Zelda tertawa dan berdiri."Gary, sebaiknya kamu jangan mengecewakanku."Gary tertawa begitu keras hingga menunjukkan gigi kuning dan menatap Zelda dengan nakal."Aku nggak susah melakukan ini, tapi kesulitannya adalah uang akan sampai tepat waktu. Nona Nova, kalau uang nggak sampai tepat waktu, aku mungkin nggak bisa mengendalikan mulutku."Senyuman di wajah Zelda menghilang tanpa bekas dalam sekejap."Gary, ini bukan pertama kalinya kita bekerja sama. Kamu harus tahu bagaimana diriku. Sebaiknya kamu nggak macam-macam denganku. Aku, Zelda, nggak akan terancam oleh ini."Setelah mengatakan itu, Zelda berjalan keluar dengan kepala terangkat.Di lantai bawah dan di dalam mobil, Yasmin melihat Zelda datang dan dengan cepat bertanya, "Bagaimana?"Zelda tertawa, "Gary ini benar-benar bodoh dan serakah, tapi jangan khawatir, Nova dikendalikan olehnya. Selama dia ada, Nova pasti akan mencabut gugatannya."Yasmin merasa lega setelah mendengar ini.Yasmin mendengus.Dia mengumpulkan surat pangg
"Simon, apa kamu bisa bantu aku mencarikan dua pengawal?"Terdengar suara Nova dari ponsel. Brian tersenyum dingin saat mendengarnya.Nova lebih memilih untuk mencari Simon daripada mencarinya.Brian langsung menerjang lutut Damian.Terdengar bunyi tulang patah, lalu Damian pingsan lagi.Nova tertegun saat mendengar bunyi di sebelah Simon."Simon, apa yang terjadi?"Simon menatap Brian dengan bibir pucat.Akhirnya Brian berhenti dan mengeluarkan sebatang rokok dari saku setelan jas di samping, lalu menyalakannya.Jelas Simon merasa ekspresi kakaknya makin muram.Dia segera membuka speaker saat berbicara sama Nova.Saat pulang, Brian duduk di kursi roda.Damian dibangunkan sekali lagi.Pria yang sejak awal sudah tidak seperti manusia terus berkata, "Kakak, aku bersalah, tolong maafkan aku! Kakak, aku benar-benar sudah mengakui kesalahanku."Brian menopangkan siku di lutut dan membuka perban di tangannya.Dia membuka perban sambil bertanya, "Apa Yasmin berpartisipasi dalam hal ini?"Simo
Sebenarnya dia tidak seharusnya campur tangan terhadap hal keterlibatan Yasmin dalam kasus penculikan ini dan sudah melibatkan persoalan pidana.Akan tetapi, dia benar-benar tidak tega melihat gadis ini tertipu.Benar saja, setelah dia habis bicara, Nova menunjukkan sebuah ekspresi yang terkejut."Pak Michael, apa maksudnya?"Nova merasa dirinya salah dengar atau dirinya salah mengartikan.Michael mengatupkan bibir sambil menatapnya. Beberapa lama kemudian, barulah dia mengulangi satu kali lagi."Yasmin berpartisipasi dalam kasus penculikan. Dia dan Damian bersekongkol melakukannya."Nova mengerutkan kening dan terbungkam lama."Pak Michael, bagaimana kamu mengetahuinya?"Michael mengeluarkan ponsel dan mengemukakan sebuah video kepadanya.Di dalam video justru adegan Damian diantar ke rumah sakit.Di dalam video, sekujur tubuh Damian terluka, sudah tidak bisa melihat rupa aslinya, tetapi dia menceritakan kronologi kejadian dari awal sampai akhir.Mulai dari kenapa dia ingin menculik N
Pembuluh darah di dahi Nova menggembung, Dia tidak menjelaskan kepada pemilik rumah, hanya mengucapkan terima kasih, lalu mengakhiri panggilan.Dia menaiki taksi menuju apartemen.Tiba di apartemen dia baru menyadari bahwa ternyata pembantu rumah masih di sana.Mata bibi itu berbinar saat melihatnya."Nona Nova, akhirnya kamu pulang? Bagaimana? Apa kamu sudah sembuh?"Nova mengerutkan bibir, "Sudah membaik, terima kasih."Habis bicara, dia menoleh ke arah Brian.Brian memegang sebuah koran dan sedang duduk dengan gaya malas di sofa.Sampai sekarang pria bajingan ini masih ingin berpura-pura?Bukankah dia sedang menunggu kedatangannya?Nova meliriknya, lalu langsung menuju kamar tidur.Brian menyunggingkan ekspresi muram, tetapi tidak berbicara.Begitu masuk ke kamar, Nova tertegun sejenak.Ranjang di kamar tidur dihiasi bunga mawar. Daun bunga yang segar juga terdapat embun bunga.Aroma bunga mawar yang segar menyebar. Meja di samping juga terdapat sebuah kue besar."Apa kamu menyukain
