Share

Bab 45

Kurasakan tubuhku terantuk ke dashboard mobil. Aku meringis, terasa ada yang mengalir di dahi, saat melihat darah, aku sungguh terkejut.

Kucoba menoleh pada Mas Haris, namun sulit. Kenapa dengan leherku? Ya Tuhan! Jangan sampai Kau tambah penderitaanku. Apa tak cukup dengan kehilangan tangan dan kaki?

Kepalaku berdenyut, hingga terasa seperti otot ditarik lalu semuanya, gelap.

--

Pov Arum.

Aku akhirnya memutuskan untuk jujur pada Mas Haris, bahwa aku memang hamil anaknya. Toh sampai kapan aku akan menyembunyikan semua ini darinya?

Ibu dan adik-adik iparku pun pada senang, kalau Bapak belum tahu karena kemarin memang tak ada di rumah. Aku menghela napas, mengingat raut wajah Rumi yang sama sekali tak menyiratkan kesenangan.

Tentu, siapa yang bakal senang dengan kabar kehamilan dari mantan istri calon suaminya? Seandainya bisa, mungkin ia akan mengatakan itu di hadapan Mas Haris atau Ibu.

"Keputusan Arum sudah benar kan ya, Bun?" tanyaku pada Bunda saat tengah minum teh bersama di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status