Share

Chapter 6

Penulis: Shanin.H
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-14 22:28:41

seberat menunggu kepastian, hari kamis adalah hari yang terberat untukku. Aku rasa mahasiswa lain juga merasakan hal yang sama denganku. Pasalnya pak Samsul, dosen yang setiap ngajar dikelas selalu bikin spot jantung. Gimana nggak spot jantung, mendadak setiap menyampaikan materi pak samsul kadang-kadang berteriak dengan lantang, terus diakhir materi siapa yang tertangkap ngelamun pasti bakalan ditanya gini "kamu kalau hidup dikubur dimana?"

pertanyaan yang menjebak konsentrasi nggak sih? kan kalau masih hidup kenapa harus dikubur. Nah buat mereka yang emang lagi ngelamun, ini justru jadi jebakan betmen, terus disorakin sekampung deh, maksudnya se isi kelas.

aku fikir kelas hari ini berjalan biasa aja, tidak seperti yang sudah-sudah. Pak samsul dalam mode normal, maksudnya sejauh setengah menit jam pelajaran, pak samsul menerangkan materi masih dengan nada suara yang normal. Aku yang tengah sibuk mencatat apa yang beliau terangkan tiba-tiba kaget,"IKAN PAUSNYA PADA MAMPUS" teriak pak samsul dengan nada suara yang melengking. Jantungku terasa mau copot saking kagetnya, dan gendang telingaku protes karena menerima tekanan suara sebesar itu.

semua mata mahasiswa melotot, suasana menjadi kaku dan tegang, itu pertanda kalau pak samsul mendapatkan mangsanya hari ini. Dan saat itu spidol yang dipegang pak samsul menunjuk reno. Sontak kini semua mata beralih menatap reno, dan keluarlah mantra sakti dari pak samsul "kamu kalau hidup dikubur dimana?" tanya pak samsul, menyatukan kedua alisnya, biar wajahnya terlihat sangar.

aku bisa pastikan, didalam hati semua mahasiswa yang ada dikelas pasti meledek reno, seperti 'Hidup dia berakhir', kira-kira begitulah kalimat yang mungkin diucapkan mereka dalam hati. Karena aku sendiri mengucapkan kalimat itu didalam hati. Sejauh ini reno belum kena imbas sih ditegur pak samsul, meskipun teman-temannya sudah mengisi list teguran pak samsul.

"terus kalau hidup, yang nguburin siapa pak?" jawab reno tenang, kami melongo dengan sempurna. Dia baru saja membalikkan pertanyaan pak handoko, alih-alih merasa deg degan, dari pancaran wajahnya reno malah merasa puas, berhasil menjahili balik pak samsul

"Mana ada yang nguburin orang hidup" jawab pak samsul percaya diri. Situasi semakin memanas, layaknya lomba debat yang sedang beradu argumen untuk memenangkan pendapat. aku menggeleng-gelengkan kepala tidak menyangka, Reno mentalnya terbuat dari apa sih?mengapa bersikap santai?apa urat rasa takutnya kececer disuatu tempat?

"Kalau gitu mana ada orang hidup dikubur pak" antusias, dengan wajah songongnya reno menjawab. Sejenak pak samsul terdiam, sepertinya sekarang giliran beliau menerima spot jantung karena mendapatkan mangsa yang berulah

"Nama kamu siapa?" tanya pak samsul, merubah topik pembicaaraan

"Reno pak"

"nama panjangmu?" lagi pak samsul bertanya

"Renooooooooo pak" jawab reno cengengesan. Aku dan yang lainnya menahan tawa, melihat ekspresi reno memonyongkan bibirnya.

