Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 14. Gerald yang Sekarang Bukanlah Gerald yang Dulu

Share

Bab 14. Gerald yang Sekarang Bukanlah Gerald yang Dulu

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-04-18 09:23:53

Pukul delapan malam, Giselle mendatangi kediaman Gerald. Giselle segera pergi setelah ia menidurkan Elodie di rumah sakit.

Kini, Giselle sudah sampai di kediaman pria itu. Rumah berlantai dua yang megah dan mewah, berdiri kokoh di atas tanah perumahan para konglomerat di kota Luinz.

Giselle berjalan ke arah teras dan menekan bell pintu rumah itu. Tak lama, pintu pun terbuka dan tampak seorang pelayan yang menyambutnya.

"Nona mencari siapa?" tanya wanita itu.

"Saya asisten Pak Gerald di kantor," jawab Giselle. "Apa Pak Gerald ada?"

"Oh, ada. Silakan masuk."

Giselle melangkah masuk ke dalam rumah itu. Ia duduk di sofa ruang tamu dan diam menunggu.

Hingga terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Giselle menoleh dan melihat sosok Gerald yang menuruni anak tangga. Laki-laki tampan itu tampak segar dan rapi dengan memakai sweater hitam berlengan panjang dan celana bahan hitam.

Sebuah rasa rindu tiba-tiba berlabuh di hati Giselle. Dulu, ia sangat menyukai Gerald yang mengenakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 333. S2. Seorang Adik, Atau Lebih dari itu

    Panggilan sayang yang Kai lontarkan membuat Elodie tercengang. Sudah dua kali ia dipanggil sayang oleh laki-laki itu. Elodie tersipu, ia memeluk boneka beruang yang Kai belikan dan gadis itu meletakkan kembali buket bunga itu di atas meja. "Kakak mau tidur di mana malam ini?" tanya Elodie menatapnya. Kai tersenyum tipis. "Di kamar sebelah saja. Kau tidurlah di sini," jawab laki-laki itu. Elodie mengerjapkan kedua matanya dan memperhatikan Kai yang kini meletakkan jas putihnya di atas sofa. Laki-laki itu berdiri di depan meja rias melepas arloji yang ia pakai. Melihat pemandangan ini, Elodie teringat saat ia masih kecil. Dulu Mamanya sangat sibuk saat Papanya pulang kerja. Bertanya sudah makan atau belum? Bagaimana seharian ini bekerja? Dan masih banyak lagi. Elodie tergerak untuk bertanya meskipun ia ragu dan tidak percaya diri. "Kak," panggilnya pelan. "Hm?" Kai bergumam, laki-laki itu menoleh ke belakang padanya. "Emm ... Kakak sudah makan malam?" tanyanya. Kai berdehem pe

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 332. S2. Sembuhkan Lukamu Bersamaku

    Pukul setengah sepuluh malam Kai baru sampai di rumah. Ia masuk ke dalam rumah dan semua ruangan tampak sunyi. Kai menatap ke arah kamar milik Mama dan Papanya, pintu kamar sudah tertutup, tandanya Mama dan Papanya sudah tidur. Kai menaiki anak tangga menuju ke lantai dua. Ia berjalan sepelan mungkin. Kai membuka pintu kamarnya dan ia melihat Elodie tertidur pulas dengan selimut tebal menutupi tubuhnya. "Dia benar-benar tidur?" gumam Kai pelan. Kai meletakkan buket bunga mawar merah muda berukuran besar itu di atas sebuah nakas. Ia duduk bersandar pada bakas itu dan tersenyum tipis menatap wajah Elodie yang begitu cantik, pulas dalam tidurnya. Cahaya berwarna kuning dari lampu tidur menambah kesan hangat yang menyelimuti. "Enggghh..." Gadis itu tiba-tiba bangun membuka kedua matanya. Pandangannya tampak kosong dan matanya sayu. Kai tercengang, Elodie tertidur, tapi ia juga terbangun. "Ma," lirih gadis itu. "Tutup pintunya. Ma, tidurlah dengan Elodie..." Kai melambai-lambaikan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 331. S2. Tak Ada Laki-laki Seperti Kai

