Share

41

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 07:38:40

"Kalau duda berpikir silakan hubungi aku lagi, Ibu mertua yang gagal jadi Mertua!"

Ketika hendak menutup telpon, tiba tiba wanita itu menahanku.

"Begini saja, oke, aku nyerah. Aku akan kembalikan rumah dan mobil ke tanganmu Tapi tolong jangan teror aku lagi. Biarkan Arya dan Bella bahagia."

"Jangan menawariku dengan penawaran klise seperti halnya orang yang ingin membungkam dan menyuap orang lain, aku menolaknya," balasku tertawa.

"Apa, kamu menolak?"

"Iya, akan lebih lebih menyenangkan jika aku menyebarkan aib kalian.o

Aku ingin sekali merayakan kepuasan akibat rasa sakit yang pernah kalian berikan selama beberapa bulan terakhir.

Bahkan aku tidak bisa menikmati masa kehamilan yang bahagia gara-gara perbuatan Anda!"

"Jadi kau sungguh-sungguh ingin berbuat jahat kepada mantan Ibu mertuamu?"

Intonasi suara wanita itu meninggi.

"Mengapa tidak? karena Anda juga sudah jahat kepada menantu, andai Anda menjagaku dengan baik dan mencegah perbuatan Mas Arya, tentu ini tak akan terjadi," jaw
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 42

    Di bawah naungan hutan pinus, angin berembus halus, kicauan burung seolah turut gembira menyambut babak baru dalam hidupku. Tenda dekorasi dan tangkai bunga melambai pelan, menyambut kedatanganku yang akan melepas kesendirian untuk kedua kalinya. Beberapa kali fotografer datang untuk mengabadikan momen diri yang mengenakan kebaya pastel pink dan sanggulan rambut sederhana, cantik tapi tidak menonjol.Irene dan teman tim kerja kami, datang serempak dengan gaun selutut berwarna lavendee untuk menjadi gadis pengiring, mereka datang, memeluk dan memberi selamat. Sementara tak jauh dari kami musik dari band indie mengalunkan lagu lagu romantis tentang cinta."Wah, luar biasa, mewah sekali, Mbak, gak nyangka," ucap Irene yang kini meneteskan air mata haru."Makasih, ini semua terjadi atas doa dan dukungan kamu, Ir.""Ya Allah, aku jadi yakin bahwa Allah memang menjanjikan kebahagiaan bagi orang-orang yang sabar.""Ya, Tuhan itu maha baik dan adil.""Tapi, di sisi lain aku juga masih berdo

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 41

    "Kalau duda berpikir silakan hubungi aku lagi, Ibu mertua yang gagal jadi Mertua!" Ketika hendak menutup telpon, tiba tiba wanita itu menahanku."Begini saja, oke, aku nyerah. Aku akan kembalikan rumah dan mobil ke tanganmu Tapi tolong jangan teror aku lagi. Biarkan Arya dan Bella bahagia.""Jangan menawariku dengan penawaran klise seperti halnya orang yang ingin membungkam dan menyuap orang lain, aku menolaknya," balasku tertawa."Apa, kamu menolak?""Iya, akan lebih lebih menyenangkan jika aku menyebarkan aib kalian.oAku ingin sekali merayakan kepuasan akibat rasa sakit yang pernah kalian berikan selama beberapa bulan terakhir.Bahkan aku tidak bisa menikmati masa kehamilan yang bahagia gara-gara perbuatan Anda!""Jadi kau sungguh-sungguh ingin berbuat jahat kepada mantan Ibu mertuamu?"Intonasi suara wanita itu meninggi."Mengapa tidak? karena Anda juga sudah jahat kepada menantu, andai Anda menjagaku dengan baik dan mencegah perbuatan Mas Arya, tentu ini tak akan terjadi," jaw