"NAMA LENGKAP KAMU MAKSUD SAYA" teriak pak samsul lantang, meremas dengan geram spidol yang ia pegang sendiri

"Oh dikira bapak suruh saya panjangin nama. Reno Aryanto pak" tegas reno memperkenalkan namanya

"Kamu saya kasih tugas khusus, cuman buat kamu, saya liat kamu ngelamun selama saya menerangkan materi"

"loh? saya nggak ngelamun pak, buktinya saya bisa jawab pertanyaan bapak kan!, cetakan wajah saya emang udah dari sononya pak, makanya sering dikira ngelamun, mau operasi plastik nggak ada uang saya pak, belum lagi saya harus,,,"

"eeh,eehhh kok kamu jadi curhat. Udah jangan membantah saya, dan jangan mengeluh apa-apa lagi" pinta pak handoko mengusaikan perdebatan yang bagi kami, itu sangat mengocok perut. Nggak waras sih Reno, Asli

****

"MASAK AIR BIAR MATANG" ucap rani yang berdiri diatas kursi kantin, sembari memegang sendok garpu ditangannya, menunjuk kesembarang arah dengan sendok itu

"Kamu kalau hidup siapa yang nguburin?" tunjuk rani kearah monik. Sontak monik ikut naik keatas kursi dan memasang wajah lugunya

"hidupku sehari-hari sudah berasa mati pak, gebetanku menghilang seperti ditelan bumi, persoalan yang sulit aku pecahkan hanyalah rumus matematika" Monik ketularan pecicilan Rani.

"hahahahaha, ih malu eh. turun nggak? rann malu ran?" ucapku, berharap monik dan rani berhenti mengenang yang baru saja terjadi. Mereka mepraktekkan apa yang baru saja dilakukan pak samsul dan reno. Ahh urat perutku sudah menegang sempurna karena tidak berhenti tertawa

"maaf ya kak,maaf ya bang,maaf ya dek, maaf mereka bukan teman saya, heheh beneran saya nggak kenal mereka" ucap Laura sembari cengar-cengir, karena memang penghuni kantin yang lain sudah melirik laura dan rani heran.

Laura memukul pantat mereka satu persatu, dengan terpaksa mereka harus turun dari kursi dan duduk dengan anggun " Mak kita galak kan nik?" ucap rani dengan ekspresi yang dibuat-buat, hal itu disambut dengan anggukan setuju dari monik

"Reno beneran kacau nggak sih? dia mungut mental keberanian darimana sih? jadi pengen punya mental kayak gitu" tanyaku, usai tawaku berhenti. meskipun aku masih merasakan geli diperutku, sepertinya ususku pun ikut menjailiku didalam sana

"ya memang ada sih beberapa cowok tipikal kayak reno, santai tanpa beban. Nggak terlalu mikirin masalah" jawab Laura. Ya sepertinya laura sudah mengenal bermacam-macam sifat cowok.

"coba aja gw kayak dia, pas ibuk kos nagih uang kos gw bakalan santai ngejawab, dompetku pun berteriak buk, karena nggak ada isinya, ibuk kasihanilah rakyat kecil ini" sahut monik. Demi ayam jantan yang nggak bakalan bertelur, Monik ekspresinya ngeselin banget. Masih sempatnya curhat sambil ngelawak

"hahahah, rame tau kelas gegara humornya dia" ucapku antusias

"kemaren yang dibilang lucu si Aldi, sekarang yang dibilang humoris si Reno. Lo ngelirik mereka berdua nih ceritanya?" goda rani, menatapku sembari menyipitkan matanya. percayalah tatapan rani kala matanya sipit seperti itu, sangat menyebalkan

"Yee bukan cuman gw kali ran yang menilai gitu, emangnya lo nggak ikutan ketawa kalau sireno sama gerombolannya bikin ulah?" aku mengelak

"Iya sama aja sih, nggak Aldi ataupun Reno kan mereka hidup dikubu yang sama. sifat mereka nggak bakalan jauh beda sih" Laura membelaku. Aku bersorak girang mendapatkan pembelaan, dan sekaligus senang bakso pesananku datang. Ini bakso yang paling enak menurutku, sering banget aku pesan setiap kali ke kantin. sebenarnya makan bakso terlalu sering nggak sehat, tapi yaudahlah ya. Demi memuaskan gairah lidah dan isi perut.

"Bakso mulu?lama-lama pipi lo kayak bakso, terus gw suruh abang baksonya bikin bakso dari pipi lo" cerocos rani. 

"ih lo becanda nya kok horor gitu sih ran, gw mau makan nih" keluhku. Selera makan, aku mohon kamu jangan ngambek, kita buang rasa ngeri, dan makan sesuka hati. Jangan pedulikan omongan deterjen. 

