Share

JANDA - 15

Arbian mengetukkan jemarinya di atas meja kerjanya. Mencoba mencari cara untuk mendekati Boram secara halus karena kelihatannya Boram selalu berubah galak kalau melihatnya. Galak-galak makin cantik. Arbian melipat lengannya dan memutar tempat duduknya menghadap ke kaca bening di belakangnya melihat langit yang cerah.

Boram pasti sedang mengajar sekarang.

Ponsel di dalam sakunya bergetar. Arbian mengambilnya dan muncul nama keponakannya yang baru berumur empat tahun di sana. Bayi zaman sekarang bahkan sudah di modalin ponsel keren dan canggih gara-gara si mamak korban teknologi.

Hebatnya lagi, si bayik bisa menggunakannya. Luar biasa memang!!!

Arbian menghela napas dan menekan tanda jawab. Kalau Cipa yang menelepon pasti ada maunya.

"Halo, Cipa sayang."

"Ooooo Iaaan," celotehan cadelnya terdengar. Arbian berusaha keras untuk menafsirkan, mengeja dan memahami apa saja perkataan gadis kecil itu.

"Kenapa sayang?"

"Ka Alan nangiss engeeeeng," katanya lagi.

"Hah? Alan? Nangis kenapa sayang?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status