    Kai mengajak Elodie dan membawa gadis itu ke rumah kedua orang tuanya. Kedatangan Elodie dan Kai membuat Amara dan Martin begitu senang pagi ini. Tampak Amara yang tersenyum manis saat melihat Elodie yang begitu manis. "Begini dong, Elodie sesekali main di rumah Mama. Masa dulu waktu masih kecil sering menginap di sini, sudah besar malah jarang ke rumah Mama," ujar Amara dengan bibir cemberut. "Elodie sibuk sekolah, Ma. Setelah lulus nanti, pasti waktu yang Elodie miliki lebih banyak," jawab gadis itu. "Iya, Sayang. Ayo ikut Mama ke belakang," ajak Amara merangkulnya. Sedangkan Kai bersama Papanya, mereka mengikuti Amara dan Elodie."Itu, kenapa Elodie tidak sekolah?" tanya Martin. "Jam kosong, Pa. Dia baru selesai ujian di sekolahnya," sahut Kai. "Jadi aku mengajaknya ke sini. Om Gerald dan Tante Giselle ada di Krasterberg. Mereka akan satu Minggu di sana." "Bagus! Elodie tinggal sama Mama dan Papa saja di sini!" seru Amara. Kai merotasikan kedua matanya. "Om Gerald menitipka

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 330 S2. Tiada Seseorang yang Sepertimu

    Elodie merasa pegal pada pundaknya, gadis itu beringsut untuk meringkuk. Namun ia merasakan napas yang hangat menyentuh kulit lehernya. Sontak, Elodie langsung terbangun cepat dan membuka kedua matanya lebar-lebar. Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Kai yang tertidur dengan posisi duduk di sampingnya. Elodie kaget bukan main. 'Astaga! Kenapa Kak Kai ada di belakangku? Apa yang terjadi? Apakah aku ... mengigau?' Elodie terdiam dan ia memperhatikan satu lengan Kai yang menggenggam tangan Elodie dan memeluknya. Elodie terdiam. Gadis itu menatap ke arah jendela apartemen. Dari balik gorden putih itu, terlihat jelas bila hari sudah pagi. Elodie kembali menoleh ke belakang pada Kai yang masih tertidur. "Kak..." Ragu-ragu ia membangunkan Kai. "Kakak tidak ke rumah sakit?" tanyanya. Kai membuka kedua matanya. Ia mengusap wajahnya pelan dan menatap Elodie yang duduk menatapnya dengan wajah pias. Senyuman tipis terukir di bibir Kai. Laki-laki itu menarik lengan Elodie h

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 329. S2. Tidurlah, Aku Akan Memelukmu

    Setelah makan malam bersama, Kai mengajak Elodie kembali pulang bersamanya. Gadis itu terlihat mengantuk, hingga Kai memintanya untuk segera beristirahat. Elodie baru saja mengganti pakaiannya dengan piyama hangat berwarna putih. Gadis itu baru saja keluar dari dalam kamar ganti dan ia melihat Kai mengambil sebuah bantal dan selimut di lemari. "Kakak mau ke mana?" tanyanya dengan wajah bingung. "Aku akan tidur di kamar sebelah. Kalau kau butuh apa-apa nanti malam, panggil Kakak saja." Elodie mengangguk. Ia berjalan mendekati ranjang. Kai yang hendak menutup pintu kamar, laki-laki itu memperhatikan Elodie. "Susunya diminum dulu, ingat ... jangan meminum obat tidurnya lagi." "Iya, Kak," jawab Elodie lirih. Pintu kamar pun kembali tertutup. Elodie naik ke atas ranjang. Gadis itu meraih ponsel miliknya dan ia terdiam saat melihat banyak pesan masuk di dalam ponselnya dari grup kelas dan juga pesan-pesan dari teman-teman, sekaligus Rafael yang mengirimkan lebih dari dua puluh

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 328. S2. Menjadi yang Sehangat Mungkin

    "Ekhemm ... sedang memasak apa?" Elodie tersentak saat mendengar suara bariton berat di belakangnya. Tanpa sadar, gadis itu meraih pisau di hadapannya dan mencekalnya erat sambil membalikkan badannya dengan wajah tegang. Setakut itukah? Kai sontak mengangkat kedua tangannya dan ia tersenyum tipis. "Oops ... hampir saja!" ucap Kai lirih diikuti tawanya. Elodie yang kaget saat tahu itu adalah Kai. Gadis itu cepat meletakkan pisau di tangannya. Ia menelan ludah saat Kai berjalan mendekat. Ia berdiri di hadapan Elodie dan menatap makanan yang tertata di meja makan. "Apa kau punya telepati denganku? Tahu saja kalau aku sedang lapar," ujar Kai langsung meraih piring dan sendok di yang sudah Elodie siapkan. Gadis itu tersenyum tipis, perasaannya berubah menjadi senang. Ia menatap Kai yang kini duduk di hadapannya menatap masakan-masakan sederhana yang Elodie buat. Namun, entah seperti apa rasanya. "Emm ... aku tidak bisa memasak yang enak," cicit gadis itu. "Tapi, tadi aku s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status