"Hey, Arnold. Akhirnya semua sudah berkumpul. Ayo kita naik golf cart sekarang saja sebelum matahari bertambah terik!" sambut Johannes Harrison, sahabat baik Tuan Arnold Richero.
"Maaf, tadi aku sedikit terhambat di jalan karena ada perbaikan gorong-gorong air yang membuat lalu lintas macet. Okay, kita berangkat saja sekarang ke padang golf, Johan!" jawab Tuan Arnold lalu naik ke sisi penumpang belakang golf cart.
Seorang caddy golf perempuan mengemudikan kereta golf berisi empat orang pria tersebut. Dia membawa rombongan yang akan bermain golf itu ke tempat favorit mereka di padang rumput golf yang terawat rapi.
"By the way, apa kau sudah memiliki cucu, Arnold?" tanya Edmund Carey, teman main golfnya.
"Emm ... belum, tetapi putri bungsuku baru saja pulang berbulan madu. Sepertinya dia akan memberi kabar gembira tak lama lagi!" jawab Tuan Arnold Richero optimis. Dia memang paling terakhir menim
"Apa kau ingin bercinta denganku sekarang atau kita langsung kembali ke halaman belakang untuk berpesta, Ellen?" goda Andrew Vinson dengan senyuman miringnya.Ellen pun tertawa parau karena baru saja selesai menangis. Namun, di sisi pria yang dinikahinya itu Ellen lebih cepat terhibur dan melupakan kesedihannya. "Apa mereka tak akan mencari kita, Hubby?" balasnya ragu-ragu.Jemari tangan Andrew yang panjang melucuti kancing kemeja putih Ellen dengan lincah. "Aku akan melakukannya dengan cepat tanpa mengurangi kenyamananmu, Nyonya Vinson!" jawab Andrew lalu memulai cumbuan lembut di sekujur tubuh berkulit cokelat sewarna karamel itu di atas sofa.Desahan Ellen membuat Andrew semakin bergairah untuk menyentuhnya lebih banyak lagi. Betis ramping wanita Mexico itu meliliti pinggang Andrew dan membuat penyatuan yang menggetarkan di antara mereka semakin intens. Bibir Andrew memagut bibir Ellen seperti orang kelaparan, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan bisa menikmati tubuh molek istrinya
Suara lagu biduanita Mexico terdengar mengalun dari halaman belakang rumah tua keluarga Perez. Puluhan orang dari bayi, anak-anak balita, remaja, dan orang dewasa hingga lansia berkumpul di sana merayakan malam pergantian tahun baru.Aroma daging yang dipanggang berpadu dengan bumbu rempah tercium begitu lezat dan membuat semua orang menjadi lapar. Bergelas-gelas minuman dingin disajikan oleh Andrew Vinson yang alih profesi khusus malam ini menjadi bartender. Sementara Ellen dan Gustavo berkolaborasi di depan tungku panggangan.Ayah Gustavo bersama saudara-saudaranya membakar ikan Giant Traveley hasil memancing kemarin semalaman di laut. Sedangkan, para ibu sibuk di dapur menyiapkan nasi, kentang tumbuk, french fries, dan jagung rebus sebagai pendamping lauk protein hewani yang beraneka ragam. "Eduardo, kami ingin bergabung ke mari saja untuk merayakan pergantian tahun baru!" ujar Roberto Sampras, tetangga mereka dari pagar belakang yang berbatasan dengan halaman belakang rumah kelua
