Share

Petunjuk

Author: Yulistriani
last update Last Updated: 2021-10-05 08:32:58

"Pak Fathan, hape saya hancur, pokoknya pak Fathan harus ganti rugi," ancam Bu Lastri.

"Besok saya ganti, ini pelajaran buat ibu yang gak punya adab. Jangan asal merekam sesuatu kalau gak di izinkan. Apalagi memviralkan dengan opini menyesatkan!" hardik Fathan.

Mata Rena membulat. Ia tak menyangka suami yang sangat lembut itu kini sering tersulut emosi. Fathan menarik lengan Rena ke arah motornya yang terparkir. Sepanjang jalan Fathan hanya diam. Ia akan memberikan pelajaran pada istrinya di rumah, tak elok jika ia dan istrinya ribut di luar bahkan di rumah orang lain.

"Mas, kamu kok marah sih sama aku? Harusnya aku loh yang marah sama kamu," ujar Rena di perjalanan. Namun Fathan tak merespon ucapan istrinya.

"Turun!" titah Fathan saat sudah sampai di gerbang rumahnya.

Rena segera turun lalu membuka gerbang. Fathan memasukan motornya ke dalam garasi bersebelahan dengan mobil mewahnya.

"Maaas," ujar Rena sembari bergelayut di tangan suaminya.

"Masuk!" titah suaminya tegas. 

"Mas, memangnya aku salah? Aku kan cuma mau mempertahankan rumah tangga kita, aku gak mau kalau kamu sampai di rebut sama Intan, aku takut kehilangan kamu," ungkap Rena saat keduanya berada di kamar.

"Cukup Rena! Harusnya kamu sadar, justru dengan cara kamu seperti ini membuat aku semakin muak. Kamu fikir aku laki-laki macam apa yang begitu mudah selingkuh? Hah? Semakin kamu menyudutkan aku, semakin yakin aku untuk ..." 

"Untuk apa? ... Kamu mau ceraikan aku cuma gara-gara kakak ipar kamu itu? Hah?" potong Rena.

"Gak akan ada kata cerai di antara kita kalau kamu mau kembali seperti dulu, hilangkan sifat posesif-mu itu, percaya sama aku, berprasangka baik sama orang lain. Aku bingung Rena, harus dengan cara apa lagi aku mendidik kamu? Asal kamu tahu, aku sayang sama kamu, sayang Gea anak kamu, aku juga sayang Gita ponakan aku, apa itu beban buat kamu?" papar Fathan dengan suara naik beberapa oktaf. 

Saat ini Gea sedang main ke rumah neneknya, Fathan tak berani meninggikan suara jika ada Gea di rumah, ia khawatir kejiwaan anak sambungnya terganggu jika mendengar orangtuanya bertengkar.

Rena terdiam untuk beberapa saat. Namun lagi-lagi ia tak pernah merasa bersalah, entah terbuat dari apa hatinya. Ia selalu merasa bahwa yang dia lakukan adalah kebenaran. Ia juga sangat percaya diri jika Fathan tak akan pernah menceraikannya karena suaminya itu begitu mencintainya.

Fathan meninggalkan istrinya yang mematung. Ia mengambil selimut dan bantal. Ia akan tidur di sofa malam ini, semoga saja istrinya bisa merenungi kata-katanya. 

Fathan hampir putus asa menasihati istrinya. Dengan cara lembut telah ia lakukan, namun Rena masih tetap berprilaku tak baik pada keluarga kakaknya. Semoga dengan cara pisah ranjang ini Rena akan sadar akan kesalahannya.

Meski Fathan Sangat kecewa pada Rena, namun ia tak ingin terpedaya, apalagi mengambil keputusan di saat marah. Sebagai seorang laki-laki ia harus tetap mempertahankan kewarasan agar tak menyesal di kemudian hari.

Malam semakin larut. Fathan tak juga bisa memejamkan mata. Ia teringat nasihat ibunya sebelum meninggal untuk saling menyayangi. Apalagi kakaknya Bayu yang membiayai seluruh pendidikannya hingga ia sarjana. Karena ayah mereka sudah meninggal sejak Fathan berusia kelas 6 SD.

