Share

Chapter 12

Penulis: Black Eagle
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-08 15:23:49

"Berikan ransel kamu," ucap Martin sambil mengulurkan tangannya.

"Kenapa?" tanya Nadira yang saat ini sudah berada tepat di hadapan Martin.

"Papa bilang berikan ransel kamu," ucap Martin lagi dengan nada biasa namun tatapan tajam memandang ke arah Nadira, yang pada akhirnya menuruti perkataan Martin.

Martin membuka ransel berwarna hijau muda, Martin seperti sudah mendapatkan apa yang dicarinya, dua ponsel yang berbeda, ponsel lama Nadira yang masih baik untuk digunakan dan ponsel yang mungkin baru kemarin Nadira beli.

Martin mengangkat kedua ponsel itu dan menaruhnya di atas meja kerja miliknya.

"Apa ini?" tanya Martin menaikkan kedua alisnya menatap mata yang sedikit ketakutan milik Nadira.

Nadira menelan ludah dan keringat dingin terasa di sekujur tubuhnya.

"Hm, yang satu itu ponsel milik temanku Pa," jawab Nadira dengan nada pelan.

Martin memasang wajah malas mendengar pengakuan, jawaban dari sang putri.

"Apa Papa per

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 13

    Makan malam sudah siap, keluarga Dailuna sudah berkumpul di meja makan, tapi di sana tidak terlihat Martin Dailuna di kursinya. Martin Dailuna masih saja menunggu kedatangan Andira muncul melalui pintu ruang kerjanya.Namun lihat tidak ada tanda-tanda Andira akan datang menemuinya. Martin sudah tidak bisa menahan kesabarannya, dia berniat untuk memarahi Andira di meja makan nanti.Dia keluar dari ruang kerjanya, menuju meja makan, dan betapa terkejutnya mata Martin saat melihat orang yang sama sekali tak disangkanya duduk di samping Sarah istrinya.Martin sudah muak melihat Raynaldi berada di kantornya, sekarang dia ikut makan malam bersamanya di meja makannya. Saat Martin berjalan menuju meja makan, matanya hanya bisa memandang dengan tatapan tidak suka, tanpa bisa berbuat apa-apa. Martin tahu betul bahwa anak-anaknya sangat menyukai Raynaldi dan istrinya sangat menyayangi adiknya itu."Hei Mart, aku pikir kau tidak datang untuk makan malam," canda

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 14

    Raisi berjalan menuju ruangan Martin dengan membawa nampang makanan dan bersiap akan berhadapan langsung dengan pria yang sangat ia takuti dan hormat, ayahnya sendiri. Martin memang selalu tegas dan tidak pernah bersikap lembek dalam mendidik anak-anaknya. Dari kecil Raisi sudah diajarkan kedisiplinan, patuh dan tunduk pada yang memiliki kekuasaan yang lebih besar jika tidak maka akan terjadi masalah. Itulah yang selalu diajarkan Martin pada anak-anaknya jadi tak seorangpun dari mereka yang berani menentang Martin Dailuna.Raisi mengetuk pintu dan terdengar suara dari dalam pintu masuk."Masuk," ucap Martin. Saat itu Martin sedang ingin meminta maaf pada Andira namun betapa kecewa dan marahnya dia yang datang bukan Andira namun anaknya Raisi.Mata Martin kembali melotot, alisnya terangkat ke atas, kesabarannya pada gadis itu sudah tidak bisa ditahannya lagi."Raisi?" kata Martin."Aku tidak memanggil Andira untuk membawakan makanan Papa karena aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 15

    Beberapa hari tak berbicara dengan Andira, Martin merasa bahwa Andira akan melupakan kejadian yang terjadi di dapur saat itu. Martin juga sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya, sampai Sarah datang ke kantornya dan untuk pertama kalinya Sarah memberanikan diri datang ke kantor Martin setelah kejadian saat Sarah mempermalukan Martin dan menuduh Martin berselingkuh dengan sekretaris Martin. Tapi untuk membuktikan bahwa Martin sama sekali tidak melakukan hubungan gelap, Martin langsung memecat sekretarisnya dan hal yang kemudian membuat Sarah harus merasakan betapa cuek dan dinginnya Martin Dailuna setelah kejadian di kantornya.Martin tidak pernah melakukan perselingkuhan dengan gadis manapun, namun sekarang tiba-tiba matanya hanya tertarik pada satu wanita, Andira Mirat, gadis yang membuat Martin terobsesi dalam satu pandangan pertama."Pak Martin, istri Anda datang berkunjung," ucap Fainah, sekretaris Martin yang berpenampilan sederhana, sengaja Martin memilih Fainah k

