Share

37. Ajakan Fahmi

Aku terus mengomel sepanjang jalan ketika kami pulang dari rumah Paman. Bagaimana tidak, sudah aku bilang bagaimana sifat Paman dan Bibi ketika dihadapkan dengan lembaran kertas bernama uang. Namun bujang setengah lapuk yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai suamiku itu justru tak menghiraukan ocehanku.

Benar-benar menyebalkan Ammar itu, seandainya dia bukan bosku, sudah kuketok kepalanya.

“Kenapa kamu ngomel-ngomel begitu, Mir?”

‘Eh, kok dia denger sih?’ batinku.

“Keluarin aja, Mir uneg-unegnya.” Ammar menghentikan motornya di pinggir jalan, di bawah pohon yang cukup rindang. Sepertinya di sini tempat orang biasa duduk-duduk atau sekedar melepas penat. karena terlihat berbeda dengan pohon-pohon yang lain.

“Kamu itu lho, Ammar, udang dibilang, kalau pamanku itu agal lain kalau masalah duit, kamu malah jor-joran mau kasih seragamlah, perhiasanlah. Bisa ngelunjak nanti kalau dituruti begitu. Seharusnya kamu kasih saya sekedarnya, kasih dua juga saja sudah senang mereka. Ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lina ardiana
lanjuuuut thor sayang jangan lama2 yaa thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status