"Andre, apa kamu sudah siap?" tanya Gustavo Perez yang menjemputnya untuk membeli jagung dan bahan makanan ke pasar. Malam nanti mereka akan merayakan pesta kecil jelang tahun baru di halaman belakang rumah tua keluarga Perez."Si, Señor!" sahut Andrew Vinson sambil tertawa renyah. Pria bertubuh besar itu membonceng sepeda motor Gustavo.Ellen dan si kecil Sergio sudah berada di cafe baru yang disewa patungan dengan uang suaminya; Cafe de Luna. Para pelanggan yang dahulu sering membeli makanan dan minuman di kedai kecil Ellen tetap setia berkunjung ke cafe tersebut.Anak Ellen dengan Austin Robertson itu tumbuh sehat dan diakui sebagai putra Andrew Vinson yang sah secara hukum di Mexico. Usianya hampir setahun, Sergio sudah mulai bisa mengoceh bahasa bayi yang abstrak dan sesekali memanggil 'mama' dan 'dadda', panggilan untuk Ellen dan Andrew. "Nyonya Vinson, aku pesan dua Burrito extra chili dan dua es limun untuk take away!" ujar seorang pria karyawan kantor di dekat cafe itu."Oka
Hari kedua di Hawaii terasa lebih menyenangkan bagi Esmeralda ketika dia terbangun di pagi hari yang hangat bermandikan sinar mentari. Hembusan napas lembut terdengar saat Esmeralda menatap wajah suaminya tepat di hadapannya. Jeffrey Norton memiliki fitur wajah dengan lekuk tulang pipi dan rahang yang kokoh. Bulu matanya berwarna cokelat gelap nyaris hitam dan rimbun sama seperti alisnya. Bibirnya tidak telalu tebal, tetapi penuh sexy berwarna merah muda alami.'Hubby, aku baru menyadari betapa tampan dirimu. Seharusnya aku langsung tergila-gila pada padangan pertama saat kita bertemu dulu di ruang praktikmu. Sayangnya aku dulu masih berstatus istri Austin, dia membuat duniaku kelabu hingga tak mampu melihat dengan jelas segala yang ada di sekelilingku!' batin Esmeralda. Dia pun jadi teringat akan mantan suami pertamanya itu. Austin Robertson memiliki nafsu badak terkait wanita cantik dengan tubuh berlekuk sempurna. Memang terlalu menjijikkan karena pria itu gemar berselingkuh dan b
"Brrr ... aku merasa musim dingin kali ini lebih menyiksa. Apa memang seorang wanita hamil lebih tidak toleran ketika merasakan suhu rendah seperti ini, Jeff?" tanya Esmeralda ketika mereka turun dari mobil di pintu masuk Bandara Kansas City. Jeff mengambil troli untuk membawa koper mereka lalu menjawab sambil tertawa, "Kita akan liburan ke daerah tropis, Darling. Nanti kau bisa sun bathing sepuasnya hingga lupa rasanya musim dingin di Kansas!" "Yeah ... aku tak sabar untuk segera mendarat di Hawaii!" tukas Esmeralda ikut tertawa karena kekonyolannya. Mereka bahkan baru akan melakukan check-in tiket pesawat.Bagi Jeff, senyum dan tawa istrinya adalah kebahagiaannya. Dia tak keberatan untuk mengambil cuti panjang sampai tanggal 5 Januari sama seperti Esmeralda. Prioritasnya saat ini adalah menjamin istrinya selalu disenangkan.Pesawat American Airlines yang membawa pasangan suami istri itu menuju ke Hawaii mengudara di pagi hari waktu Kansas. Bangku penumpang terisi penuh, rupanya ba
"Happy holiday, Dokter Jeffrey Norton dan Nyonya. Sampai jumpa di lain kesempatan!" ucap Dokter Alan Bowmann seraya berjabat tangan seusai acara tahunan rumah sakit. Agatha juga ikut berjabat tangan dengan Jeff dan Esmeralda. Dia tersenyum ramah dan berkata kepada Esmeralda, "Kapan-kapan kita bisa hangout berdua, Esme. Aku berminat untuk berlatih senam yoga juga agar lebih lentur dan fokus!" "Yeah, kau harus mencobanya, Agatha. Itu sangat bermanfaat. Baiklah, kami pulang duluan ya!" sahut Esmeralda seraya melambaikan tangan.Jeff merangkul bahu istrinya dengan protektif lalu mereka berjalan menuju ke pintu keluar aula rumah sakit. Di lorong menuju lift, Jeff berkata, "Entah kenapa sepertinya aku pernah bertemu dengan istri Dokter Alan sebelumnya, ada sesuatu yang familiar dari Agatha. Apa kamu juga merasakannya, Darling?" "Benarkah? Aku baru sekali ini bertemu Agatha, Hubby. Bisa jadi dia mengunjungi praktik suaminya dan kalian sempat berpapasan sebelumnya!" sahut Esmeralda yang te