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 16

    Martin terdiam memandang lurus dinding yang ada di depannya. Kakinya lurus ke depan, tubuhnya bersandar di kepala tempat tidur. Dia sungguh masih lemas mendengar Nadira mengatakan bahwa Andira libur selama seminggu lamanya. Dalam benak Martin berfikir bahwa semuanya sia-sia, betapa bahagianya dia saat mendengar semua akan memiliki kesibukan masing-masing di luar rumah, dan dia akan berada di rumah bersama Andira, hampir saja Martin mengambil cuti selama seminggu untuk tetap berada di rumahnya, namun rencana itu tidak bisa ia wujudkan.Wajah lemas masih nampap di wajah Martin, dan pandangannya masih kosong ke arah dinding yang ada beberapa sentimeter di hadapannya.Sampai suara pintu yang terbuka pun tidak mampu menggemingkan telinga Martin yang masih merasa terkejut dengan keputusan Sarah meliburkan Andira.Sarah masuk ke dalam kamarnya dan menyadari Martin yang sudah ada di sana dengan wajah pucat yang diperlihatkan oleh Martin.Sarah bingung dengan ting

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 17

    Terlintas senyum tipis di bibir tipis miliknya melihat Andira berdiri di hadapannya. Mata Martin tak berkedip, membuat Andira tahu maksud dari tatapan itu."Kau tidak jadi pergi?" tanya Martin saat menemukan Andira berdiri di hadapannya."Nyonya mendatangiku tadi pagi dan menyuruhku kemari karena katanya cuman Anda sendirian yang ada di sini, dia menyuruh orang lain yang dipercayainya untuk merawat ibuku. Aku menolak, karena aku tidak ingin hanya berdua dengan Anda di rumah ini, tapi karena istri Anda memaksa aku harus menurutinya," jawab Andira, yang biasanya menunduk kini sudah berani menatap mata Martin yang saat ini tak memakai kacamatanya.Martin mengangguk dan masih memandang Andira, rencananya untuk cuti seminggu akan dia jalankan. Walaupun harus memberikan kepercayaan kantornya pada Raynaldi tidak masalah, asal dia bisa berlama-lama bersama Andira."Ok, aku akan ke meja makan, aku lapar," ucap Martin setelah mendengar penjelasan Andira."An

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 18

    Andira terlihat sedang berbincang dengan seorang pria yang sedang membersihkan kebun belakang rumah Dailuna. Pak Rustam namanya. Tangan Andira terlihat menggenggam sebuah gelas berisikan minuman dingin, sesekali Andira tertawa saat berbincang dengan Pak Rustam yang cukup memiliki humor yang baik.Pak Rustam memang sudah sangat lama berkerja di kediaman Dailuna sebagai tukang kebun, bahkan dia sudah ada saat orang tua Martin masih hidup dan juga melayani kedua orang tua Martin di kediaman Dailuna."Oh iya Pak, aku mau nanya soal ibu aku di sini, apa ibuku itu pernah kena marah sama majikan di rumah ini?" tanya Andira pada Pak Rustam."Ah, Bapak tidak pernah melihat Bu Ana itu membuat kesalahan dan tidak pernah melihat dia kena marah. Tahulah Tuan dan Nyonya Dailuna itu tidak pernah bersikap kasar sama kami, bahkan Tuan besar di rumah ini tidak banyak bicara cukup memerintahkan dan kami melakukannya dengan baik. Apa Eneng pernah kena marah?" ujar Pak Rustam sambil

