Home / Romansa / NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA / 6. Bertemu CEO Hotel

Share

6. Bertemu CEO Hotel

Author: Arin Akazuma
last update Huling Na-update: 2023-07-19 02:50:29

'Makanan ini, rasanya mirip sekali dengan buatan mendiang istriku,' batin Megantara takjub. Mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah. Spagetty yang berisi potongan seafood tersebut ludes dalam hitungan kurang dari lima menit.

"Chef, siapapun yang memasak makanan ini, pekerjakan dia di restoran hotel ini," kata Megantara pada kepala koki yang masih bingung di depannya. Megantara juga tak lupa mengusap jejak air mata di pipinya.

"Apakah makanannya sangat enak sehingga membuat Anda menangis Tuan?" tanya koki hati-hati.

Megantara hanya mengangguk sekilas. Tidak mungkin dia terlalu blak-blakan mengatakan rasa makanan ini begitu lezat di mulutnya setelah bertahun-tahun hanya merasakan makanan yang hambar. Dia sendiri masih takjub dan tidak percaya dengan keanehan ini. Dan kebetulannya, spagetty seafood memang makanan favorit mendiang istrinya.

"Bagaimana dengan dua kandidat yang lainnya tuan?" tanya kepala koki lagi.

"Aku hanya menginginkan yang satu itu. Tapi jika kau ingin menerima lebih dari satu koki, kau bebas menentukan kandidat yang mana yang bisa kita pekerjakan," jawab Megantara tanpa berpikir panjang.

"Baik Tuan. Akan saya laksanakan," jawab Kepala koki lalu undur diri dan meninggalkan ruangan Megantara.

Megantara menghembuskan nafasnya secara perlahan. ada rasa puas tersendiri saat dirinya mendapati perutnya kenyang karena makanan yang terasa lezat di mulutnya. Dia harus mengapresiasi siapa saja yang memasak makanan tersebut.

***

“Ayah,” panggil Sivia saat sang ayah baru saja memasuki rumah. Hari sudah malam, namun Sivia belum juga tidur. Dia berlari ke arah Ayahnya dan memeluk sang ayah.

“Anak ayah belum tidur?” tanya Megantara setelah mengecup kening gadis kecilnya.

“Aku belum bisa tidur jika belum bertemu dengan ayah,” Sivia terlihat sangat manja. Meskipun terkadang Megantara bersikap terlalu tegas pada Sivia, namun sebenarnya Megantara sangat lemah lembut jika di hadapan Sivia. Sangat protektif juga tentunya.

“Baiklah, kau tunggu saja di kamarmu. Setelah ayah membersihkan badan dan berganti baju, ayah akan menyusul ke kamar untuk menemanimu,”

“Oke ayah,” Sivia menurut. Dia berlari kecil menuju ke kamarnya. Megantara tersenyum melihat punggung gadis itu.

Megantara menepati janjinya, tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri, kini dia sudah berjalan menuju ke kamar putri semata wayangnya itu dan masuk ke dalam.

Sivia masih belum memejamkan mata. dia justru sedang mengajak ngobrol boneka kesayangannya sambil merebahkan diri di ranjang pinknya.

“Hello my princess,” Megantara duduk di tepi ranjang milik Sivia.

Sivia tersenyum senang. “Ayah, hari ini aku sedang sangat senang,”

Megantara mengerutkan keningnya, “Apa yang membuat anak ayah sesenang ini?”

“Hari ini ada pelajaran memasak di sekolah. Aku membuat donat bersama bu guru dan menghiasnya. Ayah, aku ingin mahir memasak. Aku ingin jadi seorang koki,” cerita Sivia dengan menggebu-gebu. Ayahnya hanya tersenyum kemudian mengecup kening putri cantiknya.