Bayu rela tak meneruskan kuliahnya demi membiayai hidup dia dan ibunya. Bahkan, Bayu baru menikah di usianya yang hampir 40 tahun. Jarak usia Bayu dan Fathan terpaut 12 tahun. Namun, Fathan sempat lupa daratan saat ia sedang di uji dengan kenikmatan harta. 

Sebelumnya Fathan pernah menikah dengan seorang gadis. Mereka hidup bahagia dalam kesederhanaan. Namun, istrinya meninggal saat melahirkan, saat itu ia tak memiliki biaya untuk operasi Caesar sang istri. Selang sehari anaknya yang sangat ia sayangi itu menyusul ibunya. Saat itu jiwanya hancur. harus kehilangan dua orang yang sangat ia cintai.

Fathan lebih memilih fokus pada karier nya. Ia lelah hidup dalam kemiskinan. Ia merasa tak mampu melindungi istrinya, hingga ia bertekad untuk sukses, agar kelak ketika ia menikah lagi, ia bisa menghidupi anak dan istrinya dengan layak.

Setelah bertahun-tahun Fathan menyendiri, akhirnya ia menemukan gadis yang mencuri hatinya. Gadis berparas anggun dengan balutan hijab syar'i-nya yang bekerja di warung makan langganannya.

Namun, dia harus menerima kenyataan pahit, saat kakaknya Bayu menikahi wanita pujaannya itu. Fathan frustasi, hingga selang beberapa bulan ia bertemu dengan Rena lalu menikahinya.

Fathan berusaha mengubur rasa cintanya dalam-dalam. Karena ia sadar wanita pujaannya itu kini sudah menjadi kakak iparnya. Ia tak membenci kakaknya, ia hanya menjaga jarak agar hatinya tak terluka melihat kebahagiaan Bayu dengan Intan meski keduanya hidup dalam kesederhanaan.

Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Fathan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu mendirikan shalat tahajud.

Setelah shalat, ia berdo'a pada Allah. Meminta agar hati istrinya di lembutkan. Meski hak talak berada dalam tangan seorang laki-laki, namun ia tak ingin gegabah. Ia masih berharap Rena akan berubah seperti sedia kala.

Air matanya berurai kala mengingat kakaknya. Ia benar-benar merasa bersalah atas kejadian pada hari itu. Andai waktu bisa di putar kembali, pasti semua tak akan merasakan penyesalan ini. Meski Fathan sudah berusaha bertanggung jawab pada keluarga kakaknya, namun tetap saja tak bisa menghilangkan rasa bersalah dalam hatinya. Ia hanya merasa telah menunaikan kewajiban yang di bebankan pada keluarga ayah dari anak yatim.

***

Di belahan bumi lainnya. Intan terbangun karena mimpi buruk. Ia melirik ke arah anaknya. Lalu mengelus dan mencium Gita yang sedang terlelap. Intan selalu menangis jika melihat Gita terlelap dalam tidurnya. Ia khawatir tak mampu mendidik Gita menjadi wanita Sholeha seperti pesan suaminya. 

Intan beranjak dari kasur, ia mengambil air wudhu lalu membentangkan sajadah. Merendahkan diri pada Allah sang pemilik kehidupan. Berkeluh-kesah pada satu-satunya pendengar yang tak pernah menghakimi. Kekuatannya selalu bertambah setelah mencurahkan segala isi hatinya pada sang pemilik semesta. Asa yang terkoyak, kini kembali terajut dengan indah.

Ting.

Sebuah pesan masuk ke aplikasi W******p di ponselnya. Sengaja ia mengisi kuota, bukan untuk melihat bagaimana orang lain menghujatnya di sosial media, dia tak terlalu memperdulikan itu. Dia yakin, kebenaran perlahan akan terungkap tanpa harus dia susah payah menjelaskan bahwa dirinya benar.

Dia mengisi kuota untuk mencari informasi mengenai platform menulis online yang menghasilkan uang setiap bulan seperti yang di ceritakan oleh sahabatnya. Ia harus bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan anaknya tanpa bergantung pada Fathan.

