ANASTASIA POV
Aku menaruh baju-baju pantai able, entah itu baju renang, bikini, gaun malam atau pun gaun yang akan dipakai saat pernikahan Papa.
Sebentar lagi rumah ini akan diisi penghuni baru, Rumah ini tidak akan sama lagi seperti sebelum-sebelumnya. Rumah yang semula hanya diisi aku, Papa, dan beberapa pegawai pembantu rumah tangga mungkin akan terasa ramai karena akan menambah tiga orang sekaligus.
Aku mengedarkan pandanganku keseluruh bagian kamar yang sudah kutempati hampir 20 tahun, aku tidak pernah sekalipun pindah kamar, hanya beberapa kali mendekor ulang kamar menyesuaikan dengan seleraku yang suka berubah-ubah mengikuti mode yang ada.
Kamar tidur yang pernah berganti cat hingga berkali-kali, dari warna pink - ungu - biru muda - Peach dan berakhir pada warna abu-abu muda. Aku tersenyum singkat, ada perasaan berdebar-debar yang sulit aku ungkapkan setiap kali membayangkan akan hidup bersama dengan calon pendamping Papa.
Aku tahu itu bukan hal buruk, tapi aku rasa, akan banyak hal yang berubah pada hidupku nantinya.
Aku berjalan mendekati jendela, berniat menutup tirainya tapi malah melihat Eder duduk dipinggiran kolam renang.
Eder Von Mirendeff, aku sudah ingat namanya.
Laki-laki itu sumpah demi apapun, dia memiliki seribu pesona yang ada didalamnya.
Terkesan Misterius,
Senyum Jahil,
Cerewet,
dan Bijaksana,
Bijaksana, ya saat dia mengatakan bahwa orang tua kami sudah cukup tua menentukan segalanya. Terdengar menyedihkan tapi entah bagaimana aku menyukai bagaimana ia melihat segala sesuatu tentang kehidupan.
Eder, dia seperti memiliki banyak hal yang tersembunyi disetiap aspek hidupnya. Sesuatu yang misterius dibalut dengan kesempurnaan fisik yang dimilikinya. Kira-kira dia sebenarnya orang yang seperti apa? Aku bahkan tidak tahu banyak tentangnya.
Aha..
g****e-in aja.
Menyambar bangku didepan meja MacBook-ku, aku langsung klik Safari dan mengetik beberapa huruf membentuk nama "Eder Von Mirendeff"
Muncul beberapa kata kunci disana.
Evon Brand.
Eder Von Mirrendeff Wikipedia.
Hans Mirrendeff.
List girlfriend of Eder.
"Berapa banyak mantan pacar-nya hingga dibuat list kaya gini?" Celetukku saat membaca sebuah website dalam bahasa Inggris yang menurutku nyeleneh,
Hot California Man.
"Ow, itu aku setuju." Ujarku, membayangkan bagaimana tampannya seorang Eder, ya aku mengakuinya.
Aku mengarahkan cousor-ku pada Eder Von Mirrendeff Wikipedia, sebuah website yang bisa aku percaya tentunya.
Eder Von Mirrendeff, Model for Bright Agency's, owner of Evon Clothing Line. One of the man who desired every women in California. He is also talented of photographer and modelling. He went to Colombia university for management business major. His dad is Hans Mirrendeff, owner of Mirrendeff Security. His Mom is Yulia Anggini Rahman from Java, Indonesia. Living alone in California.
He ever get relationship with Angela swift.
Full Name : Eder Von Mirrendeff
Nickname : Ed
Birth of day : 1995 - 01 - 12
Place of birth : Las Vegas, USA
Gender : Male
Tall : 185cm
Weight : 78kg
Motto : Selfish is the human nature.
Keningku berkerut, mana ada motto yang artinya, egois adalah sifat alami manusia.
Itu bukan motto, itu fakta ironis.
Aku kembali mencari tahu lebih banyak tentang Eder, tapi sialnya hanya informasi yang tak jauh berbeda yang bisa aku dapatkan. Aku menghela nafas, "Gak seru, masa segitu aja." gerutuku merasa batin stalker-ku belum terpuaskan.
