Share

Bab 44-Melihat Langit yang Sama

Rain menatap langit malam dari balik jendela kamar. Membayangkan saat pemuda itu meyakinkannya bahwa hujan tidaklah buruk.

Tiba-tiba ponselnya bergetar dan tertulis nama Samudra di sana. Gadis itu segera mengangkatnya seraya membenarkan posisi rambutnya, padahal tidak saling bertatap muka.

"Hallo," ucap Rain.

"Sudah tidur?" tanya Samudra di sebrang sana.

Gadis itu hanya mendengkus seraya menutup jendela kamarnya. "Belumlah. Kalau sudah tidur masa bisa angkat telepon."

"Haha!" Gadis itu menyunggingkan bibirnya ketika mendengar pemuda itu tertawa.

"Bisa saja kan saat aku menelponmu kamu langsung bangun," ujar Samudra mulai menggodanya.

"Mohon maaf, kenapa Bapak ini geer banget, ya?" balas Rain meski sekuat mungkin ia menahan agar tidak tertawa.

Mereka terus berbicara tanpa henti, sampai pemuda itu memintanya membuka jendela kamarnya.

Dengan perasaan berdebar Rain meng

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status