Share

Bab 6

Author: Pena Emas
last update Last Updated: 2024-10-11 06:26:19

Amina, "aku berjanji akan memperlakukanmu dengan baik, dan tak akan berubah hingga kapanpun!"

Mendengar itu, perlahan Mira membuka bibirnya, hendak mengucapkan sesuatu, "sungguh kah?"

Amina mengangguk dengan keras, "sungguh!"

Mira, "sampai kapanpun kau akan tetap menjadi Mbak Amina ku yang baik hati? Yang terus memperhatikanku?"

Amina, "sampai kapanpun! Kau akan selalu menjadi adikku satu-satunya!"

Mira, "maukah kau berjanji?"

Dan hari itu, mereka berjanji dengan kelingking untuk selalu akur selamanya!

Dengan perjanjian itu, setidaknya Mira tak perlu khawatir akan pemikiran buruk tentang Madunya yang jahat. dan kalaupun di kemudian hari ia merasa sedih, setidaknya ia tahu, akan selalu ada tempat untuk bersandar.

Namun siapa yang tahu, sakit hati dan rasa cemburu akan mengubah semua itu dalam sekejap? Dan Mira harus kembali menahan nafas saat waktu itu datang!

****

Sore harinya, ketika tuan Maheer kembali dari kantor, ia melihat istrinya tengah melamun di dalam kamar mereka.

Tuan Maheer berdeham pelan, bermaksud mengumumkan kepulangannya, namun ternyata sama seklai tak mendapat respon dari sang istri.

"Bu, mikirin apa sih? Sampai Ayah pulang pun tak di sambut?"

Nyonya Salma terperanjat dari lamunannya, ia berjalan perlahan ke arah suaminya yang berdiri di tengah kamar, "nggak mikirin apa-apa, Yah!"

"Berapa lama kira bersama, bagaimana mungkin aku tak tahu kau sedang ada masalah?"

Nyonya Salma tersenyum, melepas baju luar suaminya yang sedikit basah, maklum saja, di luar sedang hujan deras, dan sebaik apapun payung yang di pakai, juga tetap akan membuat bajunya sedikit basah kala air hujan itu terkena angin.

Tuan Maheer, "bolehkah membagi pikiran denganku?" Satu tangannya mengelus dahi Nyonya Salma yang berkerut.

Nyonya Salma, "kemarin, waktu Alka belum menikahi Mira, Ibu kira keputusan poligami itu sudah sangat tepat. Namun hari ini, sejauh yang Ibu pikirkan dan setelah melihat kesedihan Mira dari pagi tadi, entah mengapa Ibu jadi merasa keputusan ini sungguh salah!"

Tuan Maheer, "kau menyesal telah menikahkan Alka dengan Mira?"

Nyonya Salma, "bagimana tidak menyesal, Yah? Melihat Mira yang bahkan tak mau makan bersama kita pagi tadi, aku merasa boleh jadi ada hubungannya dengan Alka. Bukankah dari dulu Alka selalu tak setuju dengan ide pernikahan ini?"

Tuan Maheer, "tentang masalah itu, seperti yang Alka bilang tadi pagi, Mira sudah dewasa, ia bisa menentukan pilihannya sendiri, dan bukankah dia memang telah menyetujui pernikahan ini? Jadi ia juga harus tahu apa yang akan ia hadapi kedepannya dan harus menerima segala hal dalam pernikahan yang tentu ia tahu tak pernah sempurna sejak awal,"

Mendengar itu, entah mengapa malah membuat Nyonya Salma semakin khawatir, "tapi Yah, bagaimana jika sebenarnya MIra tak pernah setuju dengan pernikahan ini?"

Tuan Maheer, "bukankah Ibu sendiri yang bilang kalau MIra adalah gadis yang pintar, Ayah yakin

, dengan kemampuan berpikirnya ia mampu mengatasi segala hal dengan lebih bijak, mungkin ia hanya butuh waktu untuk bisa menerima?"

Nonya Salma menghela nafasnya.

Ia tentu tak pernah lupa kalau Mira adalah gadis yang pintar, karena kepintaran Mira yang berhasil membuatnya kagumlah yang membuatnya dulu begitu ambisius untuk menyekolahkan MIra hingga lulus SMA.

Dan karena kepintaran dan kebaikan hati Mira jugalah yang membuatnya begitu mantap menikahkan anaknya untuk kedua kalinya. Karena walau Mira berasal dari keluarga tak punya, setidaknya ia memiliki sesuatu yang bisa ia tampakkan di depan Amina selaku istri pertama Alka.

Bukan niat membadingkan, hanya saja akan terasa sangat menyakitkan bila seorang istri kedua terlihat kalah jauh dari segala aspek dengan istri pertama. Kalau tidak bisa seimbang, setidaknya ada sedikit saja yang bisa memberi istri kedua muka di dalam hubungan poligami.

Nyonya Salma, "semalam, sepertinya Alka tidur di kamar tamu."

