ody pada bi Pur yang berkutat di dapur.
Mak Comblang Hari ini adalah perjalanan yang melelahkan menuju ke Shanghai. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam waktu setempat ketika mereka tiba di Shanghai. Sebelumnya Ody dan El harus terbang dari Jakarta menuju ke Singapore terlebih dahulu selain untuk transit juga karena ada kontrak kerjasama dengan Roy rekan bisnis El yang harus mereka selesaikan. Ody ingin melepas penatnya dengan mandi air hangat. Rasanya dia ingin segera membasuh tubuhnya yang terasa begitu lengket setelah beraktivitas seharian lalu berbaring karena esok hari dia harus bangun pagi dan mempersiapkan meeting penting dengan Mr. Choi. Dia mau kontrak kerjasama yang sudah dipersiapkannya dengan susah payah berjalan mulus. Usai mandi dan berendam air hangat rasa kantuk mulai menghinggapi Ody, sayang tidak begitu dengan p
Chaos "Pagi Pak El." Sapa Ody. "Pagi Dy." "Permisi Pak." Ujar Ody yang minta ijin untuk merapikan simpul dasi El. "Ehm, Dy... Saya mau minta maaf untuk..." "It's Okey Pak. Mungkin semalam Bapak sudah terlalu lelah saja, jadi tolong jangan terlalu dipikirkan. Kita sekarang hanya harus fokus dengan meeting pagi ini dengan Mr. Choi. Meeting ini sangat penting untuk perusahaan kita Pak." "Okey, Thanks Dy." "Bapak, mau sarapan di bawah atau saya bawakan saja? Pak Bobby sudah ada di restoran."
Galau Beberapa jam sebelumnya. Seharian ini El dan Chika berjalan-jalan mengelilingi Makau, menghabiskan waktu berdua untuk merayakan anniversary mereka yang ke 3. Bahagia bagi El karena setelah sekian lama El bisa mengajak Chika untuk jalan-jalan tanpa gangguan pekerjaan. Ya ini berkat Ody dan Bobby yang dengan sigapnya menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan untuknya. Saat ini El dan Chika sedang duduk di salah satu restoran yang merupakan tempat pertama kali mereka bertemu. Brasserie yang ada di Parisian. Restoran ini cukup ramai, namun lagi-lagi berkat Ody mereka bisa mendapat tempat yang cukup spesial. "Happy anniversary yah babe." Ucap El usai memasangkan sebuah kalung dengan liontin b