Share

Bab 32

Aku menjauhkan ponsel dari telinga. Mencerna ucapan Mama mertua.

Apa hubungannya aku berhenti membuat nasi kotak dengan kerugian Mama?

Lagian Mama rugi untuk apa?

Mama tak sedang berdagang denganku, kenapa memikirkan untung rugi?

Semakin ajaib saja kamu, Ma.

"Mama nggak mau tau ya, Sa. Pokoknya kamu tetap kerja, Mama nggak mau anak Mama kerja seorang diri untuk kalian sedangkan kamu hanya ongkang-ongkang kaki di rumah."

Aku terkesiap mendengar ucapan Mama. Bagaimana bisa Mama berpikir demikian?

Aku nggak kerja pun, aku nggak ongkang-ongkang kaki di rumah. Mengurus kedua anakku yang sedang sangat aktif juga sudah menguras tenaga dan pikiran. Belum lagi pekerjaan rumah yang tak ada habisnya.

"Satu minggu lagi ada arisan di rumah Mama. Kamu yang masak ya, sama buatin pizza kamu yang kemarin itu, buat yang banyak untuk suguhan tamu sama tentengan pulang. Jangan lupa bawa sirupnya. Teman arisan Mama tiga puluh oran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status