Belum puas mendapat info, aku klik jadul yang membuatku merasa sensi tanpa sebab.
List girlfriend of Eder
Baiklah, bagi orang ganteng itu wajar punya deretan mantan. Akhirnya, aku mengkompromi diriku sendiri, Beberapa nama ditampilkan disana, aku bertanya-tanya siapa yang memiliki niat sebesar ini dan begitu cinta pada Eder sehingga membuat artikel tidak berkualitas yang masih tetap aku baca yang menyebabkan aku merasa sensi sendiri tanpa sebab.
Ok, abaikan aku mulai meracau kemana-mana.
Angela Smith
Menjadi nama pertama, seorang model, meraka kencan untuk kurang lebihnya lima bulan, dan putus dengan alasan yang tidak diketahui. Untuk cantik, ya wajah rata-rata seorang model, jangan berharap aku akan menjalaskannya, bayangkan saja cewek Blonde, kaki panjang, kurus dan wajah seperti dicover majalah.
Itu dia Angela Smith, cantik rata-rata.
Masih terus fokus membaca, Hingga mataku berhenti dinama Valerie Bennett.
Aku tahu sedikit tentang Valerie Bennett, dia seorang model untuk beberapa kosmetik terkemuka, aku pernah mencoba menjadi model disana tapi ditolak karena tidak sesuai dengan Image Brand kosmetik itu.
Valerie Bennett, dia dari United Kingdom, kurang lebih seumuran denganku, dan sialnya dia orang paling sombong, sok cantik, yang memilik aksen seksi saat berbicara.
British accent.
"Aku sudah tebak, mana ada wajah sepertimu bisa jadi brand ambassador."
Sial! tanpa sadar aku mengingat sindiran pedas yang pernah tak sengaja aku dengar saat audisi di Singapura beberapa tahun silam.
Dan mereka,
Mataku membulat, Masih berpacaran?
Eder dan Valerie Bennett?
"What?" histeris-ku tak percaya.
Amit-Amit, jangan sampai aku juga punya saudara ipar sejenis dia.
Kesensianku menuju angka 8, angka siaga.
Aku butuh air dingin sekarang!
⇝
EDER POV
Terhanyut dengan pikiran membuatku jenuh, rasa sakit hati memang tidak pernah sesederhana kata maaf lalu lupakan, It's Big Deal!
Berkali-kali aku melafalkan kata itu, Maaf lalu lupakan sialnya tidak ada efek sama sekali untuk membuat hatiku lebih baik, malah membuatku semakin kesal.
Maaf lalu lupakan,
Frustasi dengan fikiran sendiri aku membuka bajuku lalu melompat ke kolam renang, berharap kolam itu bisa merendam perasaan yang membebankan.
Hingga pojok kolam, aku menarik nafas, melanjutkan renangku kembali ke pojok tempat asalku melompat.
Aku menghirup oksigen sesekali, pertahanan nafasku bisa dikatakan diatas rata-rata saat berenang, menjadi atlet merupakan impianku saat kecil sebelum semuanya berantakan, dan mimpi buruk itu terjadi.
Aku menarik tubuhku naik, lalu keluar dari kolam.
Berenang seperti memadamkan api yang membara untukku.
Itu ampuh, saat marah melompatlah kedalam kolam renang, dan semua lebih baik.
Meraih baju yang tergeletak tak berdaya, baju yang 80% basah karena terciprat air yang keluar dari kolam saat aku melompat.
Aku berhenti diambang pintu saat melihat Anastasia turun dari tangga, dia terlihat kesal, terlihat dari bagaimana dia menghentak-hentakan kaki saat berjalan.
Nugroho berhasil mendidik Anastasia menjadi anak baik. Tiba-tiba perkataan Mommy teringat kembali.
Anak baik-baik.
Bukan, lebih tepatnya gadis kesayangan keluarga yang baik.
Anatasia, dia mungkin bisa diibaratkan maskot keluarga Nugroho, aku bisa membayangkan bagaimana setiap aspek hidup Nugroho berpusat padanya.
Kali ini aku bisa melihat bibir Anastasia bergerak-gerak, dia sedang menggerutu samar.
Baiklah, sepertinya ada sesuatu yang membuatnya kesal, Anastasia juga gadis yang mudah ditebak.
