Setelah melakukan check in tiket pesat menuju Vancouver, Annabella meminta izin ke Roxane untuk menemui Joel Falcon sekaligus sarapan. Dia berlari-lari kecil menuju Cedar Restoran karena memang sudah terlambat setengah jam dari janji temunya dengan si sugar daddy.Dengan napas terengah-engah Annabella menyapukan pandangannya ke seisi restoran masakan Italia itu. Alisnya yang tebal berkerut cemas. Dan di sudut ruangan seorang pria bertubuh besar dalam setelan jas Armani merah maroon rapi melambaikan tangan ke arahnya. Annabella tersenyum rikuh seraya melangkah anggun di atas high heels 12 sentimeter menuju ke meja Joel Falcon. Dia berkata pelan, "Morning, Joel. Maaf ... jalannya agak macet tadi dan aku harus check in tiket terlebih dahulu sebelum ke mari!""No problem, Dear. Duduklah dan pesan menu sebelum kita chit chat, okay?" sahut Joel seraya memberi kode ke waitress untuk mengambilkan buku menu.Seorang wanita muda bersanggul rapi dengan seragam restoran warna putih hitam menyera
"Ampuni aku, Master Joel! Ini tak akan pernah terjadi lagi ... please ... please. Aku janjinakan menghilang jauh dari Anda dan Annabella!" Kyle Lamark berlutut menyembah-nyembah di hadapan Joel Falcon dengan dikelilingi selusin pengawal yang bersenjata api di mansion tycoon minyak Amerika Serikat itu."BRAKK!" Joel menggebrak meja makan lalu bangkit berdiri untuk menghajar pria mesum yang telah berani melecehkan kekasihnya, Annabella. Pukulan tinju keras Joel menghantam wajah dan tubuh Kyle bertubi-tubi hingga pria kepercayaannya yang berani menikung dari belakang itu muntah darah. "Cuihh ... rasakan itu. Aku sampai tak percaya mendengar laporan dari Bella mengenai kebejatanmu. Akan tetapi, video rekaman di laptop yang ada di kamarmu itu membuktikan segalanya, Kyle. Jadi begitu balasanmu atas kebaikanku selama ini, hahh?! Hajar dia sampai mampus!" teriak Joel penuh emosi.Tiga pengawal memukuli dan menendang Kyle yang sudah berlumuran darah terkapar di lantai. Joel lalu memberi tand
"Hubby, sarapan dulu sebentar!" ujar Ellen saat melihat suaminya sudah berpakaian rapi ke luar dari kamar mereka.Andrew menenteng jas dan tas kerjanya yang berisi curiculum vitae pekerjaan sebelumnya. Untungnya Ellen tak pernah menanyakan tentang asal usulnya sehingga istrinya tidak tahu bahwa dia tadinya adalah detektif swasta yang ditugasi menculik Sergio setelah Elleen melahirkan."Mmm ... aroma masakanmu lezat, Ellen. Baiklah, ayo kita sarapan bersama!" jawab Andrew lalu mengambil sendok dan garpu di samping piring. Ellen membuat Rissoto dengan taburan daging asap sapi dan lelehan keju mozzarela. Dia berpikir makanan khas Italia itu akan mengenyangkan suaminya hingga tengah hari. Segelas susu sapi segar juga tersaji di hadapan Andrew.Pria itu menghargai betapa Ellen merawat kesehatannya dengan makanan bergizi sekali pun hanya sederhana. Tidak ada pilihan menu lain, yang tersaji satu menu saja. Namun, itu cukup bagi Andrew. "Apa sebentar lagi kamu akan berangkat ke cafe juga, E
"Apa kau ingin bercinta denganku sekarang atau kita langsung kembali ke halaman belakang untuk berpesta, Ellen?" goda Andrew Vinson dengan senyuman miringnya.Ellen pun tertawa parau karena baru saja selesai menangis. Namun, di sisi pria yang dinikahinya itu Ellen lebih cepat terhibur dan melupakan kesedihannya. "Apa mereka tak akan mencari kita, Hubby?" balasnya ragu-ragu.Jemari tangan Andrew yang panjang melucuti kancing kemeja putih Ellen dengan lincah. "Aku akan melakukannya dengan cepat tanpa mengurangi kenyamananmu, Nyonya Vinson!" jawab Andrew lalu memulai cumbuan lembut di sekujur tubuh berkulit cokelat sewarna karamel itu di atas sofa.Desahan Ellen membuat Andrew semakin bergairah untuk menyentuhnya lebih banyak lagi. Betis ramping wanita Mexico itu meliliti pinggang Andrew dan membuat penyatuan yang menggetarkan di antara mereka semakin intens. Bibir Andrew memagut bibir Ellen seperti orang kelaparan, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan bisa menikmati tubuh molek istrinya