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 19

    Martin memandangi buku yang ia curi dari kamar Andira. Buku yang bersampul coklat milik Andira. Pria berkacamata itu mulai penasaran dengan isi buku bersampul coklat itu.Martin meraih bukunya dan perlahan membuka bukunya, mulai dari awal hingga akhir kertas yang memiliki tulisan.Mata pria berkacamata itu takjub dengan beberapa bait-bait puisi yang ditulis gadis berusia 21 tahun itu.Puisi yang menandakan bahwa Andira juga seorang pencinta yang mencintai dan berharap akan cinta itu sendiri, Martin takjub dengan puisi yang berada di halaman ke tiga buku catatan Andira.---------------------------------------------------------------------Terserah takdir ingin membawaku ke manaAku pasrah bersama cinta yang kubawaSekalipun aku terbang bersama cintaDengan sayap-sayap patahnyaAku tidak keberatanKarena bersamanya aku merasa lebih baik.---------------------------------------------------------------------Hati

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 20

    Andira sudah bersiap akan ke pasar, dia memilih untuk berjalan saja hingga 500 meter agar dapat mendapatkan kendaraan umum. Daripada bersama dengan Martin Dailuna yang menurutnya adalah pria yang menjijikkan. Andira lebih memilih untuk berjalan saja daripada meminta tolong pada Martin Dailuna.Keranjang belanja sudah ada di genggamannya, dan sudah berjalan keluar dari kediaman Dailuna. Tapi pada saat dia akan melewati gerbang, seorang satpam yang bernama Pak Kader, dengan seorang teman yang ada di depannya dimana mereka saat itu sedang bermain catur di tempat penjagaan gerbang. Melihat Andira akan keluar dari gerbang, mereka menanyai Andira."Neng mau kemana?" tanya Pak Kader, pria yang di sampingnya memakai setelah hitam dan sedang meminum kopi yang sudah di siapkan oleh Andira, namun tidak tahu siapa pria yang ada di samping Pak Kader itu."Mau ke pasar Pak," jawab Andira dengan nada sopan dan senyum di bibirnya."Oh mau ke pasar ya Neng," ucap pria yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13

Bab terbaru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 322

    Ya dia tahu siapa yang membawa Andira, dan anehnya sesuatu menjadi lebih muda baginya, tak ada pengawal sementara Martin memegangi senjata api di tangannya walau dia terlihat terluka di kepala, dan beberapa darah yang mengalir di tangannya, ya sebelum Ibrahim berhasil dijatuhkan oleh Martin, Ibrahim berhasil menyerang Martin dengan irisan balok yang membuatnya terluka. Di sisi yang lain, Martin membuka satu-persatu pintu ruangan yang ada di labirin, sampai akhirnya dia tidak menemukan pintu apa pun, hanya dinding kasar di sekelilingnya, dan yang membuatnya merasa bingung adalah di mana semua orang? Martin tak menemukan siapa pun, tapi dia bisa melihat tanda ayang dia tahu bahwa yang melakukannya pasti Nigel, untuk menjebak Martin, walau Martin paham akan jebakan itu, dia tetap mengikuti pola petunjuk yang dia tidak tahu akan membawa dia ke mana, hanya saja tak ada pilihan lain. "Martin." Langkah kaki Martin terhenti, dia mendengar sesuatu, di belakang, di depan, di samping, lalu s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 321

    Rasa lemas menjalar di sekujur tubuh Martin, dia tidak menyangka bahwa Nigel akan sejauh ini, gadis yang selalu bersamanya yang Martin pikir Litzia telah menjadi gadis yang penting bagi Nigel ternyata saat mencoba membalas dendam dan ambisi gadis itu tidak lain hanyalah sekedar hiburan bagi Nigel. Mata Martin redup, dia kebingungan bagaimana harus merespon apalagi rasa panas dikarenakan cahaya lampu yang langsung mengarah kepadanya membuatnya merasa terganggu. Dia meremukkan rambut-rambut nya yang kusut, dan saat mencoba untuk fokus, dia menemukan sesuatu berada di tangan Litzia, gadis itu menggenggam sesuatu, Martin yang merasa apa yang digenggam Litzia penting langsung meraih tangan gadis itu dan membuka telapaknya, di sana terletak kertas yang mungkin berisikan informasi. Tulisan yang Martin tahu bukanlah milik Litzia melainkan milik Nigel, ya jelas kertas dengan tinta yang ditulis Martin dan berisikan, "Putramu dan Andira selanjutnya, oh ya astaga kau tidak akan menemukan putra