Aku melanjutkan langkahku, tersenyum samar saat melihat jelas wajah menggerutunya.
Lucu,
Wajah itu mengingatkanku pada kelinci yang sedang makan.
Dengan baju abu-abu kebesaran hampir sepahanya, bahu kiri yang terekspos dengan sengaja. Anastasia, dia terlihat Innocent dan attractive secara bersamaan.
Persekian detik ia berbalik,
Tangannya masih menganggam kaleng soda berwarna hijau, tubuhnya membeku.
Iris matanya coklat, hidung kecil mancung dan bibir ranum itu sedikit terbuka saat ia melihatku.
Anastasia, antara terkejut dan kagum, melihat hal itu membuatku tersenyum, Anastasia melihat keperutku yang terekspos dengan terang-terangan.
⇝
ANASTASIA POV
Siapapun bunuh aku sekarang, lemparkan apa saja yang ada disekitarku, tak peduli garpu, sendok, piring, mangkok, pisau daging atau kitchen set sekalipun.
Eder berdiri setangah telanjang didepanku, dan basah kuyup.
Surga dunia, menampar wajahku keras-keras hingga membuat wajahku mati rasa.
Dan otot perutnya,
1
2
3
4
5
6
Sempurna, seakan ada suara jackpot dikepalaku.
Tanpa sadar aku menghitung roti sobek itu.
Apa yang bisa aku lakukan dengan wajah melongo dan mata birunya itu?
Aku ingin mengigit roti sobek itu!
Dan bagaimana bisa tuhan menciptakan setiap garis yang ada di tubuhnya dengan pahatan sempurna?
Sialan sempurna.
Tanganku mendadak gatal ingin, oh my..
Entah sejak kapan aku menjadi semesum ini.
Eder, dia pria yang sialan BREATHTAKING!!
"Awas Keselek nyamuk!" celetuknya kembali menampar wajahku, bukan hanya pesonanya kata-kata yang tak terduga darinya juga mencengangkan.
Ok, itu sedikit menghancurkan momen singkat imajinasi liarku.
Aneh saja melihat wajah Bule, perawakan tinggi gede, dan iris mata yang terang khas Bule tapi ngomongnya "keselek"
Keselek?
Seketika aku mengatup mulutku.
Eder cengegesan disebrangku, dan lagi-lagi aku terpaku. Dia kembali melangkah menjauh, mataku masih mengekori punggungnya yang berjalan menaiki tangga.
Dari pundak gagahnya hingga...
Aku menelan ludah, Bahkan bokongnya saja terlihat seksi.
Oh tuhan kutuklah aku, Hukum mataku yang tidak bisa berpaling dari malaikat indahmu.
Aku akan membuang setiap majalah pria yang ada di kamarku nanti,
Aku perlu merestart ulang fikiran kacauku dan mesumku ini!
ANASTASIA POVAku merasa seperti gadis buruk rupa yang mendadak menjadi pusat perhatian, karena dua cowok Bule dengan celana kolor yang males-malesan berjalan disampingku dengan wajahnya sialan mencolok dan berbeda. Bahkan dengan celana kolor yang mereka kenakan tidak mengurangi pesona mereka.Sejak kapan celana kolor terlihat keren dipakai untuk ke mall,Ibarat angsa berbaur dengan bebek. Entah bagaimana aku merasa seperti bebek yang salah berbaur dengan rombongan angsa yang cantik dan elegan,Aku melirik mereka malas, tapi tidak bisa berhenti melirik tingkah mereka. Entah sudah keberapa kalinya aku mencuri pandang kepada mereka berdua.Berjalan dengan tangan disaku,Celingak-celinguk,Dan yang paling menyebalkan, mereka masih mempesona dengan tampang melongonya.Sejak kapan tampang melongo gak tahu apa-apa begitu sedap dipandang.Sedangkan diriku, yang sudah mencoba untuk tampil mempesona terhempas jauh dengan outfit Celana kolor mereka. Eder dan Earl, mereka cocok menjadi model Ce
