Share

14. Lamaran ke dua

Masa I'dah Arini sudah hampir berakhir, dan selama itu, tidak pernah sekalipun Hendra menghubunginya. Tidak lewat telepon, WA atau apapun.

"Sudah tidak perdulikah, Mas Hendra padaku. Sebegitu bencinya Mas Hendra, hingga untuk menghubungiku saja dia tidak mau."

Berkecamuk semua pertanyaan di dalam hati dan pikiran Arini. 

Matanya nanar menatap derasnya hujan dari balik jendela kamar.

Hujan sore ini, benar-benar membawa kepedihan di dalam hatinya.

Sakit rasanya.

Jika Hati masih memendam rindu.

"Kamu sedang apa, Mas?"

"Tidak rindukah engkau denganku?"

Mengapa kau lebih percaya orang lain, di banding aku. Lima tahun kebersamaan kita, tidak cukupkah untuk engkau meyakini, jika aku tidak mungkin berkhianat padamu. Ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status