Share

Bab 4

Penulis: Jernita S. Nita
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-15 00:26:34

Setelah sampai di depan pintu ruangan Direktur, Zeira merasakan sesak di dalam dadanya. Dia merasa takut untuk berhadapan dengan seorang bos besar.

Rian membuka pintu dan mempersilakan Zeira untuk masuk. " Silahkan masuk nona". Nada itu terdengar seperti mencibir di telinga Zeira.

Dengan rasa takut namun dia memberanikan diri untuk berjalan memasuki ruangan itu, dan dia tidak berani untuk melihat kearah depan, Zeira  hanya menundukkan kepala dan  berjalan.

" Permisi bos !! Ini dia anak dari sipengacau itu. Ucap Rian dengan sopan.

"Hmm" jawaban singkat dari bibir manis seorang pria yang memiliki wajah tampan, tinggi, putih, memiliki mata abu-abu cerah. " Baik kamu bisa pergi "

Saat Rian pergi meninggalkan ruangan itu ? Jantung Zeira berdegup kencang, karena hanya mereka berdua yang ada di dalam ruangan itu.

"Hmmmmm..... Bagaimana nona ? Apa kamu sudah membawa uangnya ?" Tanya pria tampan dengan tiba-tiba.

" Maaf pak, saat ini saya tidak memiliki uang, saya akan membayarnya dengan cara mencicil setiap bulan " sambil meremas jari-jari lentiknya.

Mendengar ucapan Zeira, pria tampan itu langsung berhenti menekan keyboard leptopnya " berapa yang akan kamu berikan setiap bulanya ?"

" Saya hanya bisa memberikan satu juta setiap bulan Pak " dengan nada yang memohon.

" Haaaaaaa satu juta ? Apa kamu saat ini sedang bercanda ?" pria tampan itu sudah mulai terpancing emosi. Namun Zeira tidak berani menjawab, dia hanya diam dan tertunduk melihat kedua kakinya.

" Saya akan berikan kamu waktu tiga bulan "

" Hahhhhh, Zeira menaikkan kepalanya, dia begitu syok saat mendengar kata tiga bulan " Bagaimana aku bisa membayar selama tiga bulan ini pak ? Gajiku saja hanya tiga juta setiap bulan, aku mohon Pak, berikanlah aku waktu yang lebih dari itu"

" Apa urusan gaji kamu dengan saya ? Kau masih beruntung aku memberikan waktu 3 bulan, bagaimana jika aku memintahnya hari ini juga ?"

" Aku mohon Pak ? Saya tidak akan bisa membayarnya selama tiga bulan ini, atau bagaiman jika saya bekerja setiap malam di Bar ini untuk membayar utang ayahku ". Dia tidak memilikih pilihan lagi, selain ia akan bekerja siang dan malam demi membayar utang Rizal

Pria tampan yang sedari tadi hanya melihat layar leptopnya, saat ini sedang melihat Zeira " wah anak ini ternyata cantik " ucap didalam hatinya " baik..... Mulai malam ini kamu sudah bisa bekerja, tetapi ingat ! Kamu tidak aka menerimah upah satu persen pun."

" Baik Pak, terima kasih " dengan nada yang ceriah namun kedua bola matanya meneteskan air bening yang hangat di pipinya yang mulus.

" Sebelum kamu pergi, temui Rian terlebih dahulu, dia akan menjelaskan cara bekerja di Bar ini "

" Baik Pak " Zeira melangkah kearah pintu dan berlalu menghilang di balik pintu, namun saat dia akan keluar, pria tampan itu memperhatikan langkah dan tubuhnya dari belakang " Dia sungguh wanita yang sempurna, tubuhnya yang mungil, rambut hitam yang panjang, kulit yang putih, matanya yang biru, dan bibirnya yang tipis " ucap pria tampan itu kepada dirinya sendiri

Lalu dia mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku celananya, dan menghubungi seseorang * tu.....tu...tu...* Nada dalam ponselnya. Tidak lama panggilan tersambung 

" Hallo Pak, ada yang bisa saya bantu ?"

" Hmmm... Wanita itu akan bekerja mulai malam ini, berikan dia pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya" Pria tampan itu merasa kalau Zeira tidak memiliki tenaga. Hanya karena mengagumi kecantikan Zeira, ia memberikan izin

" Baik Pak, saya akan memberikanya pekerjaan yang ringan, yaitu di bagian kasir " ucap Rian 

" Hmmm...." Balasnya dengan singkat.

*******

Namun Rian merasa aneh dengan sikap bosnya pada saat ini " mengapa bos begitu peduli dengan anak sipengacau itu ? Bukankah Pak bos selama ini tidak peduli dengan orang lain ?" Ucap dalam hatinya.

Rian hanya menaikkan kedua alisnya, saat dia berdiri tiba-tiba Zeira muncul di hadapan pintu sontak membuat Rian kaget setengah mati " apa kamu tidak bisa mengetuk pintuh terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan orang lain ?"

" Maaf Bapak Rian " ucap Zeira dengan senyum yang manis di bibirnya.

Senyum manis itu mampu membuat Rian terpesona " senyumnya sungguh menggoda " ucap dalam hati Rian, dan dia tidak sadar bahwa Zeira sudah tepat di hadapannya, saat Zeira memanggil namanya baru lah dia tersadar dari pikiran kotornya.

*

*

*

*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
wahhhhhhhh gawat kalo udah liat wanita cantik ,, buaa emang
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
namanya juga napsu dan ego.
goodnovel comment avatar
Lili Atikah
kayak nya enak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 227

    Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 226

    Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 225

    Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 224

    Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 223

    Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah

  • Nafsu Istri Muda    Bab. 222

    Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status