Intan membuka mukena, lalu melipat sajadah dan menaruhnya di tempat semula. Ia mengambil gawai untuk mengecek pesan yang masuk.

Ternyata pesan itu dari Ambar. Dia mengirim sebuah video. Ambar memberikan keterangan yang menyertai video itu :

 [Tan, ternyata rumah saudaraku yang gak jauh dari lokasi kecelakaan suamimu cctv-nya nyala. Baru ngeh kalau ternyata kejadian itu terekam cctv. Kamu bisa cari tahu siapa orang yang nabrak suami kamu dan gak bertanggung jawab itu, kamu bisa cari keadilan buat almarhum suami kamu berbekal rekaman itu.]

Intan menutup mulutnya yang hampir menganga saat memutar video kecelakaan tragis suaminya. Lagi, airmatanya mengalir deras bak hujan turun dari langit.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Liku-liku kehidupan (TAMAT)

    "Ya Allah, Rima bangun," ucap ibunya Rima dengan panik.Namun seketika ia ingat sesuatu bahwa anak keduanya ini sering prank orang lain."Mama kenapa nek?" tanya Tari saat melihat Rima terkulai lemah."Ah palingan mama kamu pura-pura pingsan karena gak mau nikah sama om Agus," ujar ibunya."Apa? Horeeeee, gak sia-sia dong kita kirim surat sama om Agus," jawab Tari kegirangan."Surat?" tanya Rima dalam hati. Seketika ia ingat kejadian beberapa hari yang lalu."Terimakasih suratnya neng Rima, aa gak nyangka neng Rima juga cinta sama aa Agus, urusan mahar gak perlu khawatir, aa kasih seekor sapi buat neng Rima," ujar Agus tempo hari, namun Rima tak memperdulikannya karena ia fikir Agus sedang mengigau atau berkhayal cintanya di terima."Ooh, jadi kalian yang kirim surat kaleng buat Agus? Apa isi suratnya?" tanya Rima yang tiba-tiba bangun dari pura-pura pingsannya."Tuh kan Tari, nenek mah udah Khatam sama kelakuan mama kamu

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Gagal jadi pelakor

    "Gea ada?" tanya Intan dengan senyum ramah terlukis di bibirnya."A--ada ..." jawab Rima gugup. Dia tak menyangka jika Intan dan Fathan baik-baik saja bahkan keduanya semakin mesra."Sial," gerutu Rima dalam hati"Gitaaaa ..." teriak Gea saat melihat Gita datang bersama Fathan dan Intan."Sudah siap?" tanya Fathan dengan penuh kasih sayang pada Gea."Siap dong pa," Jawab Gea semangat."Gea sarapan dulu," ujar Rima."Gak mau Tante, nanti aja," jawab Gea sambil melewati Tantenya."Emang Gea belum sarapan?" tanya Fathan."Belum pa," jawab Gea sembari cengengesan."Ya udah, nanti sarapan sama papa, mama sama Gita, ya," timpal Intan sembari menuntun tangan Gea."Kita pergi dulu ya, titip salam sama ibu dan bapak," kata Fathan lalu mereka bersama-sama masuk mobil."Iiihhhhh ... kenapa sih kok mereka gak berantem? Kenapa mereka kok diem-diem aja sih? Oooo ... jangan-jangan si Intan emang

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Tak ada tempat untuk pelakor

    "Apa maksud mbak Rima?" tanya Intan sambil menautkan alisnya."Tuh ... mas Fathan itu pernah bilang kalau dia gak cinta sama kamu. Dia menikahi kamu cuma khawatir aja sama masa depannya Gita," ujar Rima sembari menaruh sebuah foto di atas meja lalu ia kembali bersidekap dengan menyilangkan tangan di dada.Intan mengambil kertas foto yang sengaja di perlihatkan oleh Rima kepadanya.Wanita itu membulatkan matanya saat melihat foto yang tak pernah dia sangka sebelumnya, Intan menutup mulutnya saking terkejut dan tak percaya atas apa yang di lihatnya."Gak mungkin .... Astaghfirullah," lirih Intan, butiran bening terjatuh dari mata lentiknya.Sementara Rima tersenyum puas melihat Intan mengeluarkan airmata. Dia yakin Intan akan marah besar pada Fathan karena foto itu."Mungkin aja ... kamu terlalu percaya sama suami kamu, padahal di luar dia tak sebaik yang kamu kira, oh ya Tan, ngomong-ngomong mas Fathan hebat juga ya, aku jadi ke