***

Pagi ini Nalini sedang asyik menikmati sarapan paginya. Dia menggigit roti sandwich yang ia pegang di tangan kanannya sambil tangan kiri memegang hp. Dia sedang membuka notifikasi email yang baru saja masuk. Ketika membaca kalimat di email yang masuk, dia terlonjak sampai hampir tersedak. Dia mendapatkan email dari bagian personalia Mega Hotel. Tempat dimana dia melamar dan mengikuti seleksi sebagai koki.

Dia mendapatkan panggilan untuk bekerja disana. Nalini merasa sangat senang bukan kepayang. Akhirnya dia benar-benar bisa memulai kembali karirnya sebagai seorang koki. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini. dia harus berusaha keras untuk bekerja dengan semaksimal mungkin.

Nalini memberitahukan pada Sandra perihal diterimanya dia bekerja di restoran Mega Hotel. Dan tentu saja Sandra ikut senang mendengar kabar tersebut dan memeluk sahabatnya dengan erat. Dia tau sahabatnya itu memang punya kemampuan memasak yang tak bisa diragukan lagi.

Kini Nalini segera bersiap-siap karena pihak hotel meminta kehadirannya pagi ini juga, beruntungnya Nalini karena dia sudah berdiskusi dengan kepala sekolah  TK Lentera Ilmu agar dalam satu minggu dia hanya mengajar satu hari.

Tak lebih dari satu jam kemudian dia sudah berada di depan gedung hotel. Dengan langkah pasti dia memasuki hotel. Tanpa terburu-buru seperti kemarin saat dia hendak mengikuti seleksi koki. Dia juga berjalan menuju ke resepsionis untuk menanyakan dimana dia bisa menemukan staf bagian personalia.

“Nona Nalini?” tanya seseorang. Nalini menoleh.

“Oh, Selamat pagi Chef,” Nalini segera memberikan salam kepada kepala Chef yang kemarin menyeleksinya.

“Kau datang dengan tepat waktu kali ini,” senyum Kepala Chef membuat Nalini semakin bersemangat. Sepertinya calon bosnya ini sangat suka dengan kedisiplinan waktu.

“Ya chef, saya tidak sabar ingin bergabung dan menjadi bagian dari dapur  restoran di hotel ini. mohon bimbingannya chef,” kata Nalini tulus.

“Baik. Aku tunggu kerja keras dan performamu di sini. Oh ya, kau pasti ingin mencari staf bagian personalia kan? Kau sudah ditunggu di ruang rapat di lantai paling atas. Di dekat kantor CEO,” kata kepala Chef memberi petunjuk.

Nalini mengerutkan keningnya. Mengapa harus jauh-jauh kesana. Sedangkan restoran berada di lantai satu. Sepertinya lantai paling atas adalah tempat yang begitu penting karena ada kantor CEO di dalamnya.

Sang Kepala Chef memahami raut bingung Nalini kemudian berbicara lagi, “Aku tidak tau tapi aku rasa kau adalah orang yang sangat beruntung. CEO sekaligus pemilik Hotel ini ingin bertemu langsung denganmu. Sepertinya ada pekerjaan khusus yang ingin beliau tawarkan padamu,”

Nalini semakin dibuat bingung, “Maksud chef, aku harus bertemu dengan CEO hotel ini sekarang?” rasa gugup dan takut tiba-tiba datang. Ada perlu apa seorang CEO meminta bertemu dengan koki pemula sepertinya.

“Ya, ayo cepat datanglah ke sana. Dan segera cari tau apa maksud dan tujuannya meminta kau menemuinya. Kau tidak perlu aku antar kan?”

Nalini hanya nyengir kuda. Jika dia meminta diantar dia pasti akan dianggap sebagai pegawai yang tidak bisa profesional dan tidak berani menerima tantangan.

Dengan ragu-ragu sambil merapalkan doa, Nalini berjalan menuju ruangan yang disebutkan oleh kepala Chef. Saat dirinya sudah sampai di depan ruang rapat, tangannya yang berkeringat mencoba mengetuk lalu membuka knop pintu secara perlahan.

