Share

Kutukan Terindah

Setelah terpaku beberapa saat pasca menyaksikan kejadian di luar dugaannya. Amy, terkesiap dan tersadar. Rasa sakit pada pergelangan kaki seakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit luar biasa mendapati pemandangan menyakitkan itu. Hatinya bagai teriris. Perih dan menyesakkan.

Sementara Sakha yang kepalang tanggung dengan aktivitasnya memilih tak mengindahkan gadis culun, yang membawanya ke sana. Ternyata pria itu hanya menumpang pada tiket gratis yang ditawarkan Amy, dia punya rencana tersendiri di balik itu semua.

“Lanjutkan sayang ...," desahnya pada gadis yang saat ini begitu liar menjamah seluruh tubuhnya.

Gadis cantik yang melayaninya dengan penuh semangat tersebut semakin menaikan permainan tatkala pria yang terkujur di atas kasur itu memintanya. Terus dan terus memohon dilayani bagai seorang seorang raja.

Padahal, jika mengingat perbuatannya terhadap gadis lugu yang membawanya ke sana, dia hanya seonggok sampah yang licik, sehingga pandai memanfaatkan situasi.

Amy merasa dikhianati, meskipun keduanya belum terikat suatu hubungan. Namun, kelakuan Sakha benar-benar tak menghargai Amy. Di sisi lain gadis yang mengenakan kemeja putih dengan rok pendek cokelat susu itu, kembali berjalan menyusuri koridor dengan bertelanjang kaki.

Langkahnya masih tertatih, ditambah dengan rasa sakit yang menjejali rongga dadanya. Amy merasa malu menyaksikan perbuatan tak senonoh itu, alih-alih dia merasa marah dan mengusir pasangan tak halal yang berada di sana, dengan tanpa beban dirinya memilih untuk mengalah dan membiarkan kedua orang tak tahu malu itu mencapai kepuasan.

Sebelumnya, Amy berpikir dia akan mendapatkan cintanya kali ini. Namun, nahas, kenyataan indah belum berpihak padanya. Amy memilih untuk berganti baju di toilet dan menghadiri acara lamaran Tan dan kekasihnya seperti rencana. Berharap bisa melupakan segala hal tak mengenakkan yang dilihatnya beberapa saat lalu.

Seraya menatap cermin dan mencuci tangan, Amy merenung dan meratapi apa yang terjadi padanya saat ini. Namun, bibir itu bisa-bisanya masih menyunggingkan seutas senyum manis. Berusaha menyemangati diri.

“Padahal, aku sudah melakukan yang terbaik, kenapa hasilnya masih seperti ini, mungkinkah ini sebuah kutukan? Kuharap aku dikutuk untuk mendapatkan cinta dari orang kaya,” gerutu Amy, lantas membasuh wajahnya yang lusuh.

Usai bermonolog, gadis itu berganti pakaian. Kali ini dia mengenakan gaun hitam yang baru saja dibelinya, khusus untuk menghadiri acara sang presdir. Amy kembali ke depan cermin setelah selesai mengenakan pakaian itu.

Dia mengeluarkan pouch kecil dari kopernya, kemudian mengeluarkan beberapa peralatan make up untuk memoles wajahnya. Riasan tipis saja untuk membuat wajahnya sedikit berseri.

Setelah memoleskan rangkaian make up. Kali ini Amy membuka kacamata dan mengganti dengan lensa kontak yang senada dengan pupil mata aslinya, hitam kecokelatan.

Amy menggerai rambut bergaya blonde itu, menyisirnya perlahan hingga rapi. Disematkannya satu jepitan mutiara di sebelah kiri bagian rambutnya. Sementara bagian kanan, dia biarkan tergerai hingga menutupi sebagian wajahnya. Gadis culun itu, kini berubah menjadi Cinderela yang cantik nan elegan.

Warna hitam tampak memesona. Tubuhnya yang tak terlalu tinggi juga tak terlalu pendek itu, membuatnya terlihat sangat manis dengan balutan sepatu hak tinggi berwarna silver dengan gliter di dalamnya.

Sayang, kakinya sedang sakit saat ini. Membuatnya tak mampu berjalan dengan baik. Namun, Amy tetap akan menghadiri acara tersebut untuk menghormati bosnya.

Beberapa saat berlalu, Amy yang memilih tetap duduk di balkon dan menyendiri, memindai semua orang yang tampak ceria dan semuanya tampil cantik dan tampan. Hampir semua gadis yang diundang bosnya ke tempat itu memiliki pasangan, baik yang halal dan masih haram. Sementara Amy, hanya bisa mendengkus meratapi nasibnya.

Ekor matanya menangkap sebuah pemandangan tak biasa, di sudut lain agak jauh dari hingar-bingar keramaian tamu pesta. Tan dan Sham sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Atmosfer di lingkungan keduanya memancarkan aura tidak baik. Mereka tampak gusar dan gelisah.

Amy menatap keduanya dengan saksama, perlahan dia mereguk segelas sirup yang disediakan. Di sisi lain dia juga penasaran apa yang terjadi dengan presdir dan sekertarisnya itu.

***

“Apa? Sara membatalkan kepulangannya?” tanya Sham terkejut ketika Tan memutar voice note yang Sara kirim.

