Share

2. Noda Lipstik Siapa di Kerah Baju Suamiku?

Saat malam tiba, Diandra tak kunjung bisa memejamkan matanya. Ia terus berjalan mondar-mandir menunggu kepulangan suaminya. Ini merupakan kesekian kalinya Reza pulang terlambat. Setiap kali ditanya, Reza selalu menjawab lembur karena pekerjaan.

"Mas Reza kemana ya? Kok udah malam belum pulang juga? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama Mas Reza? Atau lembur lagi?" ucap Diandra.

Berkali-kali ia menghubungi suaminya, akan tetapi nomornya tidak aktif. Tentu saja hal itu membuat Diandra semakin gelisah.

Hingga tepat pukul 10.00 malam, deru mesin mobil suaminya terdengar di garasi. Dengan tergesa-gesa Diandra berlari menyambut suaminya.

"Mas, kok tumben baru pulang? Mas Reza lembur lagi?" tanya Diandra.

"Hem. Gak usah banyak tanya! Sekarang siapin air hangat, aku mau mandi!" ucap Reza dingin.

Tanpa menjawab lagi, Diandra dengan cekatan menyiapkan air dan baju tidur untuk suaminya.

"Mas, airnya sudah Dian siapin. Bajunya juga ada di kasur. Makan malamnya biar Dian panasin dulu ya," ucap Diandra.

"Nggak perlu. Aku sudah makan malam diluar." Tanpa menghiraukan istrinya, Reza meninggalkan Diandra sendiri di ruang tamu.

Dengan wajah sendu Diandra melihat makanan di meja yang tak tersentuh hingga dingin. Rasa sesak kembali menggerogoti hati melihat usahanya tak dihargai.

"Gak apa-apa, masih bisa disimpan dan dipanaskan buat sarapan besok. Jangan berkecil hati, Diandra." Meski air mata mulai mengalir, namun ia tetap menyemangati dirinya sendiri.

Usai membereskan makanan di meja, Diandra menyusul suaminya di kamar. Karena memang sudah larut malam, dia sendiri pun sudah mulai mengantuk.

Begitu sampai di kamar, ternyata suaminya sudah selesai mandi dan kini tengah berbaring di kasur.

"Mas, mau Dian pijitin?" tanya Diandra.

"Nggak. Aku udah ngantuk, tolong jangan ganggu aku!" jawab Reza ketus.

Tak ingin menimbulkan keributan, Diandra akhirnya memilih diam dan berbaring disamping suaminya.

Tatapan kerinduan terpancar di wajahnya. Meski tinggal seatap, namun nyatanya mereka tak saling tatap. Bahkan saat mereka berada di atas kasur yang sama pun tak saling bersentuhan kulitnya. Selalu ada guling sebagai pembatas diantara mereka. Semuanya berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Saat suaminya sering pulang malam.

"Aku gak tau apa aja yang kamu lakuin diluar sana, Mas. Tapi aku harap, kamu gak mengkhianati pernikahan kita," batin Diandra.

Mereka terlelap dalam tidurnya tanpa ada obrolan lebih dulu. Mengarungi malam dingin tanpa pelukan hangat suami istri lagi.

***

Diandra Ivory, adalah seorang wanita karier yang pernah bekerja di sebuah bank dekat tempat Reza bekerja.

Dulu mereka bertemu saat Reza menjadi nasabah di bank tempat Diandra bekerja. Diandra dan Reza menjalin hubungan selama 2 tahun, sebelum akhirnya Reza meminang Diandra tanpa mempermasalahkan latar belakang gadis itu.

Diandra sendiri adalah seorang yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan sejak dirinya masih bayi. Ia pertama kali ditemukan oleh pemilik panti yang kerap dipanggil Bunda Tia.

Suara tangisnya kala itu terdengar sangat memilukan. Di tengah rintik hujan, seorang bayi mungil diletakkan di gerbang panti hanya menggunakan kardus kecil seukuran tubuhnya. Di lehernya dipakaikan sebuah kalung dengan liontin permata biru yang belakangnya bertuliskan Ivory.

Selain itu, ada sepucuk surat peninggalan orang tuanya yang bertuliskan tanggal lahir dan nama bayi itu, yaitu Diandra Ivory. Sejak saat itu, dirinya tumbuh dan dibesarkan di Panti Asuhan Mutiara.

Berbeda dengan Reza Wiguna yang berasal dari keluarga yang utuh dan cukup mapan. Menjadi anak pertama dikeluarga yang memiliki ekonomi cukup dan orang tua yang sangat menyayanginya. Bahkan sangat memanjakan kehidupan Reza dan adiknya, Riska Wiguna.

