Share

Pembukaan Dua

last update Dernière mise à jour: 2025-10-25 05:41:46

"Oh, Nayanika. Kamu juga sedang periksa di sini?" sapa Abiyaksa, yang baru sadar bila Nayanika duduk sejajar dengannya dan di dekat sang istri.

"Iya, Mas. Mau check up rutin," jawab Nayanika.

"Kapan perkiraan lahirnya?" tanya Abiyaksa lagi.

"Eum, kemungkinan bulan depan. Bulan depan lahirnya," jawab Nayanika.

"Cepat sekali ya? Nggak terasa, sudah mau lahir saja," ucap Abiyaksa.

"Iya. Cuma tinggal sedikit lagi," ucap Nayanika.

Meisya hanya diam saja sambil terlihat acuh tak acuh. Dia sedang merasakan sensasi mual pusing dan sebagainya. Malas bicara dan juga malas sekali basa-basi. Toh wanita yang ada di sampingnya tidaklah penting dan sudah tidak lagi menjadi ancaman, karena suaminya tidak akan pernah meninggalkan seorang istri sah yang sedang mengandung darah dagingnya.

"Antrian nomor sembilan," panggil suster yang baru saja keluar dari dalam ruangan.

"Ayo, Mas. Saya duluan. Ayo, Mei," ucap Nayanika yang bersusah payah untuk bangun dari kursi dan segera berjalan masuk ke dalam ruang
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Apa Dia Ajak Kamu Nikah Juga?

    "Apa kamu tidak bisa berhenti? Sebaiknya, kamu mundur saja. Jangan lagi ada di kehidupan Nasya dan juga Nayanika," ucap Abi ketika keduanya sudah berada di teras rumah."Apa, Mas? Apa nggak salah? Harusnya, saya yang ngomong begitu, Mas. Mas harusnya nggak usah ganggu-ganggu tunangan orang begitu. Pantes gitu, bawa-bawa tunangan orang sembarangan!?" tegur Bumi."Nasya itu anak saya dan Nayanika ibunya. Menurut saya sah-sah saja, kalau saya membawa Nasya pergi main keluar bersama ibunya juga. Lagi pula, kamu baru bertunangan, bukan suaminya! Kenapa sudah atur-atur dia seenaknya begitu huh?" timpal Abi."Ya mau menikah atau belum sama aja, Mas! Harusnya Mas itu malu! Masih aja deket-deket sama calon istri orang. Lebih baik, Mas nggak usah balik ke sini. Biar saya yang handle Nasya juga. Saya bisa jadi ayah yang baik untuk dia!" cetus Bumi yang hendak masuk lagi ke dalam tapi ditarik oleh Abi lagi."Apa sih, Mas!? kenapa saya malah dihalang-halangi!?" cetus Bumi."Jangan masuk, kalau kam

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Menunggu Keputusan Kamu

    Nayanika termenung sambil tersenyum kaku. Memang sekarang sudah hampir mendekati orang yang sudah menikah mereka ini. Hampir setiap hari segala kegiatan dilakukan bersama. Tapi baru setengahnya. Bahkan setengahnya lagi malah ia habiskan juga dengan Bumi.Ah, pusing.Mana sejak kemarin, Bumi tidak menghubunginya sama sekali. Tapi dia tahu, bila ia pergi bersama dengan ayahnya Nasya juga. Apa mungkin dia sudah rela? Sudah mulai merasa masa bodoh? Tapi kalau benar begitu justru ia harusnya bisa lebih lega kan. Jadi tidak perlu susah payah menjelaskan apa-apa kepada Bumi juga."Apa sudah kamu putuskan?" tanya Abi kepada Nayanika yang hanya diam saja ini."Soal apa?" tanya Nayanika yang berpura-pura bodoh saja dulu."Ya tentang rencana ke depannya. Apa kamu sudah bicara dengannya?" tanya Abi.Nayanika menggeleng. "Belum.""Kenapa? Kenapa belum?" tanya Abi lagi."Ya aku belum ketemu dia lagi, Mas.""Oh begitu. Ya sudah. Saya tunggu. Saya tetap menunggu keputusan dari kamu," ucap Abi yang ke

