Share

Bab 5 Surat Perjanjian

Penulis: Esteh.maniez
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-01 15:36:45

Ya Tuhan... Kumohon pertolongan Mu, selamatkanlah mama...

Shakira mulai menitikkan airmata. Sekuat apapun dia jika sesuatu menimpa ibunya, ia akan hancur berkeping – keping.

Segala yang ia lakukan demi kebahagiaan ibunya yang kini sakit – sakitan akibat jantung lemah sejak kepergian ayah Shakira yang mengalami sebuah kecelakaan pesawat dalam perjalanan bisnis bersama kakeknya, serasa tak ada artinya jika ia tak bisa menjaga ibunya dengan benar.

Dan kini ibunya berada dalam bahaya di tangan seorang penculik atau bahkan lebih dari satu orang.

Tidak! tidak ada waktu buat menangis! Aku harus kuat demi mama, apapun yang terjadi. Aku harus bisa menyelamatkan mama!

Sumpah Shakira dalam hati memantabkan diri. Gadis itu berlari ke gerbang utama rumah susun dan berdiri menunggu dengan tenang.

Benar saja, tak berapa lama kemudian sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam mengkilat memasuki jalanan rumah susun sederhana yang mengesankan pemandangan yang sangat kontras untuk di pandang mata dengan hadirnya mobil mewah itu.

Shakira menahan napasnya, melihat seseorang berjas hitam dan berkacamata hitam turun dari sebelah bangku sopir. Laki – laki berbadan tinggi tegap itu tanpa suara membukakan pintu penumpang dan mempersilakan Shakira untuk memasuki mobil. Bergegas Shakira memasuki mobil dan duduk diam.

Setelah laki – laki itu menutup pintu mobil, ia kembali duduk di sebelah sopir yang hanya tetap diam. Mereka berpakaian sama persis, hampir terlihat kembar karena bentuk fisik dan rambut mereka pun sama.

Shakira mencoba mengacuhkan hal itu, tetapi dengan memperhatikan ciri – ciri para pelaku ia berharap akan menemukan petunjuk walau sekecil apapun mengenai dalang dibalik penculikan ibunya.

Shakira mengira – ngira dalam ingatannya, menelisik masa lalu hidup mereka dulu saat ia dan ibunya yang terusir dari rumah mereka karena tiba – tiba ada sekelompok orang yang datang ke rumah dan menyatakan ayah Shakira berhutang sangat besar kepada sebuah perusahaan. Mereka bukan saja menginginkan rumah dan seisinya, namun mereka juga menginginkan Shakira yang saat itu masih memasuki usia remaja.

Bertahun - tahun ia harus hidup berpindah – pindah tempat tinggal untuk menghilangkan jejak dan bersembunyi. Dan kini ibunya tertangkap. Shakira tak bisa tinggal diam, kini ia harus melindungi ibunya.

Semangat dalam hatinya begitu membara bercampur aduk dengan emosi, amarah dan kebingungan. Akibatnya tanpa sadar ia menghela napas dengan kasar berkali – kali. Hingga salah seorang laki – laki yang duduk di bangku depan berdeham yang membuat Shakira terlonjak kaget.

Sialan! Bikin kaget saja sih!

Sepanjang jalan Shakira larut dalam kenangan masa lalunya, bayangan sosok ayah dan kakeknya yang mulai kabur perlahan kembali terlihat jelas. Betapa mereka begitu mencintainya. Semua terlihat sangat sempurna dan indah hingga kecelakaan yang merenggut ayah, kakek dan sekaligus kebahagiannya. Kini sedikit kebahagiaan yang berhasil direngkuhnya dengan susah payah kembali akan terenggut oleh sebuah tangan raksasa.

Shakira mencoba menahan degup jantungnya yang tak karuan, membayangkan apa yang akan ia hadapi. Ia tahu ia akan berhadapan dengan seorang penguasa. Walaupun begitu tekadnya sudah bulat, ia akan menyelamatkan ibunya apapun tebusannya. Gadis itu menahan gelisah, sambil sesekali melirik ke arah depan mobil.

Dan tanpa terasa mobil memasuki pekarangan sebuah kebun besar nan rimbun mirip seperti hutan kecil di pinggiran kota yang menutupi sebuah bangunan megah yang tersembunyi di tengahnya.