Awal menjalani kehidupan rumah tangga, hubungan mereka baik-baik saja. Diandra dan Reza menjalani kehidupan yang bahagia. Namun, semua berubah sejak pernikahan mereka menginjak 1 tahun.

Saat itu, keluarga Reza sudah menantikan momongan dari mereka. Tapi Hingga saat ini pernikahan mereka menginjak usia 5 tahun, Diandra tak kunjung memiliki momongan.

Hingga akhirnya sikap dan kebiasaan Reza semakin lama semakin berubah. Kini ia tak lagi menjadi Reza yang penyayang dan romantis. Melainkan menjadi Reza yang tempramen dan kasar. Ironisnya, sikap Reza yang seperti itu malah didukung oleh keluarganya. Bahkan mereka mendukung jika Reza menceraikan Diandra.

Meski demikian, Reza enggan menceraikan istrinya hingga pernikahan mereka kini sudah berjalan 3 tahun lamanya.

***

Pagi harinya, Diandra bangun lebih awal dari suaminya. Ia langsung bergegas menyiapkan air dan baju untuk suaminya. Tak lupa Diandra juga menyiapkan sarapan dan bekal untuk Reza, karena selama ini mereka hanya hidup berdua tanpa asisten rumah tangga.

Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Diandra langsung membangunkan Reza, karena kini jam sudah semakin siang.

"Mas, bangun. Sudah jam 06.00 lewat. Nanti Mas Reza kesiangan kalau gak bangun sekarang," ucap Diandra.

"Apa sih, Ra? Aku masih ngantuk nih," ucap Reza tanpa sadar.

"Ra? Ra siapa, Mas?" tanya Diandra.

Seketika Reza terbangun dan sadar akan kesalahannya. Buru-buru ia meralat ucapannya pada Diandra dengan sebuah kebohongan.

"Ya kamulah, kamu kan namanya Diandra. Makin gak sadar diri aja kamu," ujar Reza tanpa memikirkan perasaan istrinya.

"Masa sih, Mas? Kayanya tadi aku dengar Mas Reza nyebutin Han buan Dian," elak Diandra. Ia menatap suaminya dengan pandangan menelisik. Entah mengapa kini perasaannya menjadi tak tenang.

"Bisa gak sih pagi-pagi gak bikin orang emosi? Kalau aku bilang bukan ya bukan! Udah sana minggir, aku mau mandi!"

Dengan kasar Reza mendorong Diandra hingga terjatuh. Bahkan kepalanya terbentur dinding di belakangnya. Meski tak menimbulkan luka parah, namun cukup menimbulkan rasa pusing.

"Lain kali, gak usah banyak tanya! Kalau kamu masih mau hubungan kita berjalan!" ancam Reza sebelum memasuki kamar mandi.

"Hiks, hiks, kenapa kamu berubah, Mas? Apa maksud ucapan kamu tadi? Apa kamu bakalan ninggalin aku juga kaya yang dilakuin orang tuaku?" monolog Diandra.

Ia terisak membayangkan kehidupannya yang cukup memprihatinkan. Meski memiliki segalanya, namun jauh di lubuk hatinya ia merasa kesepian.

Tak ingin larut dalam kesedihan, Diandra bergegas menuju ruang makan untuk menyiapkan kopi dan tas kerja suaminya.

"Sudah selesai, Mas?" tanya Diandra saat melihat Reza berjalan ke arahnya.

"Hem, mana kopiku?" tanya Reza dingin.

"Ini, Mas. Oh iya, ini bekal buat Mas Reza makan siang nanti," ucap Diandra sembari menyodorkan paper bag.

"Gak perlu. Aku nanti ada acara makan-makan sama teman kerja. Yang itu kamu makan aja sendiri," ucap Reza.

"Ya udah. Nanti malam Mas Reza lembur lagi?" tanya Diandra.

"Hem. Aku bakalan sering lembur karena lagi banyak kerjaan di kantor. Jadi gak usah teleponin terus, ganggu tau gak!" Dengan ketus Reza memperingati Diandra.

"Iya, Mas. Maaf," ucap Diandra menunduk.

"Ya udah, aku berangkat dulu. Ingat, jangan hubungi aku terus!" ucap Reza mewanti-wanti.

"Iya, Mas!" jawab Diandra.

Setelah kepergian suaminya, Diandra berencana melanjutkan pekerjaan rumah. Melihat cucian sudah menumpuk, akhirnya Diandra memutuskan mencuci baju lebih dulu.

Namun saat Diandra mengambil baju yang dikenakan suaminya kemarin, netranya menangkap sesuatu di baju suaminya yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Dengan tergesa-gesa ia mencari barang miliknya dan mencocokkan dengan yang ada di baju itu. Namun, ternyata hasilnya berbeda, membuat Diandra bertanya-tanya, "Noda lipstik milik siapa yang ada di kerah baju Suamiku?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status