"Hmm kayaknya udah aku masukin semua" ucap Rika sambil menutup kembali resleting tas sekolahnya. Sebelum berpamitan Rika menghubungi suaminya lewat WhatsApp terlebih dahulu, mengucap kan selamat pagi dan bertanya tentang kapan dirinya akan di telfon. Sore di tempatnya atau di tempat suaminya. Setelah selesai berkutat dengan handphonenya, Rika berjalan mendekati kak Ali yang masih setia terbaring dan memejamkan matanya."Kak, Rika berangkat sekolah ya. Assalamu'alaikum kak" Rika mencium punggung tangan Kak Ali dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Kebetulan ketika ingin mencari angkot, sudah ada angkot yang terparkir tak jauh dari arah Rika berada. Rika pun berlari dan melirik bagian dalam angkot tersebut. Rika mengira hari ini akan sama seperti kemarin. Bertemu dengan Indra di angkot, ternyata tidak.'Alhamdulillah ngga ketemu hehehe bisa tenang aku naik angkot' batin Rika sambil duduk langsung di dekat pintu. Angkot pun mulai terisi penuh dan berangkat, untungnya hari ini Rika d
Malam yang dingin memenuhi pikiran Rika, terasa panas di kepala karna terus memikirkan jawaban yang tak kunjung timbul walau sudah di cari-cari."Ini jawabannya apa sih, udah di cari-cari ngga ketemu juga" ucap Rika sambil menggaruk kepala yang tak gatal. Rika sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru pengganti di sekolah tadi. "Aku coba tanya Indra aja kali ya" Rika mengambil handphone dan menuju WhatsApp. Seketika teringat kalau Rika belum mempunyai nomor handphone Indra."Ya ampun, ngga punya nomornya astaghfirullah" Rika menepuk jidatnya. "Udah temenan tapi nomornya ngga punya. Hadeh, besok harus minta ini. Demi keamanan pr ku"Rika pun meletakkan handphone di dekatnya dan ingin melanjutkan untuk mencari jawaban. Terdengar suara handphone berdering tanda seseorang menelfon. Rika pun mengambil kembali handphone tersebut. Wajah yang sedari awal kecut menjadi bersinar karna sosok yang menelfon ialah suaminya."Assalamu'alaikum mas" ucap Rika riang."Wa'alaikumussalam sayang. Kenap
Suasana pasar yang tidak begitu ramai karna waktu sudah sore. Indra mengajak Rika untuk menemaninya pergi ke pasar. Rika pun mengiyakan mengikuti kemana Indra pergi. Ya, ini sudah waktunya pulang sekolah, dan Indra ingin membawa buah tangan untuk menjenguk Kakak Rika."Indra, kamu ngga usah repot-repot sampai beli buah gini" ucap Rika yang melihat Indra sedang memilih buah-buahan."Ngga papa, aku kan mau jenguk orang sakit. Jadi harus bawa buah tangan""Kakak aku kan belum siuman indra. Nanti ujung-ujungnya aku yang makan buahnya""Ya bagus dong. Kalau kakaknya ngga makan, adeknya juga boleh. Lagian kamu juga harus tetap sehat, banyakin makan buah. Kalau kamu sakit yang jagain kakak kamu siapa""Iya juga sih. Tapi tetap aja kan, aku bisa beli buah sendiri""Iya, kamu bisa beli buah sendiri. Tapi kalau yang ini, ini itu buah tangan. okey" ucap Indra mengangkat hasil belanjaanya ke arah Rika. "Yuk, pulang""Kemana?""Ke rumah sakit dong, jadi mau kemana selain ke situ""Ya habisnya kamu
Cuaca pagi yang cerah, Rika memulai kegiatan tanpa Dimas di sampingnya. Bersiap berangkat sekolah dan tak lupa berpamitan dengan Kak Ali."Kak, Rika berangkat sekolah dulu ya. Oia, Rika juga udah kasih pesan ke suster yang jaga, untuk telfon Rika kalau kakak ada apa-apa" ucap Rika sambil mencium punggung tangan kanan Kak Ali. "Kak, cepet sadar dong. Biar Rika ngga kesepian. Mas Dimas udah pergi ke turkey kemarin. Kakak tau, Mas Dimas pergi selama 2 minggu kak. Lama banget kan" Rika menatap lekat wajah Kak Ali yang masih menutup mata "Astagfirullah, Rika malah curhat. Ya udah, Rika berangkat dulu ya kak. Assalamu'alaikum" Rika berjalan keluar dari rumah sakit dan mencari angkutan umum untuk berangkat menuju sekolah. Ya, jarak rumah sakit ke sekolah lumayan jauh, jadi Rika harus menggunakan angkutan umum untuk sampai ke sekolah. Ketika sampai di pinggir jalan ada angkutan umum yang berhenti, Rika bergegas menuju angkutan tersebut dan menaikinya."Rika?" ucap seseorang yang berada di dal
Pukul 13.05 PM"Assalamualaikum" seorang lelaki paruh baya memasuki ruangan Kak Ali."Waalaikumussalam abi" Rika yang sedari tadi duduk di sofa pun berdiri dan menghampiri ayah mertuanya."Masya Allah menantu abi makin cantik aja" ucap abi sambil memberikan tangannya untuk disalim oleh Rika."Aduh abi bisa aja" jawab Rika sambil tersenyum malu."gimana kabarnya, sehat?""Alhamdulillah sehat bi. Abi gimana, sehat? Lalu kabar umi gimana bi?""Alhamdulillah abi sehat umi juga sehat di sana. Oia, Ali bagaimana kondisinya. Apa ada perubahan?" ucap abi, Rika dan abi berjalan kearah sofa untuk duduk."Untuk kondisi masih tetap sama bi. Alhamdulillah ngga ada gejala yang parah selama masa pemulihan""Alhamdulillah kalau gitu. Maaf abi baru bisa berkunjung sekarang. Tadinya abi ingin berkunjung bersama umi ketika dapat kabar dari Dimas seminggu yang lalu. Tapi ada masalah yang terjadi dengan pekerjaan abi""Iya abi ngga papa, Mas Dimas juga udah kasih tau tentang masalah abi""Maaf nak" "Maaf
Malam pun berganti. Jam sudah menunjukkan pukul 04.45 AM. Rika yang sedang tertidur merasakan ada seseorang yang memeluknya. Rika perlahan membuka mata, dan melihat Dimas. Rika pun membalas pelukan Dimas."Mas.." Rika membangunkan suaminya dengan posisi masih keadaan memeluk."Hmm iya sayang" ucap Dimas dengan mata yang masih terpejam. Dimas semakin mengeratkan pelukan."Bangun mas, udah mau jam 5""Iya sayang. Yuk siap-siap" Dimas perlahan membuka mata dan mencium kening Rika sebelum beranjak dari sofa yang mereka tiduri. Rika dan Dimas bersiap untuk shalat subuh berjamaah, dan melakukan aktivitas mengaji hingga pukul 6 pagi."Sayang, mas cari sarapan dulu ya" Dimas yang sedang bersiap untuk pergi mencari sarapan."Ikut mas, bentar aku siap-siap dulu" Rika pun ikut bersiap-siap dan mereka mulai berjalan ke warung di area yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit."Mas, semalam gimana?""Gimana apanya sayang""Ya semalam mas kan ketemu sama abi. Gimana kabar abi""Alhamdulillah abi seh