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 40

    Sepagi ini pria itu sudah mengetuk pintu kamarku, ketika kubuka senyum lebarnya tersungging, dia yang sudah mengenakan setelan jas berwarna biru nampak mempesona."Ada apa?""Aku harus ke kantor dan mengurus rapatku, sore baru kembali. Aku ingin mengajakmu belanja baju bayi," balasnya."Tidak perlu terlalu cepat, perutku belum begitu membesar, lagipula kita juga belum menikah," jawabku."Apa pengaruhnya nikah dengan baju bayi?""Aih, kau ini ... aku hanya merasa canggung Mas, kita berjalan dengan akrab sementara hubungan belum diresmikan," terangku."Oh, jadi kamu gak sabar?" godanya sambil mengerlingkan mata."Berangkatlah bekerja," suruhkh tertawa."Kau belum menemaniku sarapan," ucapnya merajuk."Oh, ayo." Aku menggandeng tangannya dan ketika turun ke tangga ternyata Nyonya Elisa sudah menunggu, dengan seorang pria berkemeja hijau."Ini om Zaki, adikku," ucap Mama."Selamat pagi, Om," ucapku mengulurkan tangan, tak lupa menyunggingkan senyum."Selamat pagi," jawab Pria itu tanpa e

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 39

    Sinar mentari menyembul dari balik celah pohon, angin bertiup lembut sementara tetesan embun terakhir di kelopak bunga mawar mulai mengering, aku tersenyum menyaksikan dari balik jendela kamarku yang luas.Pukul tujuh pagi, pelayan datang membawakan baju hadiah dari Nyonya rumah, calon mertuaku."Silakan Nyonya Muda, ini baju gantinya, dibelikan Nyonya dari Prancis, semoga Nyonya Muda suka.""Oh, terima kasih Mbak," jawabku."Nyonya menyuruh Anda turun jika anda telah selesai mengganti baju dan berhias rapi," balasnya."Baik, terima kasih, Mbak," jawabku lagi."Panggil aja saya Bu Lita, saya sudah melayani keluarga ini selama hampir dua puluh tahun," jawab wanita berblazer biru itu."Iya, Bu."Tapi, kuperhatikan, pelayan-pelayan di sini tidak ada yang pakaiannya tidak rapi seperti pembantu rumah tangga pada umumnya, mereka menggunakan rok dan blazer layaknya pekerja kantoran. Ibu lita dan tukang masak, serta beberapa orang petugas pembersih adalah satu tim yang disediakan tempat

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 38

    "Assalamualaikum ...." Bunyi sapaan di pintu membuyarkan lamunan yang sejak tadi bergelayut di jendela bersamaku."Mbak, itu Mas Roninya udah datang," ucap Irene."Izinkan dia masuk," jawabku yang langsung menyongsong ke depan untuk menemuinya."Wah, kamu cantik sekali dengan kebaya pastel itu," puji Roni memelukku. Teman dan Irene bersorak menggoda kami."Terima kasih.""Bagaimana dengan bayi, apa dia 'anteng' hari ini?" tanyanya sambil mengelusi perutku."Alhamdulillah, Mas.""Syukurlah. Persiapan bagaiamana?""Lancar, tidak perlu ada yang dikhawatirkan," timpal Irene."Alhamdulillah. Sebentar lagi rombongan datang, aku harap kamu tidak deg degan," ucapnya menggenggam tangan."Ah, tidak, aku sudah biasa," jawabku tertawa kecil.Tak lama kemudian Irene datang dan memanggilku untuk mengajakku bicara. Dia mengajak ke kamar seolah ingin memberi tahu peristiwa penting."Mbak, saya dengar dari orang yang cukup mengenal keluarga Mas Arya, saat ini hubungan Mas Arya dan Bella sedang re

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 37

    "Tunggu, Ariska, tolong katakan dengan jujur bahwa kamu tidak mencintaiku lagi, tolong katakan sekali saja.""Kamu ingin aku jujur?" tanyaku."Iya, tanpa memperdulikan pemuda yang sedang berdiri dan menggenggam tanganmu."Dia nampak ingin mendekat tapi menahan langkahnya."Sebenarnya aku masih mencintaimu tapi karena kau sudah begitu menyakitiku dan ditambah kau juga milik orang lain. Aku kemudian memutuskan untuk mengalah dan berdamai dengan perasaanku sendiri.""Bisakah kita ...?""Tidak, tidak ada kesempatan kedua."Aku langsung menjauh pergi tanpa mau banyak bicara lagi.Roni mengikuti dari belakang dan masuk bersamaku ke dalam unit.Aku yang duduk di sisi tempat tidur hanya menghela napas pelan tanpa mau banyak bicara lagi."Apa benar apa yang kamu katakan, kamu bilang bahwa aku mencintai suamimu?""Entahlah aku harus menjawab apa ....""Apa hubunganmu denganku hanya untuk membalas dendam dengannya," tanya Roni yang membungkuk duduk di hadapanku."Tidak sepenuhnya.""Lalu aku a