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Rima si pelakor

    Duuuttt ....Tiba-tiba perut Rima bergejolak, rasanya mulas, panas dan perih. Wanita itu segera berlari ke toilet.Sialnya ada orang sedang buang hajat di toilet rumah Intan. Rima terus menggedor pintu karena dorongan di perutnya semakin kuat. Keringat dingin sudah mengucur dari dahinya."Buruan dong!" pinta Rima. Namun sepertinya orang di dalam toilet tak menghiraukan kegelisahan Rima.Wanita itu berlari ke rumah Bu Ida-- tetangganya Intan. Di perkampungan biasanya jika ada yang mengadakan hajatan maka rumah tetangga akan ikut ramai."Mamaaaa ... Mau jajan," pinta Tari, ia mengejar Rima yang berlari ke arah rumah Bu Ida sembari memegang perutnya."Nanti aja!" tolak Rima, ia sudah tak kuat menahan dorongan di perutnya hingga lari terbirit-birit.Namun Tari justru menarik lengan Rima dan menahannya."Mama jajan ... Mama jajan ... Mama jajan ...mau boneka di Abang depan," rengek Tari sembari bergelayut di tangan ibu

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Intan dan Fathan sah

    Segala pernak-pernik Pernikahan Intan dan Fathan sudah di siapkan. Keduanya bahagia karena akhirnya cinta mereka bisa di persatukan dengan ikatan suci.Di sepertiga malam Fathan menggelar sajadah, dia bersyukur tak hentinya pada sang kuasa karena do'a yang dulu selalu ia lantunkan Allah kabulkan.Allah selalu mendengar do'a setiap mahluk. Karena Allah adalah sebaik-baik pengijabah segala pinta. Hanya saja Dia akan mengabulkan setiap permohonan setiap hamba pada waktu yang telah di tentukan, Dia yang maha tau atas apa yang setiap manusia butuhkan, bukan inginkan.Setelah melipat sajadah dan menaruh kembali ke tempat semula, Fathan berjalan perlahan, ia mengambil sebuah album foto di dalam laci.Fathan membuka lembar demi lembar album foto itu. Di lembar pertama ia melihat foto dirinya bersama Bayu sedang mencium pipi ibunya bersama-sama. Foto itu telah sedikit memudar karena di ambil saat Fathan masih remaja.Dia membuka ke

  • NAFKAH DARI ADIK IPAR   Husnul khatimah

    "Innalilahi wa innailaihi Raji'un," gumam Intan lirih.Intan gegas menelpon Rima untuk menanyakan kebenaran kabar meninggalnya Rena."Assalamualaikum Rima, apa benar kabar tentang Rena?" tanya Intan dengan perasaan tak menentu."Iya mbak, betul hu ... hu ..." jawab Rima di sebrang sana. Ia menangis tersedu."Kalau boleh tahu kenapa? Tadi siang dia bantu aku selamatkan Gita?" tanya Intan tak percaya."Mbak Rena meninggal waktu shalat ashar di masjid, aku juga gak tahu persis kenapa, sekarang masih di periksa juga. Tapi kata saksi mbak Rena shalat berjama'ah sama dia, pas salam tahunya dia masih sujud, pas di sentuh ternyata udah gak ada," ungkap Rima dengan suara serak lantaran terlalu banyak menangis.Intan terkejut dengan ucapan Rima, menurut Intan, kematian Rena adalah kematian terindah.Kematian adalah sebuah misteri, jangan berbangga jika merasa hari ini menjadi diri yang sangat religius, karena jika niatnya bu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status