Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 138. Musim Semi di Bawah Pohon Bunga Magnolia

Share

Bab 138. Musim Semi di Bawah Pohon Bunga Magnolia

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-06-02 17:13:25

Hari sudah gelap, Gerald baru saja keluar dari dalam kantornya dengan wajah lelah. Seharian ini ia sangat sibuk, dan jadwal meetingnya pun semakin padat.

Bersama Sergio yang selalu menjadi ajudan kepercayaannya. Kini Gerald bergegas pulang dan masuk ke dalam mobil.

Sergio melirik Tuannya dari kaca kecil di atas bangku kemudinya. "Apa Tuan pulang langsung ke rumah atau ke rumah sakit?" tanyanya.

"Ke rumah sakit saja. Aku kepikiran Elodie menungguku," jawab Gerald.

"Baik kalau begitu, Tuan."

Mobil hitam itu membelah jalanan yang ramai malam ini. Gerald duduk bersandar dan mendongakkan kepalanya berusaha untuk menahan kantuk dan lelahnya hari ini.

Hal ini hampir setiap hari terjadi karena ia sangat-sangat sibuk, tetapi bila ia sampai dan melihat Giselle bersama Elodie, rasa lelahnya mungkin akan luntur saat senyuman mereka menyambutnya.

Beberapa menit kemudian, Gerald telah sampai di rumah sakit. Laki-laki itu berjalan ke dalam lorong di lantai tiga belas, dari jauh, ia mel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tien Yenni New Gaghiwu
aduuh bikin penasaran sja,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 145. Kekecewaan Elodie

    Gerald bersungguh-sungguh mengajak Elodie ke sebuah kebun binatang besar yang ada di perbatasan kota Luinz dan kota Palashatt. Kini, Giselle menggenggam tangan kecil Elodie dan menunggu Gerald yang tengah membeli tiket masuk. Di sampingnya, Elodie sangat heboh melihat lukisan-lukisan hewan di sepanjang dinding pintu masuk kebin binatang. "Ma, itu gambar hewan apa? Apa itu singa, Ma?" tanya Elodie, ia menunjuk ke arah gambaran lukisan dinding di depannya. "Iya, Sayang. Itu singa, di sebelahnya ada gajah dan harimau," jelas Giselle, ia menekuk kedua lututnya di samping Elodie. "Wahh ... Mama tau semuanya!" Anak itu tersenyum berseri-seri. Giselle ikut tersenyum sambil membenarkan topi yang Elodie pakai. Sampai akhirnya Gerald muncul dan berjalan mendekati mereka berdua. Laki-laki itu tampak berjalan mendekati mereka berdua. "Sudah, Pa?" tanya Elodie berjinjit menatap sang Papa. "Sudah. Papa sudah beli tiketnya," jawab laki-laki itu menunjukkan tiga lembar tiket di tanganny

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 144. Kuharap, Kau Memegang Janjimu

    Hari demi hari telah berlalu, Giselle menghabiskan waktu sepanjang hari bersama Elodie yang masih dalam masa pemulihan. Sudah tujuh hari lamanya, Gerald tidak datang berkunjung ke rumah Giselle. Meskipun Giselle sadar kalau laki-laki itu sedang sibuk, tetapi Elodie terus menerus menanyakan Papanya. "Ayo, Ma ... ayo telfon Papa, Elodie kangen sama Papa," seru Elodie, anak itu meraih ponsel milik Giselle di atas meja makan dan memberikan pada Mamanya yang tengah membersihkan meja dapur. "Papa masih di kantor, Sayang. Papanya Elodie masih sibuk, kalau sudah tidak sibuk pasti Papa akan ke sini, Nak," ujar Giselle, ia melanjutkan pekerjaannya tanpa menatap si kecil. "Sabar ya, Sayang. Mama yakin kalau Papa pasti akan ke sini." "Heummm..." Elodie cemberut kesal, padahal ia sangat merindukan Papanya, tapi jawaban sang Mama setiap hari selalu sama. Mendengar tidak ada sahutan atau protes yang dilontarkan oleh si kecil, anak itu duduk di atas lantai dapur dan cemberut memegangi ponse