Dia masuk secara perlahan sambil menunduk, takut jika dia harus berhadapan langsung dengan CEO. Bayangan CEO di pikirannya adalah seorang bapak-bapak paruh baya yang begitu berwibawa dan disegani.

“Selamat pagi pak, saya Nalini. Calon chef yang baru diterima bekerja di sini,” Nalini tau ada sosok pria yang duduk di sebuah kursi namun dia belum berani mengarahkan pandangan ke sosok itu.

“Tak ku sangka kita bertemu lagi di sini Nona,” suara bariton yang familier di telinga Nalini terdengar. Sontak membuat Nalini mengarahkan pandangan ke sumber suara.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   131. Happy Ending (TAMAT)

    Nalini menunggu penjelasan dari Megantara dengan terus menatap pria itu. "Apakah kau ingat bahwa saat kita masih kecil kita pernah bertemu? Di acara ulang tahun perusahaan ayahku. Kau datang bersama ayahmu," kata Megantara. Nalini mencoba mengingat. "Kau menolongku yang sedang dirundung oleh beberapa teman seusiaku. Gadis kecil pemberani," Megantara memberikan petunjuk. Nalini mengingat sesuatu."Tunggu dulu, apakah kau laki-laki gembul berkacamata?" tanyanya saat mengingat kejadian beberapa tahun silam. Megantara mengangguk. "Kau menjatuhkan jepit rambut ini. Sepertinya begitu khusus dibuatkan oleh seseorang untukmu," kata Megantara. "Ya. Ini pemberian ibuku. Ibuku membuatkan milikku dengan inisial NN dan milik Nalita dengan NT. Aku menangis semalaman karena kehilangan jepit rambut ini. Tapi mengapa kau masih menyimpannya sampai sekarang? Ini sudah sangat lama.Megantara tersenyum menatap jepit rambut itu. "Seperti di film-film. Aku jatuh cinta dengan gadis pemilik jepit rambut i

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   130. Menuju Bahagia

    "Mengapa kau memintaku yang membebaskanmu?" tanya Megantara mendengar penuturan Nalini dengan raut wajah serius. "Karena hanya kau yang bisa. Aku sadar, yang selama ini paling terluka adalah kau, maafkan aku," kata Nalini tulus. Megantara tersenyum miris. Dia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya. "Aku sudah mencoba memilih untuk pergi agar kau tidak semakin terluka. Tapi ternyata caraku salah. Tuhan tidak merestui itu karena pada akhirnya kau bisa kembali menemukanku. Saat ini aku tau, kau membawaku dan menempatkanku disampingmy semata-mata agar aku bisa menebus kesalahanku. Kau sengaja bersikap dingin, acuh, seolah tak peduli padaku," Nalini berkata panjang lebar lalu menunggu respon dari Megantara yang masih saja diam. "Lalu kau menerima sikapku?" Megantara justru balik bertanya. "Tidak masalah jika kau bersikap seperti itu karena rasa kecewamu yang begitu mendalam. Tapi sampai kapan? Aku memang egois, tapi tidak bisakah aku berharap bahwa takdir memberikanku kese

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   129. Penjara Rasa Bersalah

    Megantara menoleh ke arah pria yang kini berdiri di sampingnya. "Rupanya Anda punya rasa percaya diri yang tinggi. Bisa memuji seorang wanita di hadapan suaminya," kata Megantara sarkas. "Sama seperti Anda. Anda juga sangat percaya diri karena Anda berani memasuki ruangan yang hanya pegawai saja yang boleh masuk meskipun Anda sudah membooking seluruh restoran," balas Haris tak kalah sarkas. Nalini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan juga sudah meminta pelayan untuk menyajikan menu makan siang pada para tamu yang sudah datang. Nalini melirik ke arah pintu dan melihat dua pria tinggi dan tampan berdiri di sana. Nalini lantas menghampiri mereka. "Bagaimana bisa kau masuk kesini?" tanya Nalini pada Megantara. "Tentu saja menemuimu. Aku ingin mengenalkanmu pada rekan bisnisku," seulas senyum terbit di wajah Megantara. Membuat Nalini justru mengerutkan alisnya. Hal yang tak disangka juga Megantara lakukan. Memeluk pinggang Nalini di hadapan Haris. Seolah menunjukkan hak milik bahwa N

