Beranda / Romansa / Nice to Meet You Again / Wanita Tidak Berharga

Share

Wanita Tidak Berharga

Penulis: Rien Rini
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-06 17:03:14

 Tidak ada satu panggilan pun yang Meliana jawab, ia yakin sedari tadi Rika menunggunya di rumah dengan banyak barang yang siap untuk mereka ambil gambar dan posting.

 Tapi, di sinilah Meliana berhenti, di tempat yang dia benci untuk pertama kali datang sekaligus, tempat di mana ia bertemu dengan Arga setelah sekian lama terpisah.

 Meliana menunduk dan tenggelam dalam siksaan batinnya, lagi-lagi nasib tidak berpihak kepadanya.

 "Kenapa aku harus bertemu dengan wanita kejam itu lagi?" tangisnya terdengar memiluhkan.

 Mata bengkak dengan air mata yang tidak mau berhenti itu seolah menjadi tanda seberapa parah dan pedihnya hal yang menimpa Meliana hari ini.

 Dia bertemu lagi dengan ibu Arga,

 Wanita itu berdiri menghalangi motor Meliana yang hendak masuk ke area dekat rumah kontrakan, entah dari mana wanita itu tahu tempat tinggal baru Meliana, yang jelas pertemuan itu terjadi hari ini.

 Neni bergaya dengan mobilnya yang menjadi sandaran, tangannya menunjuk Meliana dari atas hingga bawah dengan decakan remeh seperti dulu.

 "Kita bertemu lagi, Amel atau Meliana yang tercinta," sapa Neni dengan senyum sinis dan remehnya.

 Meliana berusaha mencari jalan lain untuk menghindar, ia merasa tidak ada urusan dengan Neni saat ini, tapi wanita itu meminta supirnya untuk menghalangi setiap celah yang Meliana ambil.

 "Lihatlah gadis kampung dan miskin itu, dia bergaya sangat berharga padahal dia tidak pantas dihargai sama sekali," ucap Neni remeh.

 Meliana menoleh, ia sempat melirik tajam, tapi hanya sebentar dan memutuskan untuk kembali mencari celah, dia sungguh tidak mau menanggapi ocehan Neni.

 Neni tarik tas Meliana sampai berkas perpisahan dengan Natan itu kembali berhamburan, mau tidak mau Meliana harus berhenti dan turun dari motornya, memunguti berkas itu dan tidak membiarkan Neni membacaknya.

 "Apa itu surat perpisahanmu dengan pria yang kau cintai itu, hah?" dari keterangan awal yang tercetak tebal, sudah bisa Neni tebak.

 Meliana tidak menjawab, itu bukan urusan Neni sama sekali.

 Sret,

 "Apa maumu?" balas Meliana, ia kesal dengan Neni yang tidak jelas terus menghalangi jalannya.

 "Jual mahal sekali kau sekarang ya, baru saja menjadi menantu orang kaya ... Eh, aku lupa kalau kau sudah diceraikan, astaga, ahahahah ...."

 "Apa maksudmu?" Meliana tidak tahan, ia ingin segera pergi dari hadapan wanita itu.

 Neni cengkram dagu Meliana sampai gadis itu meringis kesakitan, jalan itu kebetulan sepi sehingga Neni leluasa memberi pelajaran untuk Meliana.

 "Jangan dekati Arga!" ucap Neni memberi peringatan. "Aku bisa membuatnya hancur dan kau juga, kalau sampai kau mendekatinya," imbuhnya.

 "Aku tidak mendekatinya, lepaskan aku!"

 "Tapi, kau muncul di hidupnya lagi!" Neni lepaskan kencang cengkraman tangan itu, Meliana terdorong dan tersungkur ke tanah.

 Meliana pegang siku kirinya yang terbentur cukup keras, ia berusaha berdiri kembali dengan sisa tenaga yang ada, kalau bukan seorang ibu dari pria yang sangat ia sayangi dulu, Meliana pastikan sudah membalas dorongan itu tanpa peduli Neni terluka.

 Dia tidak bisa melakukan itu karena Neni adalah ibu Arga, dia ingin Arga membencinya, tapi dia tidak mau berbuat buruk dan menghalalkan segala cara.

 "Aku peringatkan sekali lagi, kau harus menjauh darinya. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah memberi restu pada kalian! Atau kau mau aku menghancurkan hidup Arga, hah?"

 Meliana terdiam, dia tidak mau terjadi apa-apa dengan Arga.

 "Kau tidak mau kan? Kalau begitu jangan pernah muncul atau mau Arga temui lagi, kalau tidak ... Maka aku akan membuat dia celaka," ucap Neni mengancam sekali lagi.

 "Kenapa kau kejam sekali dengan anakmu sendiri? Kenapa kau tidak membiarkannya bahagia?" balas Meliana.

  "Apa! Bahagia katamu ... Aku selalu melakukan apapun yang terbaik untuknya, tapi dia selalu melawan dan memilih jalan yang bertolak belakang denganku, termasuk mencintai gadis kampung dan banyak kekurangan sepertimu!" jelas Neni. "Untuk apa aku penuhi semua maunya kalau dia hanya melakukan hal yang tidak berguna, itu akan sia-sia, daripada dia tenggelam dalam keburukan denganmu, lebih baik aku tenggelamkan saja dia sekalian," imbuh Neni tegas.