Shakira mengernyitkan wajahnya, ia benar – benar tak menyadari karena terlalu larut dalam pikirannya yang berkecamuk. Gadis itu celingukan mencoba mencari petunjuk, dan ia sangat menyesal karena tak memperhatikan petunjuk arah di sepanjang jalan yang telah mereka lewati.

Mobil berhenti di sebuah bangunan yang lebih kecil dari bangunan utama yang terhubung dengan sebuah jalan setapak dan sebuah taman yang diterangi lampu yang terlihat indah dan remang – remang. Akan tetapi segala keindahan itu tak terlihat di mata Shakira yang tertutup oleh rasa panik dan kekhawatiran tentang peristiwa yang sedang dihadapinya.

Setelah turun dari mobil Shakira berjalan dengan diapit oleh kedua laki – laki itu. Malam semakin larut membuat hawa dingin menyeruak di sekitar tempat itu, serta suara gesekan pepohonan mengakibatkan gemerisik dedaunan yang lembut terdengar sangat ramai di telinga Shakira yang menahan ketegangan dalam hati. Gadis itu agak terlonjak, namun ia segera menguasai dirinya saat laki – laki di sebelah kanannya menegurnya.

"Anda baik – baik saja nona?''

Sebuah pertanyaan yang aneh dan tak pada tempatnya melihat kondisi Shakira saat itu. Shakira mengernyit masam tanpa menjawab, membuat laki – laki itu canggung dan berdehem.

"Yang benar saja! Bagaimana mungkin aku baik – baik saja dalam keadaan seperti ini!'' Akhirnya Shakira membuka suara dengan kesal.

"Lagipula, kenapa harus menculik mamaku segala sih? Kalau memang ini masalah hutang papaku dulu kenapa harus dengan cara seperti ini?'' lanjutnya sambil tetap mengikuti kedua laki – laki itu memasuki sebuah bangunan yang lebih tepat disebut dengan vila yang dipenuhi dengan perabotan barang – barang antik.

Shakira terdiam dan memperhatikan ke sekeliling ruangan itu. Ada desiran aneh dalam dirinya, akan tetapi ia tak bisa mengingatnya dengan jelas. Lalu seorang laki – laki yang bertampang kaku mempersilakan Shakira untuk duduk di sebuah meja tulis yang ada di salah satu sudut kamar itu. Tak berapa lama kemudian, seseorang memasuki ruangan itu membawa sebuah map mewah dan diserahkan kepada Shakira.

Shakira memperkirakan laki – laki itu berumur akhir tiga puluhan, namun ia tak yakin karena tampang kaku laki – laki itu menunjukkan keluwesan sekaligus wibawa seseorang yang berumur diatas empat puluhan.

"Selamat malam nona Shakira, perkenalkan nama saya Max, saya akan menjelaskan kenapa anda dibawa kesini.'' Max berdehem memperkenalkan diri dengan sopan. Shakira melongo bengong.

Sejak kapan penculik sesopan ini? Apa ini jebakan? Tidak! Tidak! Aku harus tetap waspada! Aku tidak boleh lengah sedikit pun!

Pikir Shakira kembali kepada kesadarannya akan ibu yang masih belum diketahui keberadaannya.

"Ini ada beberapa dokumen yang harus nona tanda - tangani. Semua tertera dalam dokumen ini, jadi mohon anda membacanya dengan seksama terlebih dahulu sebelum membubuhkan tanda tangan anda. Silahkan anda bertanya jika ada yang nona ingin tanyakan, saya akan menunggu di sini.'' Laki – laki itu kembali berdeham dengan sopan setelah meletakkan map beludru dan sebuah pulpen mewah berwarna emas dengan logo sebuah perusahaan.

Shakira menatap kedua benda itu dengan tatapan menyelidik, namun enggan buru – buru meraihnya.

"Bebaskan mamaku dulu! Apa buktinya kalau mamaku baik – baik saja?'' Shakira mencoba bersiasat. Laki – laki itu tersenyum.

"Anda harus menandatangani surat perjanjian menikah lebih dulu sebelum bertemu ibu anda nona...''

"APA?! MENIKAH?!" jerit Shakira terengah kepada Max. Laki – laki itu mengangguk kaku dan menunjuk dengan jempolnya sebuah dokumen yang ada dalam map mewah yang terletak di atas meja yang harus di tanda tangani Shakira.