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   128. Koki Dadakan

    Megantara mengancingkan kerah kemejanya sambil menatap dirinya di pantulan kaca. Sesekali dia melirik Nalini yang juga masuk ke dalam pantulan kaca di belakangnya. Masih terlelap tidur di bergelung selimut. Tadi malam sesampainya di hotel mereka tidak banyak berkomunikasi. Saling diam dengan aktivitasnya masing-masing sampai pada akhirnya Nalini sudah tertidur lebih dulu disaat Megantara sedang berada di depan laptopnya. Mempersiapkan bahan yang harus dibahas untuk rapat hari ini. Sepertinya Nalini begitu lelah sampai saat Megantara sudah siap berangkatpun dia belum juga terbangun. Setelah selesai memakai jasnya, dia berjalan mendekat ke arah tempat tidur. Menuliskan di secarik kertas yang berada di nakas lalu pergi meninggalkan Nalini tanpa berniat membangunkan. Tiga puluh menit kemudian Nalini terbangun dengan sendirinya. Dia mengedarkan penglihatannya di sekeliling ruangan dan sepi. Tidak ada pria tampan yang merupakan suaminya. Nalini melihat jam yang tertata di nakas dan melo

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   127. Pramugari Bikin Cemburu

    Megantara mengatur nafasnya. Berada di dekat Nalini membuat detak jantungnya tak beraturan. Apalagi semenjak menikah, Nalini terlihat lebih cantik di matanya. Sulit rasanya untuk mengelak. Tapi dia harus ingat misi balas dendamnya saat menikahi Nalini. Membiarkan Nalini tetap di sampingnya. Tapi tidak dengan memberikan cintanya. Baru berapa hari namun rencananya terancam gagal jika dia tak bisa mempertahankan egonya dan juga luluh dengan Nalini.Megantara membasuh wajahnya dengan air keran. Menatap pantulan dirinya di kaca. Megantara merutuki kebodohannya sendiri. Dia harus mengembalikan akal sehatnya lalu memperingatkan dirinya untuk menjaga jarak dari Nalini. Mungkin itu yang harus ia lakukan agar bisa mempertahankan pendiriannya. Megantara membuka pintu kamar mandi dan keluar. Nalini sedang duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke arah kamar mandi. Menunggu suaminya muncul. "Untuk apa kau melihat kesini. Tidurlah. Sudah malam," perintah Megantara. "Aku menunggumu. Kau terli

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   126. Pertengkaran tidak Penting

    "Aku tidak tau harus mendefinisikan seperti apa tentang pernikahanku," jawab Megantara terhadap pertanyaan dari Niko. "Jujur saja, kau pasti bahagia karena bisa menikah dengan gadis yang kau cintai. Aku tidak bisa membayangkan jika saat itu kau jadi menikah dengan adikku. Akan jadi seperti apa kehidupanmu nantinya," kata Niko dengan senyum tulusnya dan menunduk di akhir kalimatnya karena malu. "Entahlah. Cinta? Aku tidak yakin apakah masih ada cinta dihatiku untuk gadis itu," Megantara mendesah. "Tapi kaupun juga tidak yakin apakah kau benar-benar membencinya atau tidak. Aku rasa ini tentang waktu, waktu yang akan berbicara," kata Niko. Megantara mengerutkan alis. Dia tau bahwa perkataan Niko ada benarnya. Megantara juga tak bisa terlalu yakin terhadap rasa benci dan marahnya pada Nalini. ***Megantara pulang larut. Semestinya di hari-hari awal pernikahannya, seorang suami tak akan meninggalkan pengantinnya hingga larut. Tapi Megantara seperti sengaja. Sengaja menjaga jarak dari N

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status