EDER POVAku bisa melihat bagaimana bentuk pulau Bali sebelum pesawatku mendarat,Ini kali pertama aku ke tempat ini. Dan perasaanku masih berantakan, Ya, aku belum pernah ke Indonesia, bukan berarti aku tidak punya uang tapi Indonesia salah satu negara yang membuatku berfikir dua kali untuk berkunjung setelah Korea Utara.Jangan bertanya kenapa, karena aku sudah cukup lelah mendikte alasannya.Aku melepas Safe Balt saat Pramugari sudah memberi isyarat jika pesawat sudah mendarat dengan aman di Bandara Ngurah Rai, Bali.Tersenyum Samar,Akhirnya aku menginjakkan kaki dengan percaya diri disini.Aku tidak akan mengelak, beberapa tahun yang lalu saat aku sudah bisa mengurus semuanya sendiri, aku sempat berfikir untuk datang kesini, tapi..Aku menaikan bahuku, lupakan saja, sekarang aku disini.Jangan membebani diri dengan pikiranmu sendiri, Ed.Mataku menangkap Earl yang merapihkan dirinya sebelum bangkit dari kursi pesawat yang ia duduki sejak dua jam perjalanan.Perang dingin, ini ma
AUTHOR POVAnastasia terlihat bahagia berlarian dipinggir pantai bersama Arcila, mereka berlarian menghindari ombak sambil sesekali tertawa menertawakan ekspresi lucu satu sama lain.Pantai, merupakan hal terfavorit untuk Anastasia. Dia memiliki angan-angan suatu hari nanti, akan menikah dibawah sinar bintang, dengan ditemani suara deburan ombak dan angin yang tak henti menerpa wajahnya. Impian seorang gadis akan pernikahan idamannya.Seketika gelak tawanya berhenti, saat melihat seseorang Anastasia membeku. Dia bahkan tidak menghindar saat ombak besar menerpa betisnya. Dari kejauhan bisa dilihat bagaimana ekspresi bahagia Anastasia sirna dalam sekejap, senyumnya perlahan menghilang saat ia melihat laki-laki yang pernah menjadi masa lalu gilanya.Laki-laki yang dulu dia fikir akan menikahinya,Laki-laki yang diharapkan mengwujudkan impiannya,Laki-laki yang menjadi alasan untuk setiap mimpi dimasa depannya,Nathan Erlangga.-ANASTASIA POV"Auntie."Panggilan Arcila mengejutkanku, Aku
EDER POVAku menghentikan langkahku saat melihat Anastasia berlari kecil kesana kemari ikut mengatur menata pesta makan malam antar keluarga nanti malam, sesekali dia berbicara pada pelayan seperti memberi intruksi.Sesuatu yang tidak pernah bisa aku lakukan, bersandiwara untuk terlihat baik-baik saja.Dengan gesitnya dia berlari kesana kemari, aku bisa melihat bahwa mendekorasi pesta ini membuatnya senang. Tapi entah kenapa aku kasihan melihatnya,Tak henti-hentinya dia tersenyum, dan berlari hingga tiba-tiba langkahnya berhenti.Anastasia mematung memeluk satu buket cukup besar berisi bunga Lily, membuatku mengerutkan kening karena keheran melihat keceriaannya menghilang persekian detik seperti tertiup angin. Aku berusaha mengikuti arah pandangnya, dan aku menangkap laki-laki bersama seorang perempuan berjalan bergandengan, berbincang ringan dan sesekali tertawa bersama.Nathan, dan entah siapa perempuan yang ada disampingnya.Aku kembali melihat kearah Anastasia, dia masih diposisi
EDER POVAku tidak terlalu suka berada dikeramaian, terlebih berada dilingkungan asing yang sama sekali tidak kukenal. Tapi saat ini aku tidak begitu merasa terbebani karena ada Anastasia yang dengan ringan memperkenalkanku dengan sanak saudaranya, membuatku bisa merasakan berada disebuah keluarga.Lebih tepatnya, keluarga besar.Anastasia memang benar seperti maskot keluarga Nugroho, dia peduli dan mengerti setiap keluarganya, Satu persatu.Mungkin, dia lebih paham bagaimana keluarganya dibandingkan dirinya sendiri."Itu namanya Bastian." Anastasia melambaikan tangannya saat laki-laki berjas hitam melambai lebih dulu kearahnya, "Dia baru selesai kuliah di Australia, padahal masuk kuliahnya barengan aku. Dulu waktu kecil dia gak seganteng itu, ingusan, gak mau pakai baju, gak tahu kenapa bisa secakep itu sekarang.""Lo sering kumpul-kumpul keluarga?" Tanyaku, masih memperhatikan satu persatu keluarga Anastasia yang super banyak itu.Jika aku Anastasia aku tidak yakin bisa mengingat ma
