Dante POVAku melihat gadisku dengan rambut pendek sebahunya sedang duduk dengan para Dokter ahli yang sibuk mengecek kondisi terakhir bahunya, setelah selamat dari amukan liar Alicia. Aku hanya duduk dan terus memperhatikannya sambil menikmati sebatang rokok di tanganku. Setelah kejadian itu kupindahkan kamar Lylia ke tempat yang lebih jauh dari kamar Nicholas. Karena setelah ini, aku tidak tau apa yang akan Alicia lakukan kepadanya lagi kalau bertemu."Saya rasa semua baik-baik saja, Tuan. Selama Nona Lylia tetap meminum obatnya dia akan lebih cepat sembuh dari biasanya." Lapor salah satu Dokter penanggung jawab.Aku hanya terdiam tidak membalasnya. Malah sibuk melihat Lylia yang sedang tersenyum bersama perawat yang mengajaknya berbincang."Baik Tuan, kami permisi." Merasa diacuhkan para Dokter tersebut pamit mengundurkan diri."Istirahatlah sayang." Ucapku menyimpan gelas minumanku di atas meja dan berdiri mendekatinya
Author POVBeberapa haripun berlalu dengan lancar tanpa ada hal yang terjadi pada Lylia. Dante benar-benar tidak pernah meninggalkan sisi gadis itu. Segala kegiatan perkantoran ia selesaikan melalui tabletnya di rumah sakit. Lylia yang awalnya merasa tidak enak, hanya bisa membiarkan Daddy-nya melakukan apapun yang ia sukai, demi membuat Daddy-nya tenang dan kembali mempercayainya. Ia yakin Daddy-nya hanya terlalu mengkhawatirkan kondisinya yang masih menjalani pemulihan saat ini. Harley bahkan diperintahkan untuk langsung melayani segala kebutuhan Lylia selama di rumah sakit dan menggantikan posisi Kai yang sedang menjalani pengobatan atas luka yang dideritanya di ruangan perawatan yang masih satu lantai dengan Lylia dan Nicholas.Tampak juga Nicholas yang sedang menghabiskan waktunya duduk di samping kasur Lylia, bercanda gurau dengan sang pujaan hati di saat sang ayah dan sekertarisnya tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya menandatangani
Author POVLift terbuka dan mereka berjalan sedikit menuju ke tangga terakhir sebelum pintu lantai paling atas itu di buka oleh Harley. Angin yang berhembus cukup kencang dengan suara mesin baling baling yang bising menyapa mereka. Lylia secara otomatis membuka mulutnya lebar lebar karena merasa takjub bisa melihat helikopter secara langsung dari dekat. Dante berjalan terlebih dahulu memasuki helikopternya, di susul Nico yang terus menggandeng Lylia. Pintu kemudian ditutup oleh Harley dari luar dan tidak membutuhkan waktu lama sampai pesawat tinggal landas meninggalkanhelipadrumah sakit milik Dante."Kupikir kau mau membuat Lyli masuk angin Dad." Nico tertawa sendiri dengan candaannya."Kalian bilang butuh udara segarkan?" Dante tersenyumsmirkmenikmati ekspresi takjub gadisnya diam diam.Mata coklat milik gadisnya itu sangat membuat Dante terpesona. Lylia terus melihat ke arah jendela, menikmati pemandangan
Author POVKeesokan harinya, Dante bersama Nico menuju pengadilan meninggalkan Lylia di tangan Harley. Nico menatap ayahnya yang tampak tidak terbebani sama sekali. Dalam lubuk hatinya ia mengharapkan kedua orang tuanya bisa rujuk kembali, namun ia tetap memikirkan kebahagiaan mereka masing masing. Kalau memang kebersamaan mereka hanya akan saling menyakiti, maka biarlah perpisahan menjadi jawabannya. Nico juga berpikir tidak akan ada bedanya, perhatian yang mereka berikan akan tetap sama seperti saat mereka masih berada dalam satu rumah.Pengadilan tampak di penuhi dengan wartawan berita bisnis. Mereka memburu berita eksklusif hari ini yang datang dari seorang konglomerat penuh kharisma yang sudah sangat terkenal di dunia bisnis bernama Dante Prime yang di gugat cerai oleh istrinya, Alicia Prime.Dante turun terlebih dahulu saat tiba di halaman pengadilan. Bo