Tuan Maheer mengerutkan keningnya, "bagaimana Ibu tahu?"

Semalam memang Tuan Maheer sama sekali tak tahu apa yang istri dan menantu pertamanya lakukan, karena ia terlalu sibuk di ruang kerja gara-gara selama dua hari libur untuk mempersiapkan pernikahan Alka.

Nyonya Salma, "Ibu menunggu di depan pintu kamar Amina, takut ia merasa tertekan dengan semua ini. Karena bagaimana pun, semalam adalah hari pertama baginya tidur di rumah ini tanpa Alka."

"Lalu, bagaimana bisa Ibu tahu kalau Alka tidur di kamar tamu?"

"Saat Ibu berbicara dengan Amina, tanpa sengaja Ibu melirik pintu kamar tamu, dan Ibu seolah melihat mata Alka berada di pintu yang terbuka segaris."

Tuan Maheer berdeham, kemudian ia melepaskan pelukannya pada Nonya Salma karena tiba-tiba terbatuk lama sekali. Pernafasannya terasa sesak tak beraturan, dan kepalanya mulai terasa pusing.

Melihat itu, Nyonya Salma bersegera ke meja di pojok kamar untuk mengambilkan segelas air, "minum dulu, Yah!" dan dengan telaten, Nyonya Salma membimbing Tuan Maheer ke pinggir ranjang dan mendudukkannya di sana.

"Terima kasih, Bu." Perlahan, Tuan Maheer meminum air di gelas itu hingga tandas.

Nyonya Salma menatap penuh kekhawatiran, "apa tidak sebaiknya urusan kantor biar Alka saja yang tangani? Biarkan Ayah beristirahat dengan baik di rumah saja."

Tuan Maheer, "aku tidak apa-apa, jangan khawatir."

Nyonya Salma, "tapi, Yah, kau bahkan telah menjalani operasi dua kali, Ibu tak mau kalau terjadi sesuatu padamu di kemudian hari."

Demi mendengar kekhawatiran istrinya, Tuan Maheer terkekeh kecil dan kembali memeluk istrinya dengan gelas kosong di tangan, "berhentilah memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi, aku tak akan membiarkan Ibu menjadi janda di waktu dekat. Dan tentang Alka yang tidur di kamar tamu, boleh jadi Ibu juga cuma salah lihat. Yakin sajalah hubungan mereka akan baik-baik saja."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 24

    Renjana berhenti, menatap kebelakang, tanpa senyum menggoda seperti biasa, hanya senyum sopan sebagai seorang pria. "Kalau kau ingin memarahiku, silahkan saja. Bagaimana pun aku juga ada salah, telah menggoda istri orang."Mira menahan senyumnya, ternyata pria ini memiliki sedikit rasa empati juga! Ia mengulurkan tangan ke arah Renjana, "saat pertama kali aku melihatmu, aku memang sangat marah. Bahkan, baru saja aku juga merasa begitu. Hanya saja, setelah aku pikir-pikir, dari seluruh orang yang berada di dalam kapal raksasa ini sekarang, hanya kau orang yang ku kenal. Jadi, mungkin kita bisa berteman?"Renjana menatap uluran tangan Mira sebentar, mengedikkan bahu, membalas uluran tangannya, "aku tidak biasa berteman dengan seorang wanita sebagaimana mestinya, kau tentu tahu itu. Tapi bagi seorang wanita terhormat seperti mu, hatiku meminta pengecualian."Sebenarnya Mira lumayan faham dengan apa yang Renjana katakan. Hanya saja, karena takut salah menebak, Mira perlu memastikannya, "

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 23

    "Kenapa? Kau sakit jantung?"Renjana menggeleng sedih, "bukan jantung, tapi hati."Setelah di dorong oleh Renjana tadi, jarak antara Mira dan pintu menjadi agak jauh. Dan sekarang Mira kembali berjalan mendekati pintu dan membukanya, "aku bukan dokter! Kalau kau sakit cepat pergi ke ruang kesehatan, kalau kau tak tahu jalannya, kau lurus saja dari sini, nanti naik ke lantai dua, di sana ada ruang kesehatan paling luas di kapal!"Wajah Renjana jadi muram, "aku tak mau ke dokter!""Kenapa? Kau bukan orang miskin yang kekurangan uang! Lagi pun, bagi pelanggan VIP, fasilitas kesehatan itu bisa kau ambil secara gratis!"Renjana terlihat tak ingin menjawab perkataan Mira. Ia malah berjalan santai ke arah kasur gadis itu. Mira yang tak menduga apa yang akan Renjana lakukan sebelumnya merasa kaget, "apa yang kau lakukan? Pergi dari sana!"Dengan santai Renjana melepas sepatunya dan berbaring di ranjang Mira, "kau sama sekali tak tahu masalah hati antara pria dan wanita ya?"Merasa khawatir,

