Nikahi Mantan Istriku

Nikahi Mantan Istriku

Oleh:  Pena Asmara  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
29Bab
13.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hendra menjatuhkan talak 3 kepada istrinya Arini saat dia sendiri menyaksikan jika istrinya tersebut sedang berpelukan dengan Kunto. Arini yang merasa tidak melakukan perbuatan hina tersebut berupaya membela diri, tetapi Hendra tetap bersikeras untuk menceraikannya. Dan ternyata semua itu memang sudah direkayasa oleh Hendra. Hendra merasa hidupnya datar saja, dia ingin kembali merasakan kebebasan seperti dulu dengan bebas berhubungan dengan banyak wanita, sampai akhirnya dia mulai merasa lelah dengan segala petualangannya dan ingin kembali kepada Arini. Namun talak tiga yang sudah dia jatuhkan tidak bisa membuatnya dengan mudah untuk kembali rujuk. Arini harus menikah dulu dengan orang lain sebelum mereka bisa kembali bersama. Dan Hendra kembali merekayasa semuanya.

Lihat lebih banyak
Nikahi Mantan Istriku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
13_arzybos
sangat inspiratif, cerdas dan memukau pembacanya
2023-04-14 00:16:50
0
user avatar
Rangga Dewi
mampir sini ,karna liat judul nya ,,semoga ceritanya bagus
2022-09-03 10:39:45
0
user avatar
Pena Asmara
Terima Kasih yg berkenan mampir
2022-04-14 16:12:49
3
29 Bab
1. Konspirasi Jahat
 "Dasar perempuan hina! Tidak punya rasa malu! Tidak punya kehormatan....! Bisa-bisanya Kau bermesraan di rumahmu sendiri." Wajah Hendra memerah karena amarah, menatap tajam ke arah Arini.  Memaki-makinya sambil menunjuk-nunjuk wajah istrinya tersebut. " Kamu salah paham Mas," jawab Arini sembari menangis. "Aku bisa jelaskan semuanya."  "Plakk!!"  Hendra menampar Arini keras, hingga hampir membuatnya jatuh terhuyung.Wajah Arini memerah karena tamparan keras dari Hendra. "Alasan apa lagi yang mau Kau buat! Kurang jelas apa lagi jika mataku sendiri yang menyaksikan kau sedang bermesraan dengan tukang ledeng itu!" tuduh Hendra sembari menunjuk ke arah Kunto yang hanya bertelanjang dada, dan Kunto hanya diam tertunduk saja. "Kamu salah paham Mas," s
Baca selengkapnya
2. Tuduhan Yang Menyakitkan
Pak Ujang, sopir yang sengaja Hendra tugaskan untuk mengakomodasi segala keperluan, menghantarkan Arini kembali ke rumahnya yang dulu. Yang Arini tinggali semenjak dari lahir, remaja, sampai menikah dengan Hendra, yang kemudian memboyong ke rumah kediamannya.5 tahun sudah Arini meninggalkan rumah tua ini. Rumah yang berarsitektur kolonial Belanda. Di-dominasi cat berwarna putih dengan dikelilingi pohon-pohon rindang juga taman-taman kecil di depan muka rumah, semuanya masih sama seperti yang dulu.Lasmi, seorang janda beranak satu, yang Arini percayai untuk mengurus rumah ini dan menempatinya, terkaget-kaget dengan kedatangan Arini yang mendadak dan tanpa memberi kabar. Apalagi ditambah dengan banyaknya barang-barang bawaan."Mbak Arini baik-baik saja, 'kan?" Pertanyaan itu dilontarkan Lasmi saat mereka baru saja selesai merapikan barang-barang, sembari duduk-duduk di pinggiran kasur kamar tidur Arini. Arini terdiam, tidak menjawab pertanyaannya. H
Baca selengkapnya
3. Sang Petualang
