Share

Bab 51

"Mas, aku enggak apa-apa. Kalau mau sekadar menjengukku, aku ada di sini. Pulanglah dan temani Mbak Nayla!"

Arham menggeleng kepalanya. Mereka duduk di lantai itu juga dan sejenak menetralkan perasaan lega karena sudah bertemu.

"Mas, bagaimana kau bisa menemukanku? Maaf, di sini tidak ada apapun. Aku tidak bisa menyuguhimu apa-apa."

Arham semakin menekan rasa sakit dalam dadanya. Ia tak menyangka bisa bertemu bidadari yang menjelma menjadi istrinya itu. "Maafkan aku sekali lagi. Aku suami yang dzalim. Aku membiarkanmu tidur di tempat dingin seperti ini." Sedetik saja, Arham tak melepaskan pelukan. Mereka menyandar dinding bercat kuning yang telah memudar.

"Aku lebih suka tinggal di sini. Di tempat yang aku usahakan sendiri, Mas. Aku tidak mau merepotkan siapapun."

"Jangan bilang begitu! Kau masih istriku. Kau tanggung jawabku dan kau harus patuh padaku. Insyaallah, atas masalah yang kita alami, pasti ada jalannya. Sekarang, kita makan, yah?"

Berlian pasrah. Ia mengangguk mendengar pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status