Share

Chapter 6: Five Points Gang

Happy reading ;)

------------

Mike tersenyum saat gelas berisikan red wine memanjakan rongga mulutnya hingga bagian terdalam, rasa manis bibir Emily tertinggal merekat sempurna pada tiap inci kulit tebal yang piawai dalam memberi sensasi. Bagaimana bisa rasanya semanis itu? Ia seperti bocah ingusan yang pertama kali berciuman. Debaran rongga dada sulit di kendalikan sedari tadi, ia terkekeh pelan menertawakan kebodohannya. 

Sebaliknya, manik legam Emily menajam sempurna. Ia menghubungi Jeff untuk menyelidiki pelaku yang berusaha membunuh Mike di perjalanan tadi. Jemari itu terkepal erat menahan amarah, gigi yang menggelatuk berusaha menahan diri dari segala cacian. Ia menggeser layar ponsel saat panggilan masuk dari Jeff memenuhi indra penglihatannya.

"Turunlah."

Satu kata dari Jeff mampu membuat Emily menyambar jaket kulit yang ia letakkan diatas bed dan setengah berlari menuruni anak tangga. Tanpa ia ketahui Mike yang saat itu berada di dapur mengerutkan kening melihat Emily pergi tergesa ditengah malam seperti ini. Ia melirik jam tangan yang menunjukkan pukul satu dini hari.

"Emily..?" Mike mengikuti langkah Emily dan terhenti saat wanita itu masuk kedalam mobil yang pernah ia lihat sebelumnya. Rasa penasaran Mike membuat ia meraih ponsel dan menghubungi seseorang untuk mengikuti nya secara diam diam.

"Aku telah meretas CCTV restoran itu dan menghapus jejaknya." Jeff menginjak gas, melaju kencang menuju suatu tempat yang akan mereka tuju.

"Aku tak dapat menahan diri untuk tak membunuh nya Jeff," Emily meraih cerutu dibalik dashboard dan menghisapnya kuat berharap segala rasa dan pikiran yang berkecamuk dalam otaknya segera sirna. Satu tangan yang menyiku dibalik jendela mobil, membuat celah bagi angin malam untuk membelai surai itu dengan lembut.

"Takdir mempermainkanmu dear," Jeff menyeringai, pandangan itu tak beralih sedikitpun pada jalanan lengang didepannya. Ia melirik Emily sesaat, memastikan dugaannya tak melesat.

"Apa yang telah terjadi antara dirimu dan Mike?"

"Tak ada." Emily membuang muka menghisap kembali cerutu namun perlahan, seakan kejadian tadi menghilang bersama kepulan asap yang keluar dari bibirnya.

Jeff terkekeh tak percaya, ia telah mengenal Emily dari kecil, tak pernah sekalipun wanita itu berurusan dengan cerutu jika tak terjadi sesuatu yang mengacaukan hatinya.

"Kau menyukainya Emily."

"Dimana kau mendapatkan pelakunya?" Pengalihan pembicaraan membuat Jeff menyunggingkan senyum.

Pertanyaan itu terjawab saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di lokasi Five Points yaitu sebuah area kumuh dan keras di Manhattan. Emily memindai sekeliling bangunan besar, gelap dan juga kotor, ia tahu ini adalah markas Five Points Gang sebuah geng legendaris yang didirikan oleh sosok bernama Paul Kelly mantan petinju yang lantas menjadi bandit.

"Kau tak perlu berurusan hingga sejauh ini Em," Jeff memperingati bahwa Five Points Gang bukan hanya sekedar gengster biasa. Tetapi mereka memiliki banyak sekutu diantaranya Tammany Hall, Yakey Yakes , Gopher Gang , Dead Rabbits dan lima gengster lainnya.

"Diamlah, aku hanya akan memberi sedikit perhitungan." Emily meraih desert eagle (deagle) dan turun dari mobil, ia melempar cerutu sembarang, dagu yang terangkat membuat wanita angkuh itu menjadi perhatian beberapa pria yang berada diluar dan tengah mengadakan pesta sabu.

Penerawangan redup dan dinding lembab hitam tak membuat langkah itu terhenti, justru membuat wanita itu mengantongi deagle dan langkahnya terlampau santai, ia terus menyusuri lorong yang mungkin menghubungkan nya dengan para gengster itu berada. Tepat, langkah Emily terhenti saat berada dalam satu ruangan yang dapat dikatakan lebih baik dari ruangan lain yang ia lewati.

