Share

Chapter 227

Sementara di sini, Raisi yabg terbaring dengan tangan terikat dan kursi yang berada di belakang tubuhnya. Saat dia membuka matanya dengan pelan karena sempat jatuh pingsan, dia mendengar sebuah suara yang dikenalinya, suara yang membentak dan menangis dengan begitu besar, walau samar-samar namun Raisi mengenali betul suara ini.

Kedua kelopak mata Raisi semakin membesar saat dia kembali mendengar suara tangsi itu. Namun dia sama sekali tak dapat bergerak karena tangannya masih terikat di belakang punggungnya serta kaki yang juga masih terikat.

"Nadira? Itu Nadira?" monolognya sendiri, suaranya seperti cemas bercampur dengan rasa terkejut.

Dia menggeser-geser tubuhnya di lantai, seperti seekor ulat yang kecil.

Raisi juga menggerak-gerakkan tali yang mengikat tangannya, berusaha untuk terlepas dari ikatan tali itu. Walau sakit dia tetap memaksa agar tali itu bisa terlepas. Rasa perih di pergelangan tangannya mampu membuat Raisi meneteskan air mata. Ini seperti saat lidah seorang yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status