"Jadi kapan kau akan menikahiku, Mas?" tanya Susan, manja. Hendra menyentuh lembut pipi Sekretaris pribadinya tersebut, sesaat dia membisikkan kata-kata meminta kepastian."Sabar yah, Sayang ... setelah nanti urusan perceraianku dengan Arini selesai.""Benar ya Mas? Jangan bohong loh?" Hendra mengangguk sembari tersenyum, jemarinya mengusap-usap lembut pipi Susan. Setelah Susan keluar dari ruangan. Hendra membuka handphone, dan langsung mencari-cari nomor seseorang yang ingin dia hubungi.Setelah terhubung."Haloo Sayang, jadi tidak kita bertemu malam ini""Jadi dong, Sayang ... mau jemput aku di mana?"Di kantormu, boleh ngga?""Jangan dong, Sayang ... nanti ada yang lapor sama suamiku, malah nanti jadi repot" "Kita bertemu di tempat biasa saja yah, Cafe Abnormal. Kamu tunggu di situ, nanti aku jemput.""Ok, Sayang."Sepulang kantor, Hendra bergegas menuju cafe tempat dimana dia janjian bertemu
Baca selengkapnya
Siapa Wanita Itu
Kedatangan Gazza sesungguhnya sangat mengagetkan Arini, entah darimana dia tahu jika Arini ada di rumah ini.Yah, Arini memang pernah sangat dekat dengan Gazza, sebelum Arini memutuskan untuk meninggalkannya dan memilih Hendra.Gazza tidak seberani Hendra saat itu. Tidak pernah memberikan kepastian tentang status sebuah hubungan. Ketika Arini bertanya tentang keseriusannya menyangkut hubungan mereka, Gazza selalu menjawab "kita jalani saja."Arini kemudian berpikir, apa tiga tahun kedekatan mereka itu bukan jawaban jika "kita sudah menjalani" itu semua. Karena terkadang, Wanita lebih butuh bukti dan kepastian daripada dibiarkan mengambang walau dengan alasan cinta sekalipun."Kamu sudah menikah Gazza?" To the point, langsung Arini menanyakan itu pada Gazza.Sempat terkejut juga Gazza, sambil meminum teh hangat yang disuguhkan Lasmi, sebelum menjawab pertanyaan Arini."Sudah, mungkin sudah berjalan dua tahun." sembari Gazza melihat-lihat hapeny
Baca selengkapnya
5. Santapan Yang Berbeda
"Siapa dia Hen?" tanya Anita, dan Hendra sempat tergagap dan terdiam."Saya Susan, Mbak, saya sekretarisnya Mas Hendra. Oh maaf, Pak Hendra maksudnya," jawab Susan, sembari menjulurkan tangannya kearah Anita. Hendra melihat matanya Susan seperti berkaca-kaca."Saya Anita, teman dekatnya Hendra." Anita membalas jabat tangan Susan."Kamu sedang apa San, ada di sini?" tanya Hendra kepada Susan."Mamah!" Seorang gadis kecil usia lima tahunan berlari ke arah Susan, dengan seorang pria berjalan di belakang anak tersebut, dan Hendra tahu itu Vijar suaminya Susan, dan setau Hendra, mereka juga dalam  proses mengajukan perceraian. Susan yang menggugat cerai Vijar."Aku hanya tinggal menunggu surat-surat resminya turun, Mas. Semua prosesnya sudah kulewati." Begitu yang pernah Susan bilang kepada Hendra."Kami pergi dulu yah." Anita menarik tangan Hendra untuk segera pergi meninggalkan tempat ini."Kami duluan ya, Sa
Baca selengkapnya
6. Istri Yang Tak Dianggap
"Saya ingin melamar Mbak, buat suami saya," kata perempuan berhijab itu kepada Arini, matanya berkaca-kaca.Arini terkejut dibuatnya, sesaat dia terdiam, tidak bisa berkata apa-apa."Apakah Mbak bersedia?" Perempuan itu memastikan. Arini menatap wajah perempuan itu, matanya masih berkaca-kaca."Mbak ini siapa? Kenapa tiba-tiba ingin melamar saya buat suami Mbak, apakah saya kenal dengan suami Mbak?" tanya Arini memastikan."Nama saya Syarifah, saya, istri dari Gazza."Tertegun Arini sesaat, specles dibuatnya. Harus Arini akui, jika dadanya jadi berdebar-debar mendengar nama Gazza di sebutkan. "Silahkan di minum, Mbak."  Arini menawarkan minuman kepada tamunya tersebut. Dia pun ikut minum. Minuman teh manis hangat yang sudah Lasmi siapkan, sekaligus untuk menenangkan dadanya yang masih berdebar. Setelah dirasa tenang, Arini kembali bicara. "Mbak tidak salah ingin melamar saya buat Gazza? Mbak benar-benar ikhlas berbagi