Pada akhirnya bakso itu mendarat diperutku, sebenarnya hari itu tugas lumayan banyak, cuman masih bisa dikasih ruang lah ya, karena waktu ngumpulin tugas minggu depan. Dari sekian kerusuhan yang aku alami hari itu, tiba-tiba terbesitlah kalimat yang hanya didengar oleh fikiranku, soalnya aku berbicara di dalam hati

'kenapa akhir-akhir ini Aldi jarang kasih kabar ya, Biasanya dia yang paling rusuh nge BBM duluan. Hmmmm???'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Perbaikan Episode

    Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 28

    Aku fikir diriku yang akan menjadi canggung, ternyata tidak. Reno mendadak berubah, ia menjadi lebih menjaga jarak denganku. Terkadang meskipun kita saling bertatapan mata, dengan cepat Reno mengalihkan pandangannya, itu membuat sedikit desiran kehilangan untukku. Aku kira Reno akan kembali ceria seperti dulu, tapi dua minggu berlalu Reno justru semakin menjauh.Sementara Aldi dan Laura?, entah sejak kapan itu dimulai,mereka sudah berani untuk mengumbar kemesraan mereka, aku sempat mencuri dengar panggilan sayang yang mereka buat, ketika Laura memanggil Aldi dengan BO dan Aldi memanggil Laura dengan BI.“Ran, gue beneran nggak nyaman nih. Kok Reno jadi ngejauh gitu ya?” tanyaku ketika aku dan yang lainnya makan dikantin. Sekarang hanya aku, Rani dan Monic. Kami kehilangan Laura, tapi gadis itu sekarang sudah memiliki teman baru, diujung kantin ia tertawa lepas bersama teman barunya.“Hah, kayaknya dia ngerasa bersalah sama kejadian waktu itu. D

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 27

    Sore yang sejuk dengan hujan yang cukup deras. Aku duduk di balkon kamar, membiarkan angin membawa percikkan hujan dan mengenai rambutku. Aku tidak peduli, yang kurasakan damai dalam sejuk yang dingin. “Y ampun Nayna, masuk dong. Ini hujannya deras banget loh” ucap Monik datang padaku. aku tertegun menatap Monik sembari tersenyum “kalian udah pulang? kuliah hari ini full nggak?” tanyaku, bersikap baik-baik saja. Monik menganggukkan kepalanya “iya, untung Rani bawa mobil lo, kalau nggak udah susah buat pulang. hmmm Nay, ada yang mau ketemu sama lo. Mereka baru aja datang, tadi rani udah cegah, tapi,,,” ucapan Monik terhenti saat aku mendadak berdiri menatap Monik dengan tidak sabar “mereka siapa maksud lo?” tanyaku. Monik menghela nafas panjang menelan kasar salivanya. Raut wajah tidak enak terukir di wajahnya “Laura sam Aldi” jawab monik terbata-bata. Aku langsung berjalan menuju ruang tamu, meskipun Monik sempat menahan tanganku tapi eku menepis tangan itu dengan ka

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 26

    Sudah puas aku menangis, rasa kecewa yang teramat sangat. Dadaku terasa sesak, fikiranku kacau dan nafsu makan ku hilang sudah. Yang aku tau hanyalah berbaring diatas kasur dan menangis melepaskan rasa sakit ini. Sedari tadi Rani, Monik dan Reno sudah mencoba menenangkanku. Tapi aku menganggap mereka tidak ada. Aku berlari pulang dari kampus, meninggalkan pelajaran dan menangis hingga malam datang. ayolah, kenapa rasanya se sakit ini?Aku merubah posisiku duduk, hanya ada aku di kamar. Yang lain pasti memilih menunggu di ruang santai. aku melangkah menuju cermin, penasaran melihat seperti apa pantulan wajahku. Mataku sudah bengkak, rambutku kusut, bibir dan hidungku memerah seperti buah tomat, dan tubuhku bergetar karena seharian tidak ada makanan yang masuk ke perut. Penghuni perutku pasti sudah menyumpahiku sekarang.Usai mencuci muka, dan memastikan wajahku tidak kusut lagi aku keluar kamar, berniat menemui teman