FLASHBACK"Sayang."Laki-laki tampan itu menoleh, dengan langkah cepat Anastasia mendekatinya lalu memeluknya dari belakang."Tunangan aku kok wangi banget, habis mandi ya?" Tanya Anastasia menghirup dalam kaos oblong putih yang dipakai laki-laki yang sudah bersamanya bertahun-tahun.Aroma favoritnya,"Kamu baru pulang? Gimana kuliahnya, kamu harus lulus tahun ini, emangnya kamu gak mau ikut Aku ke Landon buat nerusin kuliah Aku." Sahut laki-laki yang tak lain adalah Nathan, dia berbalik mengubah posisi memeluk gadisnya.Menghelus lembut rambut panjang gadis yang sangat berarti untuknya,"Iya, aku sudah berusaha keras kok, aku pasti Lulus tahun ini." sahut Anastasia dengan semangat,Nathan tersenyum, menghusap hidungnya dengan hidung Anastasia. "Jadi cuti dulu ya dari blog dan desain kamu. Om Nugroho gak akan bilang yes kalau kamu belum lulus.""Daddy pasti bilang yes buat aku, kamu gak perlu khawatir." sahut Anastasia, dia lebih mengenal Ayah-nya lebih daripada yang lain. Dia tau, ji
ANASTASIA POVRock bar, Ayana Resort, Bali.Aku masih menatap Eder yang dengan santainya duduk celingak-celinguk memperhatikan sekitar, aku masih tidak bisa percaya beberapa saat yang lalu dia menarikku pergi dari acara makan malam keluarga.Setiap kali mengingat hal itu jantungku masih berdegup kencang hingga sekarang.iPhone-ku kembali berbunyi, entah sudah keberapa kali Mbak Rini menghubungiku."Gak mau diangkat aja?" tanya Eder dengan santai sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jamarinya, menikmati alunan DJ yang diputar. Seakan tidak ada beban.Apa-apaan itu?Apa dia tidak merasa bersalah?Liat dia baru saja membuat masalah tapi dia bisa sesantai ini dan pura-pura tidak terjadi apa-apa."Kamu sadar gak sih, kita habis ngapain."Aku benar-benar ingin memukul wajah sok bodohnya itu, pelanga-pelengo benar-benar tidak menyadari perbuatannya, "Memangnya apa?""Oh god.. Mr Eder, are you kidding me?" Aku berdiri dari tempat dudukku, sebal bukan main dengan tingkahnya."Ayo pulang!" sahutk
ANASTASIA POVAku membuka pintu mobil lalu menutupnya kembali dengan keras, mencoba untuk melampiaskan rasa kesal. Aku marah, dan merasa sangat bodoh, sekaligus malu.Mengepal tanganku erat. Aku ingin memukul sesuatu, mencabik apapun hingga tidak tersisa.Mencoba mengatakan pada dunia kalau aku tidak merasa baik-baik saja.Sulit merasa untuk baik-baik saja."Anastasia!" panggil seseorang yang ku tahu siapa,Aku mendengus, nafasku tidak teratur karena emosi yang tak terbendung. Aku hanya berdiri mematung beberapa langkah didepan villa tanpa berniat berbalik melihatnya.Beberapa lampu sudah padam menandakan bahwa pesta makan malam sudah selesai, hanya ada beberapa pekerja yang terlihat merapikan tatanan meja yang ada.Eder sialan!Tanpa sadar aku memakinya.Seseorang menarikku tanganku, merengkuhku erat.Dia adalah orang yang baru saja kumaki, aku tidak menyadari dia berjalan mendekatiku tadi.Aku berusaha mendorongnya tapi dia malah memelukku semakin erat. Berangsur-angsur amarah itu m