"Terima kasih sudah mau menemaniku di acara perayaan Natal kali ini, Agatha!" ucap Dokter Alan Bowmann di bangku belakang mobil sedan bersebelahan dengan istrinya."Dengan senang hati, Hubby. Kini kamu sudah memiliki pendamping, jadi mengapa harus menghadiri acara sosial sendirian?" sahut Agatha riang. Dia sejak dulu menyukai acara sosial kalangan atas. Dirinya merasa cocok untuk berada di antara wanita-wanita berpenampilan elegan dan berlatar belakang baik."Yes, semua dokter, perawat, paramedis, dan lainnya akan hadir di acara tahunan ini. Mereka pasti akan antusias untuk berkenalan denganmu, Agatha. Jangan grogi ya nanti!" pesan Dokter Alan Bowmann. Dia percaya wanita yang dia pungut dari penjara itu bisa membawa diri dengan baik di hadapan para koleganya."Tentu saja, jangan cemaskan aku, Hubby!" jawab Agatha. Dia sudah terbiasa dulu belasan tahun lamanya menjadi Nyonya Besar Richero.Musim dingin yang baru saja mulai beberapa minggu belakangan membuat salju putih mendominasi pema
Musim dingin di bulan kedua belas tahun ini dijalani Emilia Pilscher sebagai sosok baru bernama Agatha Cartier. Dia mau tak mau harus menerima identitas yang diberikan oleh Dokter Alan Bowmann itu demi kesejahteraannya sendiri.Sejenak hasrat balas dendam Emilia kepada keluarga Richero sempat padam. Dia larut dalam kebahagiaan dan rasa damai yang ditawarkan oleh suami kontrak barunya. Dahulu dia menikahi Arnold Richero juga dengan perjanjian kontrak yang memiliki batas waktu dan hak yang dibatasi.Perbedaannya yaitu sebagai istri dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pemilik rumah sakit terkemuka di Kansas City tersebut, Emilia lebih banyak melayani kebutuhan biologis duda tanpa anak itu. Wajah Dokter Alan terkesan dingin dan jarang tersenyum di depan publik. Namun, bersama istri barunya dia menjadi lebih sering tersenyum. Sosok mendiang istrinya seperti hidup kembali dalam raga yang berdetak jantung dan bernapas."Nyonya, mobil Tuan sudah sampai di depan teras!" lapor Jubelina Wa
"Hubby, apa boleh aku memintamu libur kerja hari ini?" Celia masih bergelung di pelukan suaminya dalam selimut. Pagi di musim dingin itu terasa menusuk di tulang, dia hanya ingin hangat lebih lama bersama Morgan.Morgan mengecup kening Celia sembari tertawa pelan. "Kenapa tidak? Aku akan menemanimu di rumah hari ini, Baby Girl. Biar Alfons yang mengerjakan tugasku di kantor, dia masih bujangan jadi tak ada yang merecoki!" "Terima kasih, aku terkadang merasa melankolis ketika sendirian tanpamu di rumah. Esmeralda masih lincah dengan kehamilannya di trimester awal dan ... hanya satu janin di perutnya. Aku bersama mereka bertiga seperti gajah bengkak!" keluh Celia yang terdengar menyedihkan.Telapak tangan Morgan mengusap-usap perut besar istrinya. Dia mengerti betapa beratnya membawa tiga anak sekaligus. "Maafkan aku yang terlalu banyak memberikan donor sperma kepadamu, Celia!" candanya."Hmm ... bagaimanapun aku menghasilkan tiga sel telur untuk dibuahi, kita terlalu bersemangat bulan