Home / Young Adult / My Step Brother / MSB 5 - DOUBLE HOT MAN

Share

MSB 5 - DOUBLE HOT MAN

last update Last Updated: 2022-05-16 02:33:14

ANASTASIA POV

Aku merasa seperti gadis buruk rupa yang mendadak menjadi pusat perhatian, karena dua cowok Bule dengan celana kolor yang males-malesan berjalan disampingku dengan wajahnya sialan mencolok dan berbeda. Bahkan dengan celana kolor yang mereka kenakan tidak mengurangi pesona mereka.

Sejak kapan celana kolor terlihat keren dipakai untuk ke mall,

Ibarat angsa berbaur dengan bebek.

Entah bagaimana aku merasa seperti bebek yang salah berbaur dengan rombongan angsa yang cantik dan elegan,

Aku melirik mereka malas, tapi tidak bisa berhenti melirik tingkah mereka. Entah sudah keberapa kalinya aku mencuri pandang kepada mereka berdua.

Berjalan dengan tangan disaku,

Celingak-celinguk,

Dan yang paling menyebalkan, mereka masih mempesona dengan tampang melongonya.

Sejak kapan tampang melongo gak tahu apa-apa begitu sedap dipandang.

Sedangkan diriku, yang sudah mencoba untuk tampil mempesona terhempas jauh dengan outfit Celana kolor mereka. Eder dan Earl, mereka cocok menjadi model Celana kolor.

Menyebalkan!

Hampir satu Mall gempar dengan kedatangan Bule tampan wajah serupa dengan celana kolor dan tampang bangun tidurnya.

Aku menghela nafas, ikut berjalan malas-malasan.

Andai saja Daddy tidak menelpon dan memintaku menemani calon saudara tiri untuk fitting baju pernikahan, pasti aku masih sibuk dengan laptopku, Mencoba menulis untuk blog-ku atau mendesain tugas akhir kuliahku.

Kembali melirik Eder, kejadian tadi pagi masih membuatku malu.

Menghusap wajahku yang tiba-tiba memanas, pasti wajahku mesum sekali saat itu.

Melihat penampilannya saat ini..

Demi tuhan, Aku tidak pernah tahu kalau Celana kolor akan terlihat sexy dibadan pria.

Ok, entah sejak kapan aku terobsesi dengan Celana kolor.

"Jadi dimana?" Earl berbalik, menatapku.

"Hah?" Sahutku refleks karena Earl bertanya tiba-tiba, "Dimana?" Mengulangi perkataannya.

Tampang melongo mendadak menjadi permanen di wajahku, bukan melongo menawan seperti mereka, melongo cendrung bodoh yang lebih mendekati ekspresiku sekarang. Melongo minta dipukul, ya siapapun bisa pukul aku.

"Jangan bilang lo gak tau." Sahut Eder tatapannya berubah sinis, matanya menyipit, mengintimidasi.

Mencoba mencerna,

Memikirkan apa tujuanku di Mall ini,

1

2

3

4

5

Aku membutuhkan lima detik untuk sadar dan mengingat tujuanku. Ahh, butik, Butik tempat mereka fitting baju. Dimana ya?

Yang buruknya adalah aku sudah membuat mereka berjalan-jalan mengeliling Lobby, tapi aku malah tidak sadar dimana butik yang menjadi tujuan itu.

Katakan sesuatu Ana.

Sial! Aku gelagapan, bagaimana tidak empat mata biru laut menatapku tajam, antara kesal dan tak percaya bahwa ternyata aku hanya membuat mereka berputar-putar tidak jelas.

"Ja.. jangan lihat aku begitu." Malah gagap, sejak kapan aku gagap?

Aku berdaham mencoba mengurangi aura intimidasi yang aku rasakan. "Aku tahu kok, Papa cuma bilang dilantai satu dekat lobby."

"Well, ini lobby kan?" Earl memandang sekeliling, dia itu, masih kecil tapi sudah pintar bersikap sinis.

Aku ikut memandang sekeliling, Sial! Aku tidak melakukan apapun selain memandangi Earl dan Eder dari tadi, hingga aku bahkan tidak tahu sudah berapa banyak toko yang aku lewati tadi.

Dan yang lebih memalukannya lagi, aku ketangkap basah dengan tingkahku ini, aku celingak-celinguk mulai panik.

Dimana butik sialan itu?

"Ah itu dia.." Aku menunjuk sebuah toko yang berapa beberapa meter dari kami dengan bersemangat, "Disitu butiknya."

Earl menghela nafas, "Yang benar saja, kita udah ngelewatin toko itu dua kali tahu!"

Masa iya? Wajah melongo kesekian kalinya, aku butuh air mineral untuk mengembalikan fokus yang tertiup angin entah kemana.

Aku diam ditempat melihat Earl dan Eder berjalan lebih dulu didepanku, super duper malu.

Malu maksimal.

Dasar saus tartar.

Ahhh, bodohnya.......

EDER POV

Aku melirik Earl yang masih diam seribu bahasa disebelahku.

Anak itu membuat posisiku menjadi salah, ya aku rasa dia tersinggung atas perkataanku kemarin malam.

Tapi kenapa jadi aku yang salah?

Seharusnya aku yang diam, kan?