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 36

    "Wah, beberapa hari ini aku terus terkejut dengan kalian semua, seolah diberi plot twist, aku hampir tak percaya," ucapku sambil melipat tangan di dada."Hah, apa maksud kamu?""Jangan khawatir, semua kejadian tadi sudah kutayangkan secara langsung, kuyakin Mas Arya sudah melihatnya," ucapku tertawa."Picik sekali kamu, Ariska!""Alih-alih marah padaku, lebih baik,. Kamu pulang dan jelaskan duduk persoalannya pada suamimu, jangan playing victim dan bilang itu hanya settingan yang kuatur, aku tak mau kau campur adukkan dalam masalah hidupmu lagi," ucapku melangkahkan kaki pergi "Argrggg ... jahat sekali kamu!" geramnya sambil berlari panik.Tak lama setelah Bella meninggalkanku dengan panik, tiba tiba ponsel berdering. Dari seberang sana, Mas Arya terdengar mamanggil."Ariska ....""Iya.""Aku minta maaf ...." Mas Arya kemudian menangis, terdengar sedih dan pilu, ia tergugu. Lama jeda waktu yang dia gunukan untuk hanya mengatakan itu namun kuyakin sesak di dadanya sedang menggumpal

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 35

    Dua hari, Roni kembali tak memberiku kabar, aku bingung terhadap sikapnya yang kemarin masih manis dan kini berubah lagi. Aku mulai tersadar bahwa mungkin tidak seharusnya diri ini berdekatan dengan pria kaya itu.Mungkin iya, aku harus menjaga jarak, mencari orang yang sepadan untuk kucintai dan kuharapkan menemani sisa hidup ini. Ya, begitu ... Aku mendesah pelan dan menatap tampilan diri di kaca, sedih karena Kemabli terkenang dengan Mas Arya yang dulu menguasai segenap jiwa dna perasaanku. Mengapa kami harus berpisah? Ah, Tuhan."Wajahku tidak demikian buruk, tapi kenapa takdirku tak henti-hentinya dihampiri kemalangan, kenapa ini?" Aku menggumam sambil mengusap pipi dan membenahi posisi rambutku."Haruskah aku menulis takdir sendiri, haruskah aku ...."Ketukan di pintu yang kemudian membuyarkan lamunan dan kesedihan ini.Kubuka pintu dengan perlahan."Mbak, apa kabar," ucap Irene dari balik pintu."Ya, ampun, kamu, apa kabar?" Kupeluk dia dengan penuh haru. " Apa kabar kamu?"

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU Ā Ā Ā 34

    Dua hari, Roni kembali tak memberiku kabar, aku bingung terhadap sikapnya yang kemarin masih manis dan kini berubah lagi. Aku mulai tersadar bahwa mungkin tidak seharusnya diri ini berdekatan dengan pria kaya itu.Mungkin iya, aku harus menjaga jarak, mencari orang yang sepadan untuk kucintai dan kuharapkan menemani sisa hidup ini. Ya, begitu ... Aku mendesah pelan dan menatap tampilan diri di kaca, sedih karena Kemabli terkenang dengan Mas Arya yang dulu menguasai segenap jiwa dna perasaanku. Mengapa kami harus berpisah? Ah, Tuhan."Wajahku tidak demikian buruk, tapi kenapa takdirku tak henti-hentinya dihampiri kemalangan, kenapa ini?" Aku menggumam sambil mengusap pipi dan membenahi posisi rambutku."Haruskah aku menulis takdir sendiri, haruskah aku ...."Ketukan di pintu yang kemudian membuyarkan lamunan dan kesedihan ini.Kubuka pintu dengan perlahan."Mbak, apa kabar," ucap Irene dari balik pintu."Ya, ampun, kamu, apa kabar?" Kupeluk dia dengan penuh haru. " Apa kabar kamu?"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status