"Dengan siapa aku akan menikah?! Ini benar – benar tak masuk akal!'' protes Shakira sambil meraih setumpuk dokumen itu untuk dibaca. Merasa tak ada yang mau membuka mulut untuk menjawab, Shakira menatap tiga laki – laki bodyguard yang berdiri tersebar di ruangan itu bergantian lalu melemparkan map itu kembali sebelum membacanya.

"Aku menolak!'' bantah Shakira menahan kesal seolah menantang laki – laki yang berperawakan besar yang berdiri di hadapannya.

"Maaf nona, anda tak ada pilihan lain!'' ucap laki – laki bertampang maskulin itu dengan sikap tegas, lalu mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam saku jasnya dan memencet sebuah nomer telepon. Kemudian ia memencet sebuah tombol dan memperdengarkan sebuah suara.

"Halo... Shakira? Nak?''

"Mama...? MAMA! MAMAAAA? APA MAMA BAIK – BAIK ...." panggil Shakira berteriak panik. Gadis itu mulai kalut, melihat laki – laki itu langsung memutuskan sambungan telepon itu.

"DASAR SIALAN! BEBASKAN MAMAKU! DASAR PENCULIK! KALAU SAMPAI TERJADI APA – APA PADA MAMA, AWAS SAJA KALIAN!'' raung Shakira dengan lantang mengancam ketiga laki – laki itu yang nampak terkejut, karena melihat keberanian Shakira walaupun ia bukan dalam posisi yang bisa mengancam orang lain, namun keteguhan hatinya terlihat sangat kuat.

"Sebaiknya anda segera menandatangani surat perjanjian itu, sebelum terjadi apa – apa pada ibu anda, nona.'' tegur Laki – laki itu lebih terdengar seperti memohon daripada mengancam. Sesaat Shakira merasakan perbedaan itu, namun ia mengabaikannya karena kembali memikirkan ibunya yang ada dalam kuasa mereka.

"Dasar pengecut! Kalian beramai – ramai melakukan cara licik hanya untuk menghadapiku! Siapapun kalian aku tak akan mengampuni kalian jika sedikit saja kalian menggores mama! Siapapun bos kalian aku nggak akan takut!'' tantang Shakira dengan nada suara yang dalam dan syarat akan emosi.

Sekujur tubuhnya gemetar karena menahan amarah yang tak bisa ia bendung lagi dan meraih map mewah itu dengan kasar. Ia mencoba menahan buliran airmata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Sebaiknya anda baca baik – baik dulu nona...'' sergah Max saat melihat Shakira dengan ceroboh membubuhkan tanda tangannya pada lembaran kertas – kertas dokumen itu tanpa membaca sedikit pun isinya. Entah apapun itu Shakira sudah tak mempedulikannya lagi, yang ia pikirkan hanyalah keselamatan ibunya dari tangan penculik itu.

"Sekarang dimana mamaku? Bebaskan mamaku! Aku sudah melakukan permintaan kalian kan?'' suara Shakira terdengar melemah dan gemetar.

"Maaf nona, sesuai perintah anda harus menikahi... ekhem... harus menikah lebih dulu maka kami akan membebaskan ibu anda.''

"Tsk...'' Shakira memasang wajah masam namun tak berdaya.

Max mengambil map perjanjian yang telah ditandatangani oleh Shakira dan memberikannya pada laki – laki yang berdiri tak jauh di belakangnya dan laki – laki itu pun bergegas meninggalkan ruangan.

"Sekarang nona ikut kami, kami akan membawa nona ke ruangan yang disiapkan khusus untuk nona.''

"Siapa dia?''

"Maaf?''

"Siapa yang harus kunikahi?''

"Maaf nona namanya sudah tertera di dalam map tadi. Jadi...''

"Tinggal bilang saja apa susahnya sih. Aaaahh sudahlah! Siapapun dia aku mau mamaku! Aku... Aahh...'' Tiba – tiba Shakira terhuyung dan pandangannya jadi buram.

"Nona... Nona apa anda baik – baik saja?! NONAAAA.......!''

Shakira jatuh pingsan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 180 Epilog

    Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 179 Pesta Anniversary

    Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 178 Suratan Takdir

    “Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 177 Keputusan Shakira

    “Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 176 Kekalutan Axel

    Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing

  • Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal   Bab 175 Kedatangan Teman Lama

    “Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status