"gimana hubungan mas sama mbak Chintia?" Tanya Zeira saat mereka berbaring di atas tempat tidur sambil menonton Televisi.
"Baik" Jawab Reyhan dengan singkat sambil memejamkan ke dua matanya.
"Hm"
"Mas..." Panggil Zeira setelah 30 menit hening.
"Hm, apa ?" Reyhan membuka matanya melihat Zeira.
Tanpa malu Zeira mengelus dada bidang Reyhan sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Gairahnya tiba-tiba saja muncul saat menonton film yang beradegan dewasa.
"Kamu Kenapa, salah minum obat ?" Reyhan sengaja mencibir Zeira. Dia tahu kalau wanita itu sedang menginginkan sentuhan. Ia sengaja tadi memasang film yang beradegan dewasa untuk membangkitkan gairah Zeira.
"Gak aku gak ada minum obat"
"Terus kenapa kamu gigit bibir kaya gitu ? Pakai di keluarin lagi, seram tau kaya komodo yang sedang kelaparan" cibir Reyhan.
"Mas aku mau" Zeira memayungkan bibirnya ke arah bawa pusat Reyhan.
Reyhan yang berputar-putar bodo
Mas, besok sebelum berangkat "ke Bali, aku bisa gak ke makam ayah dulu ?" Tanya Zeira saat mereka sedang di perjalanan menuju kediaman Nicolas."Kalau hari ini gimana ?" Tanya Reyhan kembali."Aku terserah mas aja""Hari ini aja ya ? Soalnya besok siang aku ada pertemuan dengan klien di Bali, jadi kita harus berangkat pagi"Setelah tiba di makan, Zeira tidak bisa menahan air mata, ia sangat merindukan sang ayah yang sudah beberapa bulan ini pergi meninggalkannya untuk selamanya. "Ayah aku merindukan kamu, aku tahu kamu membenciku, oleh karena itu kamu tidak pernah datang dalam mimpiku" tangis Zeira sambil memeluk makam ayahnyaReyhan mengelus ke dua lengan Zeira dengan lembut "kita pulang ya" ajak Reyhan sambil membantu Zeira berdiri."Jika orang yang sudah tiada tidak pernah datang di dalam mimpi kita, itu artinya ia bahagia di alam sana, bukan karena dia benci dengan kita" ucap Reyhan dengan tiba-tiba saat mereka sudah di dalam mobil.
"mas disini indah banget yah?" Tanya Zeira saat menikmati makanan di salah satu kafe di pinggir Pantai Kuta sambil menyaksikan tenggelamnya matahari di atas permukaan laut."Kamu suka?" Tanya Reyhan."Suka banget mas, selama ini aku hanya melihat di sosial media, dan di televisi" jawab Zeira dengan jujur. Selama ini ia hanya dapat mengagumi keindahan Bali dari sosial media dan televisi."Kamu mau kita pindah kesini?" Reyhan kembali bertanya."Gak ah, aku takut kalau mas nanti jadi tertarik sama cewek-cewek seksi itu" Zeira memayungkan bibir tipisnya ke arah wanita yang berpakaian seksi di samping mereka.Reyhan tersenyum geli "kamu cemburu yah?" Cibir Reyhan"Gak ah, kamu terlalu percaya diri deh" bantah Zeira.Selama 1 Minggu Zeira dan Reyhan menikmati kota Bali. Kini mereka sedang di salah satu pusat perbelanjaan di kota Bali, Zeira ingin membeli beberapa cenderamata dan buah tangan untuk para pelayan yang ada di kediaman Nico
Satu Minggu telah berlalu setelah kembali dari Bali. Tingkah Zeira sangat aneh, bahkan pelayan ikut merasakan perubahan sikap Zeira."Mas tadi Daddy menghubungi aku" ucap Zeira sambil mengunyah kedondong di mulutnya."Hm...apa kata Daddy" Reyhan sibuk memeriksa berkas yang akan ia bawa ke Riau besok."Katanya Daddy mau ke Indonesia" jawab Zeira dengan santai.Reyhan menghentikan gerakan tangannya lalu mengarahkan pandangannya ke arah Zeira yang sedang menggigit kedondong dari tadi. "Kamu bisa gak makan rambutan itu di luar saja""Ini bukan rambut mas, tapi kedondong" Zeira memperjelas ucapan Reyhan."Yang aku tahu, kalau yang berbulu keriting itu ya rambutan" bantah Reyhan. Ia baru kali ini melihat buah kedondong."Iya deh, terserah mas aja, yang penting jangan usir aku dari sini" sahut Zeira"Kamu makan di kamar aja yah, aku jadi gak fokus kerja nih" bujuk Reyhan"Mas tapi aku pengen dekat kamu, gimana
Selama tiga hari Reyhan fokus menemani Zeira di rumah sakit. Ia menunda urusan bisnisnya ke Riau hanya untuk Zeira."Mas hari ini kita sudah bisa pulang kan ?" Tanya Zeira kepada Reyhan yang duduk di sofa."Iya sayang. Sabar yah, kita akan pulang setelah dokter datang untuk mencek kesehatan kamu" jawab Reyhan tanpa melihat Zeira. Ia sedang sibuk mencek dan membalas Gmail masuk.Tok....tok...tok..."selama sore pak" ucap Chintia sambil menjulurkan kepalanya.Reyhan hanya sekilas melihat Chintia dan kembali fokus ke layar laptopnya."Bagaimana keadaan kamu?" Sapa Chintia sambil mendekati Zeira yang duduk bersandar di tempat tidur."Saya sudah merasa baik""Oh iya, ini aku bawakan buah-buahan untuk kamu" Chintia menaruh buah yang ia bawa di atas meja kecil yang ada di dekat Zeira."Terima kasih" Zeira tersenyum ramah."Sama-sama, mau aku bukakan?" Tanya Chintia"Gak usah" jawab Reyhan dengan tiba-tiba dari sofa,