 Meliana tidak bisa berkata apa-apa, sampai Neni pergi dari hadapannya, Meliana hanya bisa mematung.

 Kenapa kehadirannya selalu dianggap sebagai pembawa sial dan buruk?

 Apa salahnya terlahir dari keluarga yang kurang dan dia sendiri banyak kekurangan, Meliana tidak pernah memintanya, apa itu salahnya?

 "Anakku tidak akan bahagia bersatu denganmu, hidupnya akan sunyi karena kau tidak akan pernah bisa mempunyai anak untuk menebus semua kerja kerasnya, kau berpenyakit, gadis kampung!"

 Meliana tutup kedua telinganya, apa yang Neni katakan tadi terus saja berputar dan terngiang jelas.

 Ia tidak mau menjadi lemah karena ucapan itu, tapi terasa sangat sakit bila itu berhubungan dengan Arga, dia sungguh tidak bisa.

***

 "Apa aku tidak akan bisa punya anak?" tanya Meliana, ia sempatkan datang ke sebuah klinik yang dulu pernah ia datangi bersama Natan.

 Matanya yang sembab dan wajahnya yang layu membuat dokter di sana ikut larut dalam kesedihan yang Meliana sembunyikan, Meliana tidak bercerita, tapi raut wajah itu sudah mewakili semuanya.

 "Tidak ada yang mengatakan kalau kau tidak bisa, hanya saja kau membutuhkan terapi untuk membantu kesuburan dan keseimbangan hormonmu, Mel. Penyakit yang kau derita lama itu tidak menjadi penghalang untuk kau mendapatkan keturunan, asal kau dan suamimu sabar melewati banyak urutan terapi di sana," jelas dokter itu.

 Meliana menunduk, ia pun bertanya lirih dan seolah ia tengah meminta izin, "Makanan apa yang bisa mendukung dan obat apa saja, Dok?"

 "Kau mau mencobanya?"

 "Iya, setidaknya biar aku perbaiki yang ada dalam diriku dulu, baru di-dia," jawab Meliana, ia belum dan sengaja tidak mengatakan kalau pernikahan itu sudah hancur.

 Meliana tidak tahu kenapa motornya berakhir ke klinik itu setelah ia menangis lama di taman, banyak hal yang ia renungkan sampai ia memutuskan hal yang ingin ia hindari dan tidak ia percayai.

 Dia tidak yakin kondisinya akan membaik, tapi Meliana ingin mencobanya, membuktikan pada dunia kalau dia layak untuk dihargai meskipun kekurangan itu masih ada, setidaknya dia sudah berusaha.

 "Apa kau melakukan ini karena kau ingin menikah lagi?" tanya Rika, ia ikut menangis mendengar cerita Meliana hari ini, sejak bertemu Arga, Meliana lebih banyak menangis.

 Meliana masih menggelengkan kepalanya, "Aku tidak melakukan ini karena tujuan itu, aku hanya ingin memperbaiki diriku sendiri, hanya itu, tidak ada tujuan lainnya."

 Rika dekap teman baiknya itu, ia sudah menunggu Meliana seharian dan harus melihat Meliana pulang dengan wajah penuh kesedihan.

 "All is well, Mel. Kamu berharga dan selamanya seperti itu, mereka tidak tahu apa-apa," ucap Rika sembari menepuk lembut punggung Meliana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nice to Meet You Again   Nice To Meet You Again, Mel

    Natan dan semua masa lalu itu sudah berlalu kini, bahkan maaf yang sempat tertunda dan termaafkan tanpa diminta sudah berlayar juga hari itu.Meliana tatap lembar kosong di tangannya, itu milik Kirana seutuhnya, dia dan Arga telah berjanji untuk menutup masa lalu dan mengukir kenangan indah baru bersama.Biarlah cerita buruk yang mereka lewati di masa itu menjadi dogeng untuk anaknya sebelum tidur tanpa dia tahu siapa peran sesungguhnya di dalam sana.Hari ini, yang ada di depan Kirana hanyalah keluarga yang bahagia, keluarga yang mengenal banyak karakter yang lengkap di mana pembuat senyum dan keributan bercampur menjadi satu."Sayang, mana Kiran?" Arga memeluk pinggang yang kembali ramping itu, mengecup singkat pipi merah istrinya."Dia ada di kamar ibu, hari ini giliran ibu yang menjaganya. Dia menjadi rebutan di rumah ini, kenapa?" Meliana goyangkan sedikit tubuhnya, ke kanan dan kiri sampai Arga mengikutinya