“Lalu bagaimana acara ini akan berlangsung, jika tanpa seorang gadis, Presdir?” keluh Sham kemudian.

“Batalkan acara ini! Batalkan!” seru Tan sangat kecewa dengan keputusan kekasihnya.

“Tidak bisa! Apa yang harus kujelaskan pada Nyonya Wang?” protes Sham sekaligus menolak keputusan Tan.

“Lalu kau mau aku bagaimana?” teriak Tan benar-benar purus asa.

“Aku juga bingung, jika acara ini batal, rumor tidak baik akan menyebar, dan kau bisa didepak sekarang juga oleh kolegamu!" tutur Sham merasa khawatir.

“Sial! Argh!” umpat Tan benar-benar putus asa.

“Bagaimana bisa Sara melakukan semua ini padaku,” rengek Tan.

Ekor mata Tan, tiba-tiba menangkap Amy yang tengah terduduk seraya menatap ke arahnya. Sepersekian detik tatapan keduanya bertemu. Seketika itu pula ada ide gila yang terlintas di pikiran Tan.

“Panggil gadis itu kemari!” titah Tan pada sekertarisnya.

”Siapa?” tanya Sham yang tak tahu pasti orang yang dimaksud oleh Tan.

“Itu yang pakai gaun hitam di sana, gadis culun!" tegas Tan.

“Amy?” tanya Sham memastikan.

“Ya, Amy!” jawab Tan.

“Aku akan menjadikan gadis itu tunanganku!” ucap Tan seraya menunjuk Amy.

”Jangan gila, Presdir, dia hanya gadis biasa yang tak selevel dengan Anda!” sergah Sham mencoba mencegah keinginan Tan.

“Lalu kau punya cara lain untuk memperbaiki hal ini?" cecar Tan.

“Tidak,” jawab Sham

“Lalu kau akan diam saja dan membuat kekacauan?” hardik Tan kesal.

“Baiklah, tapi apa yang akan kau lakukan dengan Amy, jangan macam-macam, dia gadis baik," jelas Sham.

“Kita buat kontrak pernikahan dengannya! Aku tidak mau yang lain!" tegas Tan seraya menatap ke arah Amy.

Sejurus kemudian Sham memanggil Amy sesuai perintah. Lantas, Tan dan Amy dipertemukan di sebuah ruangan privasi, lagi-lagi sesuai permintaan Tan.

Amy keheranan, kenapa dia bisa dipanggil dan dibawa ke ruangan privasi para tamu elite yang menginap di sana.

Setelah duduk sebentar, tiba-tiba datang beberapa gadis muda berseragam senada. Mereka membawa peralatan make up dan berjalan ke arah Amy.

Sejurus kemudian tanpa basa-basi Amy dirias dengan sempurna. Make up tipis sebelumnya, kini dipoles untuk kedua kalinya dan membuat wajah Amy, lebih cantik lagi. Tak ada lagi hawa gadis culun yang terlihat dari penampilannya kini.

Awalnya Amy berontak, dia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Namun, pada akhirnya dia pasrah akan semua itu.

Setelah Amy siap dengan penampilan barunya. Sham datang pada Amy, lalu menyodorkan sebuah map berisi kertas kosong. Tanpa tahu fungsi kertas kosong itu untuk apa, Sham meminta Amy menandatangani itu.

“Apa? Kenapa harus aku yang jadi istri Pak Presdir?” sentak Amy yang mendengar permintaan Sham—sekertaris Tan.

“Tenang saja, hal itu hanya kontrak selama beberapa tahun, kau akan mendapat gaji yang lebih besar dibanding dengan menjadi staf,” jelas Sham mencoba memberi pengertian pada Amy.

“Tapi—”

“Sudah! Tandatangani saja! Cepat!" teriak Tan menimpali penolakan Amy.

“Ayok, kau tahu dia segila apa bukan?” desak Sham yang kehabisan akal.

“Tapi pernikahan itu sakral!” tolak Amy.

“Kita hanya menikah secara kontrak, kita buat peraturan kontrak setelah lamaran selesai, kau hanya perlu membantuku untuk menutupi malu! Kau mau jika aku dipecat hanya karena kekasihku tak datang ke acara lamaran ini?" teriak Tan kesal.

“Kau kan bisa memintaku baik-baik, bukan dengan cara kasar seperti ini!" seloroh Amy.

Gadis polos itu menangis sesenggukan. Bentakan dari Tan membuatnya mampu meluapkan segala amarah yang sedari tadi menjejali hati dan pikiran usai melihat kegilaan sang pujaan hati yang tengah asyik dengan wanita lain.

Dalam emosi yang tidak stabil, Amy menandatangani kertas kosong itu—yang berarti Amy telah menyetujui kesepakan dengan Tan—sang presdir gila.

Sejurus kemudian, tiba saatnya acara inti dimulai. Tan pun bergegas membawa Amy untuk naik ke altar dengan menggandeng tangan gadis culun yang telah bermetamorfosis itu ke altar. Sontak semua tamu histeris. Tak ada yang tahu dan tak ada yang menyangka jika seorang yang akan mendampingi Tan di altar sana adalah Amy. Jangankan orang lain, Amy sendiri pun terheran-heran. Sama sekali tak pernah menyangka jika hal tersebut bisa terjadi dalam hidupnya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status