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Bibir Martin terbuka, dia merasa heran siapa yang mungkin yang telah membukakan pintu untuknya, dan kenapa pintu ini bisa terbuka sendiri. Sia menelan saliva berkali-kali tapi dia tidak bisa diam, ya dia tidak seharusnya seperti ini, dia mengepalkan tangan dengan kemarahan yang luar biasa, pada Nigel, Ibrahim dan sedikit rasa kecewa dan kebencian terhadap Andira, atau dia sedang berusaha untuk membenci gadis itu. Tapi sebelum semua itu harus diselesaikan olehnya, dia berusaha untuk menemukan putranya terlebih dahulu, di mana Raisi, dan kenapa semuanya terlihat kacau, kenapa Tidka ada penjaga dan pintu ruangannya sendiri, sel yang dia miliki sendiri yang seharusnya menjadi tempat dia tertahan kini terbuka. Tapi semua itu tidak penting, Martin dia mencoba untuk melangkah pergi, tetapi dia tidak dengan tangan kosong, di dalam saku-saku celananya dia menyimpan pecahan beling yang dia hancurkan sebelumnya dan akan menjadikannya sebagai pertahanan atau cara untuk melawan. Sayangnya dia

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Litzia mencoba menyelematkan siapa pun yang bisa dia selamatkan setelah dia berhasil membantu Raisi, yang entah apakah Raisi berhasil keluar dari labirin rumit yang telah dibangun oleh Nigel selama ini atau usaha mereka hanya akan menjadi boomerang. Dia memastikan bahwa Ibrahim mengetahui rencana Nigel untuk menghabisi mereka semua di tempat itu, sehingga mungkin dalam sesaat dia ingin menyelamatkan semuanya, termasuk Andira, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan bahwa Martin tiada di tangannya. Di sisi yang lain Litzia, dia membuka pintu demi pintu, labirin yang begitu membingungkan, dia tidak bisa menemukan di mana kamar Martin, atau di mana sel Martin disembunyikan, langkah demi langkah dia berusaha untuk dapatkan hingga akhirnya dia menemukan satu ruangan yang tak terjaga, cukup jauh dan firasatnya berkata, mungkin itu adalah Martin. Langkahnya menuju sel itu cepat, dan menemukan seseorang yang bersandar tanpa semangat hidup duduk di lantai. Litzia hanya dapat melihat pria i

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 319

    Beberapa Saat Sebelumnya "Pergilah, kau tidak punya waktu, kau harus meninggalkan tempat ini atau Nigel akan menghabisi mu di hadapan ayahmu. Dia akan mempermainkan Malian berdua sebelum akhirnya mengakhiri semuanya." Dia mencoba membuka gelangan borgol di tangan Raisi sementara Raisi yang terlihat dengan wajah berantakan, darah di sisi wajahnya, dan rambut yang terlihat tak terawat itu memandang bingung. "Bagaimana kau mendapatkan kunci itu ... Astaga kau membahayakan dirimu sendiri Litzia." Raisi menghentakkan tangannya seolah menolak bantuan Litzia tapi gadis ini mencoba untuk tetap membantu Raisi. "Kau tidak tahu bahwa Nigel adalah monster dan dia akan menghabisi kalian, kau, Martin, Andira, semuanya, bahkan Ibrahim tangan kanannya sendiri akan mati di sini jika tidak pergi." "Andira?" Raisi menelan saliva, dia gemetar. "Ya." "Tidak." Raisi yang kedua tangannya sudah terbebas dari borgol itu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau meninggalkan Andira. Bawa aku padanya dan akan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 318