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 25

    Berdebar tidak karuan, aku berteriak merasakan diriku berdebar. Tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Semua itu hanya aku lakukan dalam hati dan membuat dadaku semakin sesak. Bahkan rasanya tidak ada udara di sekitarku. Tatapan mata Reno semakin membuatku kehilangan kesadaranku. Aku sulit menyadarkan diri sampai seseorang mengetuk pintu rumah dengan cukup keras “Nayna? Lo ada di dalam nggak sih? Gw udah liat sepatu lo woi” teriak RaniSontak aku gelagapan “Rani Pulang” ucapku melotot pada Reno. Berbeda denganku yang merasa tertangkap basah, Reno justru bersikap santai seolah-olah tidak ada yang terjadi. aku bergegas membuka pintu rumah, Rani sudah berdiri memasang raut wajah kesal sembari menyilangkan tangannya di dada.Aku cengengesan merasa bersalah “heheh maaf ya Ran, nggak kedengeran. Gegara suara hujan nih, Monik mana? Laura juga?” tanyaku mencoba mengalihkan pembica

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 23

    Apakah itu benar? ketika kamu terluka oleh seseorang yang sangat kamu sukai, kamu gilai bahkan kamu harapkan untuk ia membalas rasa yang sama denganmu. Ada orang lain dibelakangmu yang justru memnyembunyikan bunga untukmu, memperhatikanmu dalam diam dan menjadi payung dibawah guyuran hujan. Sialnya hati dan matamu seolah-olah tertutup. Kamu tidak bisa melihat ketulusan orang lain karena kalah akan ketulusamu mencintai orang lain yang belum tentu mencintaimu.Alhasil aku dan Reno pulang basah kuyup. Hujan cukup lebat, seolah-olah mewakili perasaanku yang sedang menangis saat itu “ tunggu bentar ya, gw mau ambil handuk buat lo” ucapku. Reno mengangguk, selang beberapa menit aku mengambil handuk dan memberikan handuk itu pada Reno. Aku meminta reno membersihkan dirinya di ruang tamu, kebetulan Reno menyimpan baju futsal di jok scoppynya.Seperti Reno akupun membersihkan diriku. memejamkan mata merasakan guy

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 22

    Kedatangan Aldi diluar dugaanku, mengingat aku dan aldi sempat saling berdebat. Dengan keras dia melarangku untuk dekat dengan reno. Tapi ia bertingkah tidak seperti seorang pria. Dia membuatku untuk tetap menyukainya tapi tidak berani memegangku. Itu tidak adil. Jika dia bisa dekat dengan wnaita lain seperti devi, mengapa aku tidak bisa dekat dengan pria lain. lagipun aku dan reno dekat karena memang aku nyaman berteman dengannyasebisa mungkin aku menengakan situasi, reno ditemani yang lain duduk disisi api unggun yang berbeda, sementara aku duduk disebelah aldi. berharap suasana hati aldi tidak merusak suasana yang sudah aku dan yang lain dapatkan dari reno malam ini

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 21

    "Kalau ada apa-apa lo kabarin gw ya?" ucapku pada reno sembari menunggu rani datang menjemputku. Hari itu keadaan reno sudah jauh lebih baik. Hanya menunggu luka-lukanya pulih. Suster juga memberi kabar kalau reno bisa pulang segera."iya bawel.""lo udah ketinggalan banyak mapel kuliah""iya nay, nanti gw belajar sendiri""anak laki mana doyan belajar" sindirku. Re

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 20

    "Enggak kok, ini udah mau pulang. Iya iya, bye" ucapku menutup telfon. Aku lupa waktu ketika sibuk mencari bahan-bahan untuk lomba novelis. sampai aku tidak sadar langit sudah berganti menjadi malam. Rani yang menelfonku sudah protes tidak menentu, mengingat waktu saat itu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Sebenarnya tidak ada masalah jika aku keluar sendirian, hanya saja rani takut terjadi sesuatu padaku, karena aku menyetir mobil sendirian.aku menyalakan musik DJ di mobilku, ya ada sedikit rasa sunyi yang aku rasakan. Badanku bergoyang mengikuti irama musik, aku masih menikmati musik sampai diperjalanan aku terpekik dan membuatku berhenti mendadak.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status