Share

Chapter 12. Weekend

Seperti debur ombak yang terus menghantam pesisir,

Deru rindumu pun tak akan pernah berhenti mengulir,

Meskipun mungkin ia telah sedikit mencair.

Jangan mencari, jangan menunggu, biar semesta yang menguaknya satu-satu.

Menangislah, kalau itu membuatmu lega.

Sebentar atau lama, ada hati yang harus kau jaga.

Puisi menggema kembali terdengar. Ya, laut menguning. Matahari masih berada di tengah-tengah ufuk, tak peduli berapa lama lelaki itu berdiri disana.

"Kenapa matahari itu tak pernah meninggi?" batin Diwana yang kembali terseret ke bunga tidurnya.

Mata Diwana kini mengabsen satu-satu objek di mimpi yang sudah beberapa hari tak mengusiknya itu. Matahari, ada. Laut menguning, ada. Deburan kecil ombak yang menyapu pantai pun ada.

Hanya satu yang hilang dari pandangannya, Biru. Gadis bergaun biru itu tak lagi berdiri di tepi pantai menatap laut lepas. Kini tanah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status