Share

Malam Pertama (1)

Adakah yang lebih manis dari madu perkawinan yang bahagia dan penuh cinta?

Adakah anugerah terindah dalam mengarungi bahtera rumah tangga selain memiliki pasangan yang tulus mencintai kita dengan sepenuh hati dan jiwa?

Aini mendesah. Malam semakin larut, desir angin di luar sana yang terdengar syahdu laksana kidung cinta nan indah ditelinga dua insan yang sedang bersusah payah saling meredakan getaran rasa yang kian membara.

Entah berapa kali dokter Fadhil mengusap dahinya yang tiba-tiba terasa berkeringat.

Tolong Aini, ajarkan aku memiliki dirimu malam ini seutuhnya. Bukankah aku bukan yang pertama bagimu.

Pandang mataku, Cinta. Jangan terus menunduk membuatku malu harus memulai dari mana. Bisik gati dokter Fadhil gemuruh.

Lama keduanya terdiam. Meresapi sunyi yang tiba-tiba hadir.

Aini perlahan menengadah, menepis segala kekakuan yang sempat tercipta. Mengukir lengkung manis di bibirnya. Fadhil adalah imamnya kini, betapapun rasa malu dan rikuh berpadu satu, sudah kewajibannya untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status