    Semua tampak jelas, Martin melihat segalanya dalam kesunyian yang tak terhentikan, dia merasa bahwa hidupnya akan selalu seperti ini, menderita. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, Andira, tapi dengan biaya sebesar apa? Dan kini, di mana gadis itu? Di mana putranya? Dan demi keinginan yang ia hasratkan semuanya berakhir kacau, dia terjebak di dalam neraka yang abadi. Nigel menghentakkan kepala Martin dan membiarkan dia tergelatak di dalam sana, kini adalah rencana selanjutnya tapi kapan dia akan melakukan rencana selanjutnya? Oh ya dia akan mempermainkan Martin lebih lama, lebih parah, San jauh lebih menyakitkan sebelum pada akhirnya mengakhiri hidup Martin Dailuna. Di sisi yang lain, Ibrahim tak sanggup menahan amarah dendam yang ingin segera mengakhiri hidup Martin, menghancurkan dinasti Dailuna selamanya. Tetapi semua itu berada di tangan Nigel yang memiliki lebih banyak anak buah. "Apa lagi yang kau tunggu?" Ibrahim bertanya, dia tak sanggup menahan diri untuk segera mengakh

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 317

    "Kau sudah mendapatkan, dia kan?" tanya Ibrahim yang sekarang berada di hadapan Nigel. "Cepatlah akhiri ini, Nigel. Kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?" Ibrahim yang saat ini duduk di hadapan meja Nigel dan Nigel tampak berpikir tetapi tidak senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ibrahim. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Ibrahim. Aku tahu kau sangat ingin membunuhnya sama seperti aku ingin sekali melenyapkan dia. Tapi kita tunggu, ya tunggu." Ibrahim tidak senang dengan aoa yang dikatakan Nigel, dia berdiri dan menghentakkan kursi, "Menunggu? Astaga aku sudah sangat lama menunggu dan menantikan momen ini, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Apa yang sebenarnya kau rencanakan!" Nigel tersenyum dan ikut berdiri, "Aku sudah katakan padamu. Kau cukup menjaga Andira dan biarkan dia merasa nyaman di sini, karena sebentar lagi dia akan berguna," kaga Nigel yang sekarang berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu ruangan itu dan mempersilahkan Ibrah

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 316

    "Nigel berhasil menangkap ayahmu, Raisi." Suara Litzia tenang. Sedangkan Raisi yang tampak tak berdaya itu hanya bisa menundukkan kepala. Dia lemas dan tidak tahu bagaimana dia akan merespon. "Akhirnya, dendam Nigel akan terselesaikan. Dia bisa menghabisi ayahku kapan saja. Tapi kenapa dia hanya menangkapnya?" Tatapan Raisi kini mengarah kepada Litzia yang terlihat tidak menemukan jawaban apa pun dari pertanyaan Raisi. Dia bahkan tidak tahu kenapa Nigel tidak menghabisi Martin saat ini juga. Kenapa dia harus menunggu waktu yang lama. "Entahlah, tapi untuk saat ini aku hanya mau kondisi mu lebih baik Raisi, kau harus makan sesuatu," kata Litzia yang masih menawarkan makanan untuk Raisi, "Jika tidak maka kau akan berada dalam kondisi yang buruk." "Saat ini aku bahkan jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri, Litzia. Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya makanan." Litzia lalu meraih piring itu dan berusaha untuk membuat Raisi memakan sesuatu, dia menyuapi Raisi dan tidak akan pe

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 315

    Martin terjatuh dan tidak bisa merasakan tubuhnya, apa yang baru saja dikatakan oleh Nigel adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Martin sudah kehilangan Nadira dan dia tidak bisa kehilangan anak lagi. Tubuhnya yang sudah mulai kurus itu terus dihentakkan lelah Nigel yang penuh dengan kebencian dan dendam. Yang pada akhirnya Nigel mendapatkan Martin hidup-hidup. Ini adalah sebuah kesempatan baginya. Bagi Nigel untuk memberikan penderitaan mutlak pada Martin Dailuna. Martin yang tidak berdaya diseret menuju bangunan tua yang cukup terlihat besar, dan tubuh itu langsung dijatuhkan di atas lantai yang lembab. "Bawa dia ke tempat yang seharusnya." Nigel yang terlihat berjalan pergi dan meninggalkan tubuh Martin yang setengah sadar dan tak berdaya. Dan kemudian dibawalah tubuh itu menuju ke tempat yang seharusnya, dan kemenangan Nigel sudah di depan mata. Andira, Raisi dan Martin, adalah pion untuk balas dendam Nigel. Di sisi lain ada Ibrahim yang sama sekali tidak terima Dnegan sikap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status