Emily duduk dikursi kosong berada tak jauh dari kerumunan anggota gangster yang tengah berjudi, hampir tujuh meja besar dengan anggota berkisar sepuluh orang dalam satu meja tersebut menghentikan permainannya dan menatap Emily dengan seringai mengejek.

"Wow.. apa yang membawamu kemari nona?" Seorang pria bermata biru berjalan ringan dengan botol whiskey dalam genggamannya. Tubuh kekar dengan tatto memenuhi otot itu sama sekali tak menyulutkan rasa takut dalam diri wanita muda yang sekarang justru bertumpu sebelah kaki menantang siapapun yang berada di markas.

"Bawa Lucas kehadapanku!'' Emily melempar deagle diatas meja tak jauh dari tempat ia duduk.

Derap langkah seorang pria terdengar sarkas dan menggema, aura dingin yang berbahaya begitu mendominasi hingga mereka memberi jalan untuk sang boss Five Points Gang, Lucas Rothstein. Seringai tajam menghiasi wajahnya yang rupawan ditengah usia yang tak lagi muda. Tubuh tinggi menjulang tetap berwibawa dan menguarkan sikap penguasa, sifat iblis tak manusiawi begitu kentara pada sorot mata yang tajam dan memerah diarea sklera.

"Suatu kehormatan kau berkunjung ke markas kotor ini, nona Emily." Suara itu persis sebuah ancaman halus yang mematikan.

"Aku tak ada waktu berbasa basi dengan pria tua sepertimu, katakan siapa dalang dibalik semua ini!" Emily mengubah posisi dengan melipat kedua tangan didada, pandangan nya kian menajam pada sosok pria tua dihadapannya.

"Apa tawaranmu?" Lucas meraih cerutu lalu mengapit pada ujung bibir, pria bermata biru tadi segera menyalakan pemantik untuk bosnya.

"Aku akan menyelamatkan citra dan reputasimu dengan membeli dua ratus kursi VIP dalam pertandingan tinju antara Jack Dempsey dan Luis Firpo di Bronx, kau dapat memberikan itu semua pada para bos gengster dan sederet politikus terkemuka. Bukankah itu yang kau inginkan?" Emily tersenyum lebar, berdiri dan meraih kembali deagle miliknya.

"Aku yakin strategi itu berhasil, reputasimu kembali membaik, Itu artinya.. bisnis kotor yang kau jalankan tentunya juga akan baik-baik saja, bukan?"

"Kau hanya perlu tahu...."

"Tidak!" Emily berjalan lamban mengitari satu persatu anggota gengster Five Points Gang dengan pukulan senjata pada telapak tangannya.

"Aku meminta lebih, dari sekedar hanya tahu siapa yang telah menyerang Mike! Aku yakin pria pecundang itu masih hidup dan melihatku sekarang."

Lucas meraih botol Apple jack dan meneguknya perlahan, ia sangat menikmati minuman legendaris itu ketika dirinya bimbang akan sebuah keputusan. Rasa asam dari minuman itu setidaknya dapat membuat relax rongga mulut yang kian memanas.

Emily menjatuhkan deagle dari genggamannya, sontak membuat kening Lucas mengerut dalam.

"Aku tak akan memakai senjata untuk membunuh siapapun yang berani mengusik Mike dan keluarga Egbert Benson!"

Seluruh anggota Five Points Gang mundur perlahan memberi ruang bagi wanita itu untuk bertarung.

"Egomu sulit dikalahkan nona," Asisten pria tua itu mengambil kursi beludru untuk sang bos besar, ia menaruh kembali botol Apple jack dan tumit lelaki itu bertumpu pada lutut.

Pria berambut hitam dengan tubuh sempurna melangkah perlahan menyambut tantangan manis dari wanita mungil pemberani seperti Emily Blunt.

"Jangan salahkan aku, jika anggotaku memotong tubuhmu dengan sadis." Lucas kembali menenggak Apple Jack ditengah guratan gusar pada wajahnya, siapa yang tak tahu kemampuan Emily Blunt dalam bertarung. Wanita itu begitu terkenal dengan kemampuan bela diri dalam lingkup kelompok bodyguard dan kelompok kejahatan di negaranya, Russia.

"Kau lihat sendiri siapa yang akan musnah!"

***

-To Be Continued-

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Brilliant Doctor (On Going)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status