Lylia POV
Sudah 2 minggu belakangan ini aku tidak mendengarkan kabar Daddy sama sekali. Kai pun tidak ingin berbagi informasi apapun jika aku tidak bertanya terlebih dahulu. Sampai di minggu terakhir sebelum perkuliahanku kembali dimulai aku berangkat ke Kampus untuk melakukan pendaftaran tentunya masih dikawal oleh Kai yang kini sedang berjalan di sampingku menyusuri lorong kampus.
"Kangennya! Selama libur semester nggak jalan-jalan ke kampus rasanya kayak bolos kuliah bertahun-tahun!" Ucapku gembira.
Kai hanya melihat ekspresi bersemangatku.
"Apalagi aku sama sekali tidak pegang ponsel, rasanya hidupku berada di gua. Tidak tau menau kabar sanak keluargaku, teman-temanku, bahkan Daddyku sendiri yang sudah menghilang 2 minggu." Keluhku bernada bercanda.
"Kalau hanya ingin ponsel
aku biAuthor POVHari pertama perkuliahanpun dimulai, sebuah mobil sport BMW terbaru membawa Lylia masuk menuju parkiran kampusnya. Sontak sorot mata orang-orang di sekitar parkiran tertuju kepada sang pengemudi tampan berbadan kokoh yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nicholas Prime."Silahkan Adikku sayang." Ucapnya Nico sembari membukakan pintu mobil untuk gadis idamannya."Eh? Makasih Kak, tapi sebenarnya tidak perlu bertingkah berlebihan gini juga. Aku malu dilihat orang!""Udah biarin aja. Hari pertama kembali ke kampus ya harus semangat dong." Nico mencubit pipi Lylia yang mulai melangkahkan kakinya keluar dari mobil.Suara para gadis yang sedang bergerombol di sekitar mereka kian bergemuruh, membuat hati Lylia semakin tidak nyaman."Kak aku pergi dulu ya, malu!!"Nico tersenyum menahan tawa.
Author POV"Sky, It's okay.Ada gue. Selama lo nggak sendiri, bajingan itu nggak akan berani ngedeketin lo." Sheena mencoba menenangkan Lylia dengan menepuk-nepuk punggung gadis yang sedang berdiri kaku itu.Lylia yang masih terdiam kemudian mengikuti arahan Sheena menuju ke kelasnya.Bimbingan dimulai dengan pembahasan mengenai teori dasar yang disampaikan oleh Mark, seorang pria matang dengan usia sekitar 30an yang belum menikah dan terus menebarkan pesonanya ke seluruh penjuru kampus. Beberapa gadis yang belum terlalu mengenalnya berhasil jatuh ke dalam pesona Mark yang maskulin itu. Namun tidak bagi Lylia dan Sheena yang terlihat tegang dan waspada pada setiap lirikan mata Mark yang sepertinya sedang meneliti sekelilingnya.Sheena dan Lylia pernah menjadi korban asusila dosen bejatnya ini. Karena perawakan Sheena
*Please be wise**18+ scenes inside*...Lylia POVAku terjebak di ruangan pribadi Mark setelah ia berhasil mengambil kesempatan untuk mendorong tubuhku masuk ke dalam wilayah kekuasaannya. Kini posisi kami berdua sedang duduk bersampingan di sebuah sofa."Apa kamu baik-baik saja?" Ucapnya menepuk pundakku.Sebisa mungkin aku mengatur nafas yang kini mulai masuk tidak beraturan ke paru-paruku."Lylia, saya khawatir dengan kamu. Apa kamu baik-baik saja?" Ia menempelkan telapak tangannya di dahiku karena aku masih duduk diam dan tidak menjawab pertanyaannya sama sekali."Kalau kamu tidak mau menjawab, apa perluaku yang memeriksamu?" Bisiknya di telingaku dengan suara sensualnya."Tidak, Pak!" Aku yang mulai panik lalu segera berdiri menghindarinya.