Earl tahu betul apa yang terjadi, dia bahkan diam saja saat itu terjadi, tapi ya aku tidak bisa menyalahkan dia. Dia tidak lebih dari anak kecil dulu.

"Ini tante Aini, dia yang akan bantu kalian fitting baju." Anastasia berkata, memperkenalkan Wanita paruh baya yang berdiri disampingnya.

Penampilan modis menunjukkan identitasnya sebagai desainer.

Aku tersenyum sekenanya, "Saya Eder."

"Saya Earl." Sahut Earl menimpali.

"Wahhh, kalian sama sekali gak mirip sama Mama kalian ya, Bule banget." Kata Tante Aini kegirangan.

Awkward moment.

Apa itu pujian atau?

Dia mencoba mengatakan jika kami berdua seperti anak angkat?

Jika boleh jujur, aku sedikit sensitif jika wajahku dikait-kaitkan dengan Dad dan Mom, merasa tidak bisa berbuat apa-apa karena DNA yang tidak bisa aku kuras habis dan aku isi ulang.

Karena tidak ada satupun yang menimpali dan malah membuat suasana canggung, Tante Aini kembali berkata, "Oke, langsung aja, mungkin kalian lelah karena baru sampai."

Tante Aini berjalan lebih dulu, Earl mengekori dari belakang.

"Lo gak ikut?" Tanyaku berbalik saat melihat Anastasia diam ditempat.

"Engga, aku udah fitting baju kemarin, pas kamu belum sampai." Jawab Anastasia kemudian berjalan ke sofa putih yang ada beberapa langkah didepannya.

"Ok." Aku melangkah menuju ruang dimana Earl dan Tante Aini pergi.

Aku menaikan bahuku, Anastasia dia bahkan tidak melihat mataku saat diajak berbicara. Sebenarnya ada apa dengan semua orang?

Sekitar 15 menit aku mencoba setelan tuxedo hitam ini, merapihkan sedikit dasi kupu-kupu yang melingkari leherku.

Aku menoleh saat mendengar tepukkan tangan muncul dari balik tirai, Tante Aini berjalan mendekati, memperhatikanku dan menepuk bahuku.

"Gorgeous, aku benar-benar gak bisa comment apa-apa, kalian udah ditakdirkan jadi bintang." Kata Tante Aini antusias, "Eder juga ganteng banget, diruang sebelah."

"Earl maksud Tante, saya yang Eder." Ralatku.

"Ah Iya, maksudnya Earl." Tante Aini menepuk bahuku keras, membuatku meringis. "Nama kalian jarang sih, Earl Eder, jadi kederkan Tante."

Dengan canggung aku tertawa renyah sambil mengusap bahuku yang panas, "haha Iya."

"Ayo kita ke Earl dan Ana, Ana pasti mimisan ngeliat calon saudara tirinya." Kata Tante Aini sebenuhnya bercanda,

Aku mengekori Tante Aini dari belakang.

Senyumku mengembang saat melihat Earl sibuk mengancingi bajunya, ini pertama kali bagiku melihat adik semata wayangku menggunakan setelan resmi seperti sekarang. Dia keren juga,

"Tuhkan Eder, Tante bilang apa, Earl juga gak kalah cakepnya sama kamu."

Suara Tante Aini menghentikan pergerakkan dari Earl, Earl tersenyum canggung.

"Gue ngerasa aneh, I'm feel old." Sahut Earl menatapku.

Aku tersenyum, "Relax bro, Lo cocok pakai itu."

Earl tersenyum kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terjeda tadi.

Aku terpisah sejak muda dengan Earl, tapi bukan berarti aku tidak deket dengannya, bukan berarti aku tidak menyayanginya, mungkin aku lebih menyayangi Earl dari pada Dad dan Mom.

Earl, aku berusaha begitu kuat, untuk menutupi luka yang masih membakas dalam diriku, untuk membuatnya merasa lebih baik, karena memang seperti itu sejak awal.

Sebuah air mata tidak ada artinya

Tidak bisa menggetarkan sebuah hati

Tidak bisa menjadi alasan untuk tetap tinggal

Terkubur dalam lubang kesendirian

Tersesat dalam kesepian yang begitu menyesakkan

Apa yang akan dilakukan saat tidak ada jalan untuk kembali

Tidak ada alasan untuk tetap bertahan

Buntu,

Tidak ada cahaya

Tidak ada titik terang

Hanya lubang besar yang gelap gulita

Menyelimuti hingga membuat sesak didada

Aku tersesat disana

Tidak tahu apa yang akan membawaku pulang

Tidak tahu apa yang bisa membuatku kembali

Tidak ada bimbingan

Aku sepenuhnya tersesat

Saat mencoba mencari titik terang

Dan salah jalan

Terjun semakin dalam

Semakin tidak ada uluran tangan

Aku sepenuhnya terbuang

By EVM.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Step Brother   EXTRA PART - EXPECTATION OF PARENTS

    ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas

  • My Step Brother   SWEET - EPILOGUE

    EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru

  • My Step Brother   MSB 92 : BLIND LOVE - ENDING

    AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me

  • My Step Brother   MSB 91 : BLIND LOVE - HURT

    "Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di

  • My Step Brother   MSB 90 : BLIND LOVE - START

    "Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia

  • My Step Brother   MSB 89 : TORTURED

    AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status