Share

27. Suara itu

Nasi Berkat 27

Jantung Pak Kasno berdegub kencang, dahinya sudah basah oleh keringat dingin. Senter yang ia pegang di tangan kanannya sedikit bergetar. Perlahan ia arahkan sorot lampu senter kesekelilingnya.

Dengan susah payah Pak Kasno menelan ludahnya. Mencoba menenangkan debaran jantungnya. Matanya mengerjab beberapa kali. Dalam keadaan gugup ia masih mencoba bepikir positif, barangkali hanya kelapa jatuh.

Suasana pagi buta ditambah kabut yang lumayan tebal membuat jarak pandang terbatas. Pak Kasno hanya mengandalkan penerangan dari lampu senter yang ia bawa.

Beberapa kali ia arahkan sorot lampu senternya disekitar pohon kelapa tapi ia tak melihat ada tanda-tanda benda jatuh.

"Gak ada apa-apa, apa aku salah dengar ya!" gumam Pak Kasno. Ia memegang tengkuknya yang mulai meremang.

"Jelas sekali tadi ada yang jatuh. Lah wong suaranya kenceng banget lho, jangan-jangan ...," Pak Kasno tak melanjutkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status