Baca selengkapnya
7. Fitnah Yang Keji
"Dasar janda gatel! tidak punya malu! Kerjaannya hanya menggoda suami orang." Makian dan sumpah serapah mengarah kepada Arini. Kaget dan shock, Arini dibuatnya.Mientarsih. Biasa dipanggil Mbok Mien, tidak ada hujan tidak ada angin, langsung melabrak  dan memaki-maki Arini. Paras wajahnya menyiratkan kemarahan besar, emosi yang tertahan. Lasmi mencoba menghalangi Mbok Mien, untuk mendekati Arini. Perlahan, Arini mulai bisa menguasai diri, dan kembali bersikap tenang. "Mbok Mien salah paham." Pikir Arini."Kamu yah, Arini! Jangan mentang-mentang janda! Seenaknya saja merayu-rayu suami orang. Dasar perempuan tidak punya kehormatan!" Emosinya masih tinggi sekali.Arini terus bersabar untuk mengendalikan emosinya. Sejujurnya dia sangat tersinggung atas segala tuduhan dan hinaan Mbok Mien. Tetapi jika dia meladeni, maka tidak ada beda antara dirinya dan Mbok Mien, manusia yang sedang dikuasai nafsu amarah. "Mbok Mien jangan s
Baca selengkapnya
8. Negoisasi Tak Bermoral
Malam ini, Hendra ada pertemuan penting dengan salah satu pejabat daerah, yang sedang kunjungan kerja di Jakarta.Beliau menawarkan sejumlah proyek penting di daerah beliau menjabat. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya, Hendra bekerja sama dengannya. Ada beberapa proyek yang sudah dia selesaikan lewat kerja sama sebelumnya, dan mungkin dia puas dengan hasil kerja dan cara Hendra memberikan servis plus kepadanya. Susan sang sekretaris pribadi Hendra mendampingi  dalam pertemuan bisnis penting ini.Meluncur ke lokasi pertemuan di sebuah hotel mewah di bilangan Jalan Sudirman, Pusat Bisnis kota Jakarta. "Ini proyek penting, jangan sampai proyek ini lepas," jelas Hendra pada Susan, di dalam Sedan mewahnya, duduk berdua di kusi belakang. "Iya, Mas Hendra sayang," sembari Susan mencium pipi Hendra mesr
Baca selengkapnya
9. Pov Susan 1
Vijar, melenguh panjang. Tubuhnya bergidik, napasnya memburu. Sudah selesai ia, mencapai puncak.Sedang aku, memulai pun belum. Kesal dan marah rasanya. Sudah bertahun-tahun, dari sejak pertama menikah, dan tidak sekalipun kurasakan mencapai puncak tertinggi bersama suami, tidak seperti yang kudengar dari rumpian tetangga-tetangga sekitar sembari tertawa cekikikan, dan aku hanya jadi pendengar."Salahkah jika aku mengeluh?" tanya bathinku. Seperti tidak merasa bersalah, langsung terlelap dia, Kekesalan dan kemarahan yang kupendam membuatku pusing kepala, dan menjadi tidak bisa tidur."Aku seperti tempat sampah, setelah selesai membuang langsung ditinggalkan."Aku turun ke bawah untuk mengambil minuman dingin yang ada di kulkas.Adem rasanya hati dan tenggorokanku saat air dalam botol dingin ini masuk ke dalam kerongkonganku.Rumah yang kutempati rumah milik mertua, orang tua Vijar.Aku tinggal di lanta
Baca selengkapnya
10. Pov Susan 2 Kilas Balik
Asap rokok berembus perlahan, dinikmati sekali isapan demi isapan. melirik Imron ke arahku. Senyum tersungging melukiskan kepuasan hasrat. Masih terlihat sedikit peluh di kening Imron. Degup jantungnya masih terlihat sedikit berpacu. "Dari dulu ... kamu memang paling pandai dalam memuaskan hasratku, San." Sembari imron mengembuskan asap rokoknya. Masih hanya dengan menggenakan celana pendek dan tanpa baju, terduduk dia, di
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status