⚠️be wise⚠️ ⚠️this scene's going to be 18+⚠️Nicholas POV Malam menjelang ketika Mom menyambut kedatangan Marie dan Ayahnya di kamarku. Kondisiku sebenarnya baik-baik saja, dokter sudah memperbolehkanku pulang. Namun karena tidak ingin jauh dari Lylia aku memaksa dokter untuk tetap membiarkanku dirawat di rumah sakit dengan alasan mempermudah terapi penyembuhanku. Wajah Mom sangat gembira saat berbincang dengan Marie. Timbul sedikit perasaan cemburu di hati kecilku, kenapa Mom tidak bisa bersikap seramah itu pada Lylia? Seandainya bisa, mungkin saat ini aku sudah berpacaran dengannya. "Hai Nicholas. Ini buah buahannya. Bagaimana terapinya? Apa berjalan lancar?" Marie berjalan mendekatiku dan menyimpan keranjang buahnya di nakas samping tempat tidurku. "Thank's. Semua baik-baik saja."Jawabku singkat. "Di mana Diana, Mr. Cross? Aku sudah lama tidak ngobrol dengannya. Terakhir bertemu dengannya waktu acara ulang tahun mantan suamiku kemarin." Mom menuangkan sedik
Author POV Saat Alicia berlari kecil meninggalkan kamar Nicholas, ia mengarah ke lift dan menekan tombol ke lantai atas. Begitu pintu liftterbuka ia segera berjalan masuk diikuti Ronan di belakangnya. Di dalam liftyang bergerak naik ke lantai paling atas itu mereka berdua hanya diam tak bersuara sama sekali. Ronan sesekali melirik Alicia yang masih tampak kesal. Begitu pintu liftterbuka, Alicia berjalan naik ke roof top dan berdiri menikmati hembusan angin malam yang menyapa mereka. Ronan berjalan mendekatinya, ia membuka jas yang di pakainya dan memakaikannya pada tubuh Alicia yang hanya menggunakandress. "Terima kasih, Mr. Cross." Ucap Alicia membenarkan posisi jas itu di tubuhnya. "Pleasejust call me Ronan, Alic
Dante POV"Kak Nico tumben nggak datang, Daddy? Biasanya kan dia main jam segini..." Tanya gadisku yang sedang terduduk di sebelahku menikmati potongan apel yang sedang di kupas oleh Harley."Hm? Ada apa? Apa kamu kangen?" Tanyaku kemudian merentangkan lenganku memanggilnya.Gadisku yang paham akan keinginanku segera terbangun dan duduk di pangkuanku. Aku memeluk tubuhnya yang kecil."Tidak biasanya, Daddy. Apa terjadi sesuatu selama persidangan tadi?" Ia memakan apelnya di pangkuanku."Nothing Baby Girl. Everything’s fine." Balasku mengusap rambut pendeknya."Hm..." Gumamnya hanya menggumam menikmati apelnya di dadaku.Aku terus mengusap rambutnya dalam diam. Harley berjalan meninggalkan kami berdua setelah tugasnya selesai. Malam ini memang aku meningkatkan pengawalan di sekitar rumah sakit, mengingat musuh bebuyutanku dan keturunannya sedang berada di kamar Nico bersama dengan mantan istriku. Lylia terus men
Dante POV ENDDante mengecup bibir gadisku, aku terperanjak dibuatnya. Dari tempatku berdiri aku bisa melihat apa yang saja ia lakukan pada gadis manisku yang sedang tidak berdaya karena sedang di buai oleh mimpi indahnya. Apa yang sebenarnya dilakukannya?! Dia semakin memperdalam ciumannya dan aku bisa melihat ia mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut Lylia dan mempermainkannya perlahan. Suara kecapan dan lenguhan keluar dari peraduan kedua bibir mereka."Son, biarkan dia tertidur." Ucapku menahan rasa panas di dadaku yang ingin meledak karena melihat tindakan nekat anakku sendiri.Nico terus memperdalam ciumannya bahkan mulai membuka kancing baju pasien gadisku. Lylia mulai mengernyitkan dahinya saat kepala Nico mulai menyusuri leher dan bahu polos Lylia. Gadisku bahkan tidak memakai pakaian dalamnya hari ini.Aku bisa melihat