Share

Tamat

“Arumi Kamaniya Gunadhya.”

Suara sang Papa yang pelan namun terdengar tegas membuat Arumi-bocah berumur lima tahun itu menegang.

Arumi sedang bermain di halaman belakang, ia masuk ke dalam rumah untuk mengambil air minum karena udara hari ini sangat panas.

Tapi malah bertemu papanya yang baru saja pulang kerja.

Dan kenapa sang Papa tampannya memanggil namanya dengan tegas, sudah dipastikan karena telah melihat hasil ujian semester ini.

Arumi membalikkan badan, matanya menatap takut-takut sang papa lantas mengumpulkan keberaniannya untuk memberikan senyum sejuta pesona.

“Enggak mempan, sayang.” Meski keluar kata ‘sayang’ tapi ekspresi wajah Kaivan terlihat datar.

“Duduk sini samping Papa.” Kaivan menepuk Spaces kosong di sofa yang ia duduki.

Arumi duduk di samping papanya dengan gerakan lemah gemulai bak seorang princess.

Bahkan sempat merapihkan rok belakangnya agar tidak kusu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status