  • Nice to Meet You Again   Maaf untuk Meliana

    "Kita harus pergi dari rumah ini, kamu dan aku!" Natan menatap lurus istrinya, tekadnya sudah bulat untuk hidup mandiri tanpa bayang-bayang ibunya.Fira masih belum paham apa maksud suaminya itu setelah semalam tak kembali ke kamar dan mereka terdiam cukup lama."Cepat, Fir!" titahnya mengeraskan suara."Iya, tapi dengarkan aku dulu!"Tidak, Natan tidak mau mendengarkan apapun dari Fira, intinya hari ini juga mereka harus ke luar dari rumah itu meskipun banyak larangan yang mengecam keduanya.Fira kemasi baju-baju yang sudah Natan pilihkan, ia kemudian berhenti sebentar saat ibu mertuanya berdiri di depan kamar mereka."Hentikan, Natan!" pinta sang ibu."Tidak, mau apa Ibu? Aku akan hidup sendiri bersama istriku, sudah cukup kekacauan yang Ibu buat, kali ini aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Aku tidak akan menuruti kemauan Ibu untuk meningga

  • Nice to Meet You Again   Penyesalan

    Dia pulang membawa kecemasan dan rasa sesal yang menggunung, dari tangan dan isi kepalanya, Meliana masuk dan terbuang dari rumah ini.Anak lelakinya yang malang, setelah menikah dengan Fira untuk kedua kalinya, Natan tampak tak berselera dan tak punya pandangan hidup.Sungguh, berbeda saat Natan bersama Meliana dulu, selalu ada hal baru yang membuatnya marah, tapi Natan suka itu.Pandangannya masih tertuju pada Natan, wajahnya kian menua dan kebahagiaan seolah terampas dari hidupnya.Bukan salah Meliana atau Natan, tapi salahnya sebagai ibu yang tak bertanggung jawab atas kehidupan putranya sendiri.Ia kira akan lebih baik memisahkan gadis seperti Meliana dari anaknya, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, rumah ini terbangun asal ide dan usulan Meliana, setiap sudutnya masih mengingatkan dan bisa mereka dengar gelak tawa Meliana di sana.Kalau saja waktu bisa

  • Nice to Meet You Again   Tim Rumpi

    Pletak,Surti sentil kening anaknya yang tengah hamil muda itu, seperti biasa dan Juna sudah paham itu, di mana ibu mertua dan istrinya akan bertengkar setiap kali mereka bertemu.Sungguh, tidak akan pernah ada kedamaian di pertemuan mereka sebelum saling bersorak dan memprotes."Apa cucuku tumbuh baik di perut berlemak ini?" tanya Surti."Sur, kau ini!" Heri sudah lelah menegurnya, bahkan sudah menghabiskan satu botol air mineral, padahal baru saja tiba.Surti mengetuk perut Rika sebelum memutuskan untuk duduk ke samping Heri.Banyak barang yang mereka bawa dari kampung untuk anak Meliana, mereka harus pergi ke rumah sakit sekarang mengingat Heri ingin segera menggendong cucu pertamanya itu."Aku tidak bekerja, Bu. Tenang saja, kita akan berangkat setelah Rika mandi," ujar Juna.Plak,Beruntung Heri tahan laju tangam Su

  • Nice to Meet You Again   Nice To Meet You, Baby

    "Ibuuuuu," panggil Meliana merintih, ia tidak tahan lagi dengan rasa sakit yang ada. Kedua tangannya terus meremat dan kini berpindah ke sisi ranjang dengan kedua kaki yang sudah tertekuk naik. Penyanggah di sana terpasang dengan baik, dokter dan timnya sudah bersiap di bawah beserta alat medis untuk penanganan berikutnya. Kali ini penanganan pasien khusus di mana ditemani oleh dua orang sekaligus, Meliana tidak mau melepas tangan Neni ataupun Arga, dia mengunci kuat dengan mata basahnya saat tangan itu dipaksa pindah ke sisi ranjang. Neni meminta kelonggaran dengan alasan yang sama di mana hanya dia ibu dari Meliana, bahkan cerita masa lalu terukir di sana, bergelimang dan terdengar hingga berlinang air mata. "Ibu, Arga!" Meliana memanggil sekali lagi saat gelombang dahsyat itu menyerangnya. Arga mendekat, ia usap kening dan kecup dalam di sana, tidak ada yang bisa ia lakukan selain dua hal it

  • Nice to Meet You Again   Putaran Waktu

    Heri tak berhenti mengirimkan doa untuk anaknya yang tengah berjuang itu, begitu juga Surti yang ada di dekatnya, menyiapkan segala hal yang mungkin bisa mereka bawa ke rumah Arga, mereka akan menggantikan posisi Neni dan Harto di rumah itu mengingat Rika juga sedang hamil muda, butuh kekuatan pendamping agar tidak terlalu larut dalam suasana mencekam yang ada.Sementara di rumah sakit,Arga usap punggung dan perut bawah istrinya tanpa henti, matanya sudah sangat berat, tapi rintihan Meliana membuatnya kuat seketika.Arga tak hentinya melantunkan doa yang bisa membantu istrinya tenang, sedangkan Neni untuk sementara duduk karena tubuhnya ikut lemas.Semakin bertambah pembukaan Meliana, rasa sakit itu semakin dahsyat, semua berharap yang terbaik, entah itu normal atau nanti Meliana harus caesar, tidak masalah.Neni hanya ingin menantu dan cucunya itu sehat bersama, selamat dan bisa berada di dekatnya segera.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status