Tok...tok...tok..."permisi Nyonya" suara pelayan Siti dari balik pintuZeira bangkit dari ranjang dan melangkah membuka pintu "iya bi" sahut Zeira setelah membuka pintu."Nyonya tuan ingin bicara dengan anda" Siti menyodorkan ponsel pribadinya kepada Zeira."Iya mas" sahut Zeira setelah menempelkan ponsel milik Siti ke Indra pendengarannya."Kamu di mana sayang ? Kenapa kamu gak mau angkat telepon dari aku?" Tanya Reyhan."Egh....aku tadi lagi di kamar mandi mas" Zeira berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Reyhan."Perut kamu sakit?" Tanya Reyhan dengan cemas."Gak mas. Mas kapan pulang?" Zeira sengaja mengalihkan pembicaraannya agar Reyhan tidak banyak bertanya."Besok aku sudah kembali ke Jakarta. Kamu kangen yah?" Goda Reyhan."Gak ah" wajah Zeira berubah menjadi merah merona."Ya sudah, kalau kamu gak kangen. Aku pulang minggu depan saja""Jangan....kalau gak ada mas ! Ruma
Reyhan merasa curiga melihat tingkah Zeira selama satu Minggu ini, yang selalu mengunci pintu dari dalam kamar."Bara selama aku pergi perjalanan bisnis ke Riau waktu Minggu lalu, apa ada yang terjadi di rumah ?" Tanya Reyhan saat mereka di dalam mobil menuju kantor DUBER GRUP milik keluarga Nicolas." Ti.ti.tidak ada tuan" jawab bara dengan gugup dan terbata-bata. Yang membuat Reyhan jadi semakin curiga"Bara, kalau berbohong kamu tahu kan apa akibatnya" ancam Reyhan.Akhirnya Bara terpaksa jujur, ia takut jika di pecat sebagai sopir pribadi Reyhan. "Waktu pagi sebelum tuan tiba di rumah, tuan muda Roy datang menemui nyonya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tuan saat itu aku sedang mengambil berkas-berkas security di lantai tiga. Saat turun dari lantai tiga, aku melihat tuan Roy sedang mengetuk pintu kamar nyonya sambil membawa 1 gelas air hangat di tangannya.""Kenapa baru sekarang kamu mengatakannya?, apa kamu sudah bosan bekerja deng
Reyhan berpura-pura tidur saat Zeira masuk ke dalam kamar. Dia merasa kesal dan geram melihat Zeira pulang ke kediaman Nicolas sudah menunjukkan pukul 10 malam.Zeira duduk termenung di atas sofa setelah ia selesai mandi. Ia selalu memikirkan jalan mana yang harus di tempuh. Bertahan atau pergi meninggalkan Reyhan dan Roy."Apa kamu akan begadang malam ini?" akhirnya Reyhan membuka mulut untuk mencarikan suasana keheningan di kamar itu."Ha...i...iya, aku akan tidur sebentar lagi" jawab Zeira terbata-bata."Sebentar kapan? Ini sudah larut malam. Setidaknya sayangi janin yang ada di dalam kandungan kamu saat ini" Reyhan semakin kesal dan keluar dari kamar.Zeira menarik nafas dalam-dalam, untuk menenangkan hatinya. Ia bangkit dari sofa dan melangkah menuju tempat tidur.Waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, namun Zeira tidak bisa tidur karena Reyhan tidak kembali ke kamar. Ia keluar dari kamar dan mencari Reyhan ke ruang kerja di lantai
Pertempuran babak belur yang rasanya nikmat itu pun berlangsung lama. Zeira kini lemas tak berdaya karena serangan nikmat bertubi-tubi yang Reyhan berikan. Reyhan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di bagian dada leher dan paha mulus Zeira."Mas aku sudah lelah" ucap Zeira di bawah tubuh Reyhan dengan napas yang terengah-engah."Sebentar lagi sayang" Reyhan terus saja melajukan gerakan pinggulnya hingga ia mencapai puncak pelepasan yang ke 3 kalinya."Mas aku mau pulang. Oh iya, mas kapan kembali ke rumah ? Tanya Zeira setelah ia keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan pakaian."Ini sudah larut malam Ira ? Kita pulang besok aja yah ? Malam ini kita tidur disini saja" jawab Reyhan yang masih terbaring di atas tempat tidur tanpa memakai pakaian.Zeira menutup tubuh Reyhan dengan selimut ia malu melihat tubuh Reyhan yang polos sama seperti baby yang baru lahir. "Kenapa ?" Tanya Reyhan sambil menyeringai licik."Gak Kenap