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 143. Rumah Masing-masing

    Keesokan paginya, Giselle bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Menginap satu malam di rumah Gerald sudah cukup baginya untuk menenangkan hati Elodie. Giselle menggendong Elodie sambil menuruni anak tangga menuju ke lantai satu. Di bawah sana, Gerald tampak duduk di sofa ruang tamu. "Papa..." Elodie langsung berjalan ke arah Gerald begitu Giselle menurunkannya. Mendengar suara si kecil yang memanggilnya, Gerald langsung menoleh dan menutup laptopnya. Laki-laki itu tersenyum dan segera memeluk Elodie yang menghampirinya. "Hai, Sayang. Anak Papa sudah mandi?" tanya Gerald mendekapnya. "Sudah, Papa. Elodie sudah wangi," jawab anak itu tersenyum senang. "Elodie sama Mama juga mau pulang," ujarnya. Mendengar kata 'pulang' seperti yang Elodie ucapkan, membuat Gerald merasa ada sesuatu yang hampa di dalam hatinya. Gerald menoleh pada Giselle yang kini duduk di sampingnya. Ia menatap lekat wajah cantik wanitanya tersebut. "Kau benar-benar ingin pulang sekarang?" tanya Gerald.

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 142. Sebuah Janji yang Selalu Diingat

    Seharian Elodie sibuk bermain di rumah Gerald. Rumah itu seperti surga untuk Elodie, dari mainan yang banyak, segala makanan yang enak pun ada seseorang yang menyiapkannya. Elodie benar-benar senang berada di rumah ini. Setelah makan malam bersama Mama dan Papanya, kini Giselle mengganti baju Elodie dengan piyama tidur. Mereka berdua berada di dalam kamar bernuansa merah muda yang dipenuhi barang-barang lucu milik Elodie. "Ma, kata Papa ini kamar punya Elodie. Bagus sekali ya, Ma," ujar anak itu mendongakkan kepalanya menatap lampu tidur di depan sana. "Iya, Sayang. Elodie suka?" Giselle tersenyum menatap si kecil. "Suka. Elodie suka sekali!" seru anak itu, sebelum menatap wajah Mamanya. "Ma, boleh tidak kalau Elodie tidak usah pulang? Elodie mau di sini saja sama Papa, Mama juga tidak boleh pulang. Di sini, Mama tidak sibuk lagi, Mama temani Elodie terus." Air muka Elodie begitu sedih, kedua telapak tangan kecilnya menangkup pipi Giselle dengan bibir tipisnya yang cemberut.

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 141. Kebahagiaan Elodie, Pulang ke Rumah Papa

    Pagi ini Elodie sudah diizinkan pulang oleh dokter. Anak itu terlihat begitu senang dan antusias menyadari kalau ini ia akan pulang ke rumah Papanya. Sepanjang perjalanan pulang, Elodie duduk dipangku oleh Gerald yang kini duduk di bangku belakang bersama Giselle, dan Sergio yang mengemudikan mobil tersebut. Elodie menatap pemandangan musim semi di kota Luinz yang indah di sepanjang jalan. "Wahhh ... bunganya bagus sekali," ucap anak itu menempelkan kedua tangannya di kaca mobil. Elodie menoleh pada Gerald. "Rumah Papa masih jauh?" tanyanya. "Tidak, sebentar lagi kita sampai, Sayang," jawab Gerald, ia mengecup pipi gembil Elodie. "Asikk...!" Elodie bertepuk tangan kesenangan. Melihat anaknya yang bergitu gembira dan berbunga-bunga seperti ini. Rasanya seperti momen mahal yang tidak pernah Giselle lihat selama ini. Ditambah lagi Gerald yang begitu menyayangi anaknya. Seperti yang Giselle bayangkan dulu-dulu, seandainya Gerald tahu keberadaan Elodie, pasti dia akan menyay

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 140. Wanita Penuh Sandiwara

    "Laura, bukankah itu calon suamimu? Kenapa bersama wanita lain?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh satau teman Laura yang berada di sana bersama Laura saat ini. Satu temannya lagi pun menyahuti, "Gerald sepertinya memberikan hadiah kalung pada wanita itu," ujar Sydney. "Ya ... bahkan kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah melihatmu dengan Gerald sedekat dia dengan wanita itu," sahut Kimberly. "Sebenarnya, kau ini benar-benar kekasih Gerald atau bukan?" Mendengar ocehan kedua temannya, Laura tampak kesal dan menatap mereka dengan tatapan sebal. "Apa kalian tidak bisa diam?!" serunya geram. Kimberly dan Sydney pun saling tatap satu sama lain. Aneh saja bagi mereka berdua. Di depan mereka Laura selalu mengunggul-unggulkan Gerald yang Laura bilang selalu mencintainya dan memberikan apapun yang Laura mau. Tapi lihat sekarang? Laura menahan malu, ia selalu berbohong pada temannya seolah Gerald cinta mati padanya dan mengejar Laura untuk mendapatkan hatinya, tetapi itu semua seb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status