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Dipanggil Papa

    Nayanika masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan menaruh tubuh Nasya di atas tempat tidur."Kak, baru pulang?" tanya Mentari yang habis dari kamar sang ibu dan tadinya baru akan mengunci pintu, tapi rupanya sang kakak sudah pulang dan telah masuk ke rumah."Iya. Baru sampe," jawab Nayanika sambil mengembuskan nafas."Tadi sore Kak Bumi ke sini, Kak," ucap Mentari selanjutnya."Hm? Apa katanya, Dek?" tanya Nayanika."Mas Bumi tanya kakak kemana," jawab Mentari."Terus kamu bilang apa?" tanya Nayanika."Ya Mentari bilang kakaknya lagi pergi. Terus tanya lagi perginya sama siapa.""Kamu bilang perginya sama Mas Abi?" Mentari mengangguk seperti dengan rasa sesal. Tapi tidak mungkin ia berbohong juga kan."Terus dia bilang apa lagi?" cecar Nayanika."Nggak bilang apa-apa. Langsung pergi lagi kak Buminya."Nayanika diam saja. Karena sedang memikirkan bagaimana tanggapan Bumi tentangnya dan sekaligus memikirkan apa yang dikatakan oleh Abiyaksa tadi. Bany

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Kamu Batalkan Saja Dengan Dia

    "Tante, Naya dan Nasya pulang dulu ya?" ucap Nayanika di depan pintu rumah."Oh iya iya. Ya sudah. Kalian hati-hati di jalan ya? Kamu juga jangan kebut-kebutan Abi," ucap sang ibu menasehati anaknya itu dulu."Nggak, Ma. Abi nggak akan kebut-kebutan kok. Keselamatan yang utama kan? Apa lagi, yang dibawa juga cucunya Mama," ucap Abi."Ayo, Pa. Abi pergi dulu," ucap Abi kepada ayahnya yang berdiri di samping sang istri."Iya. Jangan lupa cepat kabari kapan kalian akan menikahnya. Jangan lama-lama. Jangan tunggu Papa renta dan tidak bisa apa-apa dulu. Papa juga ingin bermain dengan cucu-cucu Papa nanti," ucap sang ayah yang masih juga menggebu. Tapi anaknya malah sedang garuk-garuk kepala karena bingung harus menjawab apa."Beres, Pa. Ayo," ajak Abi yang kemudian berjalan ke arah mobil dan membuka pintunya untuk Nayanika.Abi melambaikan tangannya dulu dari kaca mobil yang dibuka. Lalu dia pun mulai meluncur pergi dan mengantarkan N

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Kapan Kalian Akan Menikah?

    Memang mirip dan bahkan sangatlah mirip. Tapi... anak mereka ini kapan menikahnya? Kenapa tiba-tiba sudah memberikan cucu? Mana kelihatannya sudah besar begini. Kalau dikira-kira, tidak mungkin hanya berusia bulanan."A-anak? Kamu kapan menikahnya Abi? Kok nggak beritahu kami dulu," respon sang ibu dan senyuman Abi pun berubah jadi masam."Eum, kami memang belum menikah, Ma. Tapi, Nasya ini anaknya Abi. Anak biologis. Jadi udah nggak perlu pakai test DNA lagi. Lihat, wajah kami mirip kan?" ucap Abi dengan santainya, hanya sang ayah yang kelihatan mengerutkan keningnya di sana. Merasa tak habis pikir, bisa-bisanya ada anak dulu sebelum pernikahan.Ibunya Abi tidak bisa berkata-kata. Bahkan ayahnya saja hanya diam sedari tadi dengan tatapan mata tajam, yang dia arahkan kepada putranya sendiri."Nasya... Itu lihat. Yang di sana Oma sama Opanya Nasya. Mereka orang tuanya Papa. Apa kamu nggak mau pergi ke mereka dulu?" ucap Abi dan Nasya pun hanya diam saja sambil menatap kakek maupun nene

  • NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama    Memperkenalkan Anak

    "Kayaknya nggak usah deh, Mas," tolak Nayanika."Kenapa? Orang tua saya, pasti sangat ingin melihat cucunya. Jadi, saya ingin mereka bertemu dengan Nasya.""Ya tapi... Saya harus bilang apa ke mereka!?""Ya kamu nggak perlu bilang apapun. Biar saya yang bicara. Kamu cukup menemani Nasya di dalam.""Oh ya ampun, Mas. Bisa nggak sih, nggak usah aneh-aneh. Jangan persulit hidupku terus!" keluh Nayanika."Apa aku selalu menyulitkan kamu?" tanya Abi keheranan."Ya iya! Sekarang kalau orang tuanya Mas itu tanya-tanya tentang aku sama Nasya, aku harus jawab apa Mas!?""Ya katakan yang sejujurnya saja.""Ya nggak bisa gitulah, Mas. Aku punya tunangan! Nggak bisa aku datang ketemu orang tuanya Mas sembarangan!" omel Nayanika sampai Nasya jadi terbangun juga."Mama pipis. Naca mau pipis," ucap anaknya yang benar-benar tidak tahu tempat sekali. "Di rumah aja ya? Kita pulang dulu," bujuk Nayanika."Ahh... Naca mau pipis Mama. Naca mau pipis!" pekiknya."Jangan dipaksa. Kasihan. Menahan buang air

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status