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 22

    Drrrt drrt drrtt! Sedari tadi ia berjalan menuju kamarnya, Renjana terus merasa kan ponselnya bergetar asa yang menelpon. Namun memang sengaja tak ia angkat kala mengetahui siapa sumber dari suara itu. Sekarang ketika ia berbaring dengan lelah di atas kasurnya, ponsel itu tak henti mengeluarkan getaran menyebalkan! Dan ketika Renjana hendak menonaktifkan ponselnya, sebuah pesan dengan huruf besar-besar muncul, "ANGKAT TELPONNYA BODOH!!!" Renjana tak ingin menghiraukannya. Namun tangannya gatal untuk menekan ikon hijau dan mendengar apa yang akan orang itu katakan, {"AKU MENYURUHMU KE KOTA RINTIS DAN MENGAMBIL ALIH TANAH KELUARGA MAHEER, BUKAN MALAH NGELAYAP DENGAN KAPAL ITU!!!"} Suara teriakan itu, membuat Renjana langsung menjauhkan ponselnya dari telinga, ia menjawab dengan tenang, "kau hampir membuatku tuli!" Si penelepon, Tuan Daksa, yang apalah daya adalah ayahnya sendiri di sebrang sana tengah uring-uringan. Ia tadi mendapat kabar dari asisten nya bahwa Renjana mengung

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 21

    "Tapi itu fitnah!" Renjana sudah akan memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya. Tiba-tiba ia seolah dapat ide besar, "kalau begitu, bagaimana kalau kita jadikan itu tidak fitnah?" Mira memikirkan dengan baik apa yang di maksud dengan ucapan Renjana. Dan ketika ia menyadari nya, ia hampir berteriak karena kesal! Untung saja, pikiran normalnya mampu menganalisis keadaan sehingga tam melakukan hal bodoh itu. Dan sebagai gantinya, Mira menatap Renjana penuh remeh, "jadi, begitu caramu merayu semua wanita?" Dengan ringan Renjana menjawab, "tidak juga, kebanyakan mereka yang menggodaku. Boleh di bilang, aku baru melakukan ini untukmu saja!" Mira mendengus dengan mulut penuh, sama sekali tak percaya yang Renjana katakan, "omong kosong!" "Kata siapa omong kosong?" "Kataku, tentu saja!" Renjana menaikkan sebelah alisnya, "kau tak lihat apa yang barusan Maria lakukan padaku?" "Namanya Ling Ling!" "Ya itu dia, Ling Ling!" "Tidak!" Dengan segera Renjana meletakkan alat

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 20

    Habis sudah seluruh kata-kata dalam benak Mira. Bagaimana bisa ada orang yang begitu mudah berkata ingin menjadi pacarnya! Renjana, "pertama-tama, aku ingin tahu siapa namamu dulu?"Lihatlah! Ia bahkan tak tahu siapa namanya! Renjana kembali meneruskan kata-kata nya, "jadi, mari kita lupakan masalah kemarin dan berkenalan dengan lebih baik. Namaku Renjana..." Ia mengulurkan tangannya ke arah Mira. Mira, "...."Entah mengapa pria itu selalu bisa membuat mulutnya terbungkam! Renjana, "ayolah, kita berdua sama-sama telah dewasa, lupakan masalah kemarin, bukankah kita berdua sama-sama salah? Kau salah memasuki kabinku, dan aku salah mengenalimu sebagai gadis penghibur."Mira telah membuka mulutnya hendak protes, namun sebuah suara yang sangat merdu menginterupsi nya, "kak Renjana, kau ada di sini juga?"Seorang gadis berwajah oriental yang khas, berkulit putih dengan mata sipit dan tubuh ramping, datang dan langsung mendudukkan dirinya di pangkuan Renjana. Renjana sama sekali tak me

  • Noda dalam rumah tangga   Bab 19

    Malam harinya, Mira kembali membersihkan diri dan keluar untuk makan. Sejak pagi tadi, karena merasa terlalu kesal, Mira bahkan sampai tam merasakan lapar sama sekali. Namun sekarang justru perutnya terasa keroncongan. Di kapal itu sebenarnya menyediakan layanan antar makanan hingga ke kamar. Tapi karena Mira sudah merasa sumpek di kamar seharian, ia memilih keluar sekalian jalan-jalan. Untung saja ketika kemarin ia memutari hampir setengah isi kapal demi mencari kamarnya, ia sempat melihat restauran besar di bagian tengah. Jadi, ketika sekarang akan keluar, Mira tak perlu khawatir tersesat. Mira mengedarkan pandangannya, tempat makan itu begitu luas, mewah, dan sangat bersih. Banyak sekali orang dari kalangan elit tengah makan di jam ini. Meskipun begitu, masih terlihat beberapa meja kosong di bagian ia berdiri. Mira tersenyum, "bahkan sebuah kapal bisa memiliki restauran seluas pasar!""Tentu saja, Nona. Kapal ini sangat besar, dengan sembilan ratus tiga puluh kamar, bisa me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status