Share

Bab 26

Pagi telah menjelang. Aku bangun dengan kepala berat sebab semalam tidurku kurang.

Anak-anak menikmati cemilan yang dibeli bersama sang Ayah di warung tetangga. Mereka sambil menikmati kartun kesayangan. Mas Ari menyeruput kopi ditemani sepiring ubi ungu kukus.

"Hueekk ... ."

Tiba-tiba terdengar suara dari Mas Ari di dapur. Tak lama kemudian ia membuang ludah beberapa kali.

"Ayah kenapa, Bu?" Kakak spontan bertanya.

"Nggak tau. Ibu lihat dulu, ya," pamitku, kemudian beranjak ke dapur.

Lagi, ia membuang ludah beberapa kali. Penasaran, aku mendekati Mas Ari, ingin melihat apa yang terjadi.

"Kenapa Mas?" tanyaku setelah jarak kami hanya setengah meter.

"Ubinya ini ada ulatnya, Dek. Pahit."

Duh, aku jadi merasa bersalah. Warna ubi yang gelap membuat aku tak melihat lubang yang berisi ulat. Jika warna ubi yang lain, biasanya langsung dibersihkan.

Ia mulai berkumur beberapa kali demi menghilangkan rasa pahit di lidah.

"Maaf ya, Mas," ucapku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status