Suara lagu biduanita Mexico terdengar mengalun dari halaman belakang rumah tua keluarga Perez. Puluhan orang dari bayi, anak-anak balita, remaja, dan orang dewasa hingga lansia berkumpul di sana merayakan malam pergantian tahun baru.Aroma daging yang dipanggang berpadu dengan bumbu rempah tercium begitu lezat dan membuat semua orang menjadi lapar. Bergelas-gelas minuman dingin disajikan oleh Andrew Vinson yang alih profesi khusus malam ini menjadi bartender. Sementara Ellen dan Gustavo berkolaborasi di depan tungku panggangan.Ayah Gustavo bersama saudara-saudaranya membakar ikan Giant Traveley hasil memancing kemarin semalaman di laut. Sedangkan, para ibu sibuk di dapur menyiapkan nasi, kentang tumbuk, french fries, dan jagung rebus sebagai pendamping lauk protein hewani yang beraneka ragam. "Eduardo, kami ingin bergabung ke mari saja untuk merayakan pergantian tahun baru!" ujar Roberto Sampras, tetangga mereka dari pagar belakang yang berbatasan dengan halaman belakang rumah kelua
"Andre, apa kamu sudah siap?" tanya Gustavo Perez yang menjemputnya untuk membeli jagung dan bahan makanan ke pasar. Malam nanti mereka akan merayakan pesta kecil jelang tahun baru di halaman belakang rumah tua keluarga Perez."Si, Señor!" sahut Andrew Vinson sambil tertawa renyah. Pria bertubuh besar itu membonceng sepeda motor Gustavo.Ellen dan si kecil Sergio sudah berada di cafe baru yang disewa patungan dengan uang suaminya; Cafe de Luna. Para pelanggan yang dahulu sering membeli makanan dan minuman di kedai kecil Ellen tetap setia berkunjung ke cafe tersebut.Anak Ellen dengan Austin Robertson itu tumbuh sehat dan diakui sebagai putra Andrew Vinson yang sah secara hukum di Mexico. Usianya hampir setahun, Sergio sudah mulai bisa mengoceh bahasa bayi yang abstrak dan sesekali memanggil 'mama' dan 'dadda', panggilan untuk Ellen dan Andrew. "Nyonya Vinson, aku pesan dua Burrito extra chili dan dua es limun untuk take away!" ujar seorang pria karyawan kantor di dekat cafe itu."Oka
Hari kedua di Hawaii terasa lebih menyenangkan bagi Esmeralda ketika dia terbangun di pagi hari yang hangat bermandikan sinar mentari. Hembusan napas lembut terdengar saat Esmeralda menatap wajah suaminya tepat di hadapannya. Jeffrey Norton memiliki fitur wajah dengan lekuk tulang pipi dan rahang yang kokoh. Bulu matanya berwarna cokelat gelap nyaris hitam dan rimbun sama seperti alisnya. Bibirnya tidak telalu tebal, tetapi penuh sexy berwarna merah muda alami.'Hubby, aku baru menyadari betapa tampan dirimu. Seharusnya aku langsung tergila-gila pada padangan pertama saat kita bertemu dulu di ruang praktikmu. Sayangnya aku dulu masih berstatus istri Austin, dia membuat duniaku kelabu hingga tak mampu melihat dengan jelas segala yang ada di sekelilingku!' batin Esmeralda. Dia pun jadi teringat akan mantan suami pertamanya itu. Austin Robertson memiliki nafsu badak terkait wanita cantik dengan tubuh berlekuk sempurna. Memang terlalu menjijikkan karena pria itu gemar berselingkuh dan b
"Brrr ... aku merasa musim dingin kali ini lebih menyiksa. Apa memang seorang wanita hamil lebih tidak toleran ketika merasakan suhu rendah seperti ini, Jeff?" tanya Esmeralda ketika mereka turun dari mobil di pintu masuk Bandara Kansas City. Jeff mengambil troli untuk membawa koper mereka lalu menjawab sambil tertawa, "Kita akan liburan ke daerah tropis, Darling. Nanti kau bisa sun bathing sepuasnya hingga lupa rasanya musim dingin di Kansas!" "Yeah ... aku tak sabar untuk segera mendarat di Hawaii!" tukas Esmeralda ikut tertawa karena kekonyolannya. Mereka bahkan baru akan melakukan check-in tiket pesawat.Bagi Jeff, senyum dan tawa istrinya adalah kebahagiaannya. Dia tak keberatan untuk mengambil cuti panjang sampai tanggal 5 Januari sama seperti Esmeralda. Prioritasnya saat ini adalah menjamin istrinya selalu disenangkan.Pesawat American Airlines yang membawa pasangan suami istri itu menuju ke Hawaii mengudara di pagi hari waktu Kansas. Bangku penumpang terisi penuh, rupanya ba
"Happy holiday, Dokter Jeffrey Norton dan Nyonya. Sampai jumpa di lain kesempatan!" ucap Dokter Alan Bowmann seraya berjabat tangan seusai acara tahunan rumah sakit. Agatha juga ikut berjabat tangan dengan Jeff dan Esmeralda. Dia tersenyum ramah dan berkata kepada Esmeralda, "Kapan-kapan kita bisa hangout berdua, Esme. Aku berminat untuk berlatih senam yoga juga agar lebih lentur dan fokus!" "Yeah, kau harus mencobanya, Agatha. Itu sangat bermanfaat. Baiklah, kami pulang duluan ya!" sahut Esmeralda seraya melambaikan tangan.Jeff merangkul bahu istrinya dengan protektif lalu mereka berjalan menuju ke pintu keluar aula rumah sakit. Di lorong menuju lift, Jeff berkata, "Entah kenapa sepertinya aku pernah bertemu dengan istri Dokter Alan sebelumnya, ada sesuatu yang familiar dari Agatha. Apa kamu juga merasakannya, Darling?" "Benarkah? Aku baru sekali ini bertemu Agatha, Hubby. Bisa jadi dia mengunjungi praktik suaminya dan kalian sempat berpapasan sebelumnya!" sahut Esmeralda yang te