Nova menatap lurus pada pria di depan ini.Beberapa lama kemudian, barulah dia buka suara."Brian, apa kamu tahu bahwa Yasmin terlibat dalam kasus penculikan ini?"Brian tersedak, lalu berkata dengan suara yang agak serak."Kamu sudah tahu?"Dia baru habis bicara, Nova tiba-tiba menamparnya.Dia hampir mengerahkan seluruh tenaga dalam tamparan ini."Brian, kamu lebih membuatku merasa muak dibanding Yasmin."Habis bicara, dia berbalik ke arah luar.Saking sakitnya hati membuat dia sesak napas.Dia bahkan memaksa dirinya untuk berjalan keluar.Jelas pria yang sudah 3 tahun bersamanya, kenapa bisa mengabaikan keselamatannya seperti ini.Jelas dia tahu Yasmin yang menculikku, kenapa bisa menganggap tidak terjadi apa-apa.Dia menahan rasa sakit dalam hati sampai matanya merah.Atas dasar apa pria bajingan ini melukainya berkali-kali seperti ini.Nova juga menarik koper keluar tanpa menoleh ke belakang.Brian tertegun karena tamparan itu.Saat tersentak, dia segera menghalang Nova."Kamu jug
Michael menyunggingkan tatapan dingin."Brian, aku adalah seorang pengacara. Aku justru mau menunjukkan kenyataan di hadapan klienku, biar klienku nggak mengalami kesedihan apa pun! Aku nggak seperti kamu, bisa membuat orang sedih sesuka hati."Brian menyipitkan mata. Tatapannya penuh dengan emosi yang tidak disadari orang.Dia juga tidak pernah berpikir untuk membuat Nova sedih.Hanya saja dia lebih jelas dari siapa pun. Sekarang memberitahunya tentang hal ini hanya akan memperbesar konflik antar mereka.Padahal dia berpikir untuk menunggu Nova berdamai dengannya baru memberitahunya.Tentu saja, dia juga tidak akan melupakan hal ini begitu saja.Dia akan bantu menegakkan keadilan demi kesedihan yang dialami oleh Nova.Akan tetapi, Michael malah langsung memberi tahu Nova begitu saja."Michael, kelak kamu jangan mencampuri urusan antara aku dan Nova. Kalau nggak, jangan salahkan aku untuk menelepon Bibi Nancy!"Habis bicara, Brian langsung mengakhiri panggilan.Michael tidak tahan berd
Kali ini Brian malah segera mengangkat panggilan.Brian duduk di sofa dengan ekspresi muram.Pembantu rumah mengambilkan kapas disinfektan."Pak Brian, bagaimana kalau Anda membilas lukanya dulu."Lengan Brian digigit oleh Nova, sehingga sampai sekarang masih berdarah.Brian melihat luka pada lengan dirinya dengan santai.Dia berkata, "Nggak perlu."Biarkan saja.Dia mesti membalas luka yang Nova tinggalkan padanya.Begitu panggilan tersambung, Yasmin langsung mendengar kata-kata dari pembantu rumah itu.Dia tertegun sejenak, lalu kegirangan.Apakah Brian tidak bisa datang karena terluka?"Brian, apa kamu terluka? Apa kamu nggak datang karena terluka? Kalau begitu, aku tunggu kamu. Tunggu lukamu sembuh baru menjalani operasi."Brian menundukkan kepala dan menyalakan sebatang rokok. Setelah mengisap sekali, baru menjawab, "Nggak perlu tunggu lagi, nggak perlu melakukan operasi ini lagi."Yasmin tertegun sejenak, lalu menjadi marah."Brian, kamu pernah bilang nggak bakal mengabaikan aku!
Sopir juga seseorang yang sangat kepo."Putus cinta?"Nova tidak berbicara.Sopir itu menambahkan, "Duh! Hanya putus cinta, nggak ada apa-apanya! Banyak pria di dunia ini, kehilangan satu masih tumbuh seribu. Kamu begitu cantik, pasti bisa menemukan yang lebih baik. Mungkin setelah itu bisa membuat mantanmu menyesal setengah mati!"Nova tidak tahan tertawa karena kata-kata sopir.Dia menyeka air mata, agar dirinya tidak menangis.Benar-benar tidak layak.Tidak layak untuk menangis, juga tidak layak untuk merusak suasana hati sendiri.Dia mengirim barang ke tempat Nabila, lalu pergi ke rumah sakit.Belum tiba di rumah sakit, ponselnya tiba-tiba berdering lagi.Ternyata panggilan dari Thoriq.Nova meliriknya, lalu menjawab panggilan.Begitu panggilan tersambung, Thoriq langsung menuju topik pembicaraan."Aku dengar dari Rudy, katanya Nona Nova nggak jadi bergabung ke Grup Northy?"Nova mengiakannya."Aku sudah menyia-nyiakan apresiasi dari Pak Thoriq, mungkin aku nggak bisa bergabung ke