Dante POV BUGH!!! Satu tinjuan keras mendarat di perut rata Kai yang berusaha menahan dirinya agar tidak tersungkur. Aku meluapkan emosiku setelah melihat langsung kondisi Lylia yang terbaring lemah di salah satu ruang VVIP rumah sakitku. Secepat mungkin aku menuju jet pribadiku, meninggalkan pekerjaan yang belum sepenuhnya selesai hanya untuk melihatnya secara langsung setelah mendapatkan kabar dari Kai. Tidak kusangka hal yang menjijikkan seperti itu menimpa gadis polosku yang baru saja sembuh dari perlakuan kasar Alicia. Kulampiaskan sekali lagi pukulan ke wajah Kai yang masih terus mempertahankan ekspresi datarnya. BUGH!!! Ada sedikit rasa puas yang meredam emosiku saat kulihat sudut bibir Kai mulai mengeluarkan darah segar. Aku menghembuskan nafas kasar. Ku bakar rokokku dan mengibaskan tanganku menyuruh Kai keluar ruangan. Kai menunduk pamit lalu meninggalkan aku dan gadisku di kamar. Kembali lagi ku lihat muka manis gadisku yang lebam dan terluka di beberapa sisi. Matan
Author POV"Daddy." Dante mendengar samar suara Lylia memanggilnya."Daddy?" Bahkan di dalam mimpinyapun Dante menginginkan Lylia terus memanggilnya seperti itu."Daddy!" Dante terbangun saat mendapati sepasang tangan dingin gadisnya tengah menempel di kedua pipinya."Bangun..." Pinta Lylia."Baby? Sejak kapan bangun?" Tanya Dante memfokuskan pengelihatannya. Rupanya ia tertidur masih dengan posisinya memeluk Lylia sambil terduduk di atas kasur pasien."Barusan saja. Dingin Daddy..." Lylia menyilang tangannya di bahunya sambil menggigil kedinginan.Tentu saja, dia tidur tanpa selimut dan hanya menggunakan pakaian rumah sakit yang tidak pakai dalaman sama sekali.Tunggu.Apa?"Okay... Kita tidur di kasur saja ya kalau gitu. Daddy nggak mau lepasin kamu. Temani Daddy tidur. Daddy baru tidur enak tadi." Pinta Dante seraya turun dari kasur rawat Lylia masih dengan m
Author POVDante melepaskan cengkraman tangannya pada Sheena. Sheena segera mengelus lengannya yang terasa sakit lalu menatap lekat Dante."Apa kamu temannya Lyli?" Tanya Dante bingung melihat Sheena yang terus memperhatikan dirinya."Lyli? Oh! Lili yang Om maksud itu SKY?" Sheena mengacungkan jarinya seolah memahami sesuatu yang sangat penting."Hm? Sky? Maksud kamu?" Dante mengeluarkan rokoknya."Daddy..?" Sheena menatap Dante.Seketika Dante menghentikan tangannya saat ingin membakar rokoknya karena mendadak otaknya berpikir sejenak."Apa?" Dante melanjutkan menyulut rokok dan menghisapnya."Daddy nggak inget? Aku Sheena. Yang waktu itu Daddy bawa ke mansion Daddy." Sheena menyembunyikan tangannya di belakang.Dante membulatkan matanya tidak percaya. Kenapa dunianya mendadak jadi sempit begini?"Tolong jangan panggil saya seperti itu. Saya takut orang akan salah paham. Saya rasa urusan
Dante POV Aku turun dari mobilku dengan menggendong gadisku yang tengah tertidur pulas untuk kembali ke mansion. Kurebahkan tubuhnya yang semakin kurus ke kasur lalu kuambil ponselku dengan cepat. "Cek kembali kampus itu! Aku baru saja melihat bajingan itu lewat di depan mataku!" Perintahku pada Eugene lalu mematikan sambungan telefon. "Daddy?"Gadisku terbangun dari tidurnya. "Yes Baby?"Aku segera berjalan mendekatinya yang sedang mengucek matanya. "Aku minta maaf sudah banyak merepotkan Daddy belakangan ini. Daddy bahkan tidak bekerja hanya untuk menemaniku. Aku hanya menjadi beban untukmu, Daddy." Ucapnya terus menunduk sambil memainkan kukunya. Dia masih sama seperti yang dulu. Gadis polos dengan pemikirannya sendiri. Aku mengelus kepalanya lembut dan menaikkan dagunya agar menatapku. "Itu sudah tanggung jawabDaddy, Baby. Kamu tidak perlu berpiki
Nicholas POV Aku terus menginjak pedal gas mobilku saat kutau Lylia sedang berada di kafe dekat rumahku bersama dengan Kai. Aku belum pernah melihatnya lagi karena sibuk mencari informasi tentang keberadaan manusia brengsek yang menghilang hampir sepekan bernama Mark. Kuparkirkan mobilku dengan acak lalu segera berlari masuk ke dalam kafe mencari bayangannya. Dan tidak butuh waktu lama, mataku smendapati tubuh Kai yang besar sedang duduk bersama Lyliaku. Ku tepuk pundaknya untuk menyingkir dan dia berdiri di belakang Lylia. "Hai manis. Lagi ngapain? Lama tak berjumpa" Sapaku. "Kak Nico? Hai Kak, apa kabar?" Balasnya senang. Aku tersenyum melihatnya bahagia seperti itu. "Baik adikku. Lo sendiri gimana? Udah sehat kan? Maafin gue nggak pernah jengukin lo ya." Ucapku meraih tangannya. "Nggak apa Kak. Kak Nico pasti sibuk banget." Tangannya mengelus rambutku. Sejujurnya aku senang diperlakukan manis olehnya. "Gue sibuk banget ngejar kecoak, Ly